29 dengan kode etik umum yang berlaku. Sedangkan, relativisme
menganggap bahwa aturan etika sifatnya tidak universal karena etika dilatarbelakangi oleh budaya yang berbeda-beda
.
b. Pengetian Idealisme
Idealisme mengacu pada konsekuensi pada keputusan yang diinginkan dapat diperoleh tanpa melanggar nilai-nilai luhur moralitas
yang ada. Idealisme dideskripsikan sebagai sikap individu atau sebuah tindakan dan bagaimana tindakan itu berakibat pada orang lain. Setiap
individu yang memiliki idealisme tinggi percaya bahwa tindakan etis seharusnya memiliki pengaruh yang positif dan selalu berdampak baik
dan tidak merugikan pada orang lain sekecil apapun. Namun, individu yang memliki idealisme rendah menganggap prinsip moral sebaiknya
dihindari dan tidak menutup kemungkinan perilaku negatif dibutuhkan dalam situasi tertentu Mella, 2015.
c. Pengertian Relativisme
Relativisme mengacu pada suatu sikap atau perilaku yang menolak terhadap nilai-nilai moral yang absolut dalam mengarahkan perilaku
etis. Individu yang memiliki tingkat relativisme yang tinggi menganggap bahwa tindakan moral tergantung pada situasi dan sifat
individu yang terlibat, sehingga mereka akan mempertimbangkan situasi dan kondisi individu dibandingkan prinsip etika yang telah
30 dilanggar sehingga cenderung untuk menolak gagasan mengenai kode
moral. Individu dengan tingkat relativisme yang rendah hanya akan mendukung tindakan-tindakan moral yang berdasar kepada prinsip,
norma, ataupun hukum universal. Idealisme dan relativisme bukan merupakan dua hal yang berlawanan tetapi lebih merupakan hal yang
terpisah.
d. Indikator Orientasi Etis
Penelitian ini menggunakan indikator milik Greenfield et.al 2007 dengan memodifikasi indikator dikarenakan satu indikator tidak sesuai
dengan variabel orientasi etis sehingga tidak dipergunakan. Indikator - indikator yang digunakan yaitu:
1 Idealisme Idealisme adalah suatu sikap yang menganggap bahwa tindakan
yang tepat atau benar akan menimbulkan konsekuensi atau hasil yang diinginkan. Seseeorang yang idealis memiliki prinsip bahwa
merugikan orang lain adalah hal yang selalu dapat dihindari dan mereka akan melakukan tindakan yang mengarah pada suatu
tindakan yang berkonsekuensi negatif. 2 Relativisme
Relativisme adalah suatu sikap penolakan terhadap nilai – nilai
moral yang bersifat absolut dalam mengarahkan perilaku. Individu dengan tingkat Relativisme yang tinggi cenderung menolak
31 gagasan mengenai kode moral, dan individu dengan Relativisme
yang rendah hanya akan mendukung tindakan-tindakan moral yang berdasar kepada prinsip, norma, ataupun hukum universal.
3. Tingkat Pengetahuan Akuntansi
a. Pengertian Pengetahuan Akuntansi
Secara etimologis pengetahuan adalah ilmu. Pengetahuan merupakan suatu hasil dari peristiwa yang terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia yakni: penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo, 2003.
Menurut Fitri 2009, definisi akuntansi dimuat dalam Accountancy Terminology Bulletin
No. 1 yang diterbitkan oleh Accounting Principles Board APB
adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian bersifat keuangan dengan cara yang
berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang dan penginterprestasian hasil proses tersebut. Belkaoui 2006 mendefinisikan akuntansi
sebagai suatu aktivitas jasa yang memiliki fungsi menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang satuan-
satuan ekonomi yang dapat bermanfaat dalam menetapkan pilihan- pilihan yang logis diantara berbagai tindakan alternatif.
32 Menurut Henry 2000, akuntansi terdiri dari tiga aktivitas atau
kegiatan utama yaitu: 1 Aktivitas identifikasi Identifiying
Suatu aktivitas untuk mengidentifikasikan transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan.
2 Aktivitas pencatatan Recording Aktivitas yang dilakukan untuk mencatat transaksi-transaksi yang
telah diidentifikasi secara kronologis dan sistematis. 3 Aktivitas komunikasi Communicating
Aktivitas untuk mengkomunikasikan informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan kepada para pemakai laporan keuangan
atau pihak yang berkepentingan baik internal perusahaan maupun pihak eksternal.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan akuntansi adalah suatu ilmu yang tersusun secara sistematis mengenai
pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk
satuan uang dan penginterprestasian hasil proses dalam membuat pilihan tindakan dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang
jelas mengenai keadaan suatu kondisi perusahaan.
b. Pengukuran Tingkat Pengetahuan Akuntansi
Pengukuran pengetahuan
akuntansi menggunakan
range penggolongan berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif IPK. IPK
adalah suatu angka yang digunakan untuk mengukur prestasi studi mahasiswa yang didapat dari jumlah angka mutu dibagi dengan
jumlah Satuan Kredit Semester SKS Reno dan Wiwik, 2003.