kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ginting 2013 dimana variabel kepemilikan
institusional berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan institusional dalam perkebunan belum memberikan dampak
yang signifikan terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan kemungkinan disebabkan oleh persentase kepemilikan institusional banyak yang persentasenya
hampir sama dengan kepemilikan publik, sehingga tekanan kepada perusahaan untuk menerapkan Good Corporate Governance masih kurang. Selain itu dalam
kepemilikan institusional kemungkinan adanya kepentingan pihak lain dalam pembelian saham, sehingga perusahaan perlu memperhatikan tujuan dan latar
belakang membeli saham perusahaan.
5.5.5 Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap profitabilitas perusahaan
Hasil analisis regresi terhadap variabel kepemilikan manajerial X4 menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial pengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sibarani 2010 bahwa kepemilikan manajerial
tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Kemungkinan faktor yang mendukung hipotesis penelitian ini tidak
didukung adalah minimnya jumlah saham yang dimiliki oleh dewan direksi, dewan komisaris maupun manajer perusahaan. Kepemilikan saham manajerial
belum dapat membantu penyatuan kepentingan antara pemegang saham dengan manajer, karena rendahnya proporsi kepemilikan saham manajerial sehingga
kinerja perusahaan kurang baik. Pada perusahaan dengan kepemilikan oleh manajer yang sekaligus pemegang saham tentunya akan menselaraskan
Universitas Sumatera Utara
kepentingannya sebagai manajer dengan kepentingannya sebagai investor. Sementara dalam perusahaan tanpa kepemilikan manajerial, manajer yang bukan
pemegang saham kemungkinan hanya mementingkan kepentingannya sendiri. Dari beberapa perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
terdapat 3 perusahaan yang memiliki persentase saham manajer yaitu PT. BW Plantation, Tbk., PT. Jaya Agro Wattie, Tbk dan PT. Tunas Baru Lampung, Tbk.
Perusahaan tersebut hampir semuanya memiliki persentase kepemilikan saham manajarial yang sangat kecil sehingga belum dapat membantu penyatuan
kepentingan antara pemegang saham dengan manajer Laporan tahunan PT. BW Plantation, Tbk., PT. Jaya Agro Wattie, Tbk dan PT. Tunas Baru Lampung, Tbk.,
2013. Sedangkan sisanya sebanyak 4 perusahaan yaitu PT. Astra Agro Lestari, Tbk., PT. Sampoerna Agro, Tbk., PT. Salim Ivomas Pratama, Tbk., dan PT. Sinar
Mas Agro Tesources, Tbk sama sekali tidak memiliki persentase kepemilikan saham manajerial Laporan tahunan PT. Astra Agro Lestari, Tbk., PT. Sampoerna
Agro, Tbk., PT. Salim Ivomas Pratama, Tbk dan PT. Sinar Mas Agro Tesources, Tbk., 2013.
5.5.6 Pengaruh komisaris independen terhadap profitabilitas perusahaan