Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian Kemalasari,
Endang. 2009.
Pengaruh penerapan GCG
terhadap kinerja perusahaan
perbankan yang terdafta di Bursa
Efek Indonesia. Dependen Variabel :
a. Kinerja perusahaan Independen Variabel :
a. Dewan Komisaris b. Kepemilikan
Institusional c. Komite Audit
Secara simultan dan parsial penerapan
GCG dewan
komisaris, kepemilikan
institusional dan komite audit tidak
berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan ROA, NPM, ROE, BOPO, dan ROE.
Sibarani, Jojor Lisbet.
2010. Analisis
pengaruh corporate
governance terhadap kinerja
keuangan pada perusahaan
consumer goods yang terdaftar di
BEI dengan manajemen laba
sebagai variabel intervening.
Dependen Variabel : a. Kinerja keuangan
Cash Flow ROA Independen Variabel :
a. Corporate governance
b. Kepemilikan institusional
c. Kepemilikan manajerial
d. Komposisi e. Komisaris
independen f. Ukuran dewan
komisaris g. Komite audit
Intervening Variabel :
a. Manajemen laba
Secara simultan kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, komposisi dewan
komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan komite audit
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
Kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba dan kinerja keuangan.
Kepemilikan manajerial dan komite audit tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba maupun kinerja keuangan.
Komposisi dewan komisaris independen tidak berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja keuangan.
Yonedi, Efa dan Sari,
Dewi Yulia. 2009.
Impact of Corporate
Governance Mechanisms on
Firm Performance;
Evidence from Indonesia’s State
– Owned Enterprises
SOEs Dependen Variabel :
a. Kinerja perusahaan Independen Variabel :
a. Ukuran dewan komisaris
b. Komposisi dewan komisaris
c. Kepemilikan pemerintah
Terdapat hubungan yang positif signifikan mengenai pengaruh
dewan komisaris terhadap ukuran kinerja perusahaan ROA, ROE
dan SER. Adanya
pengaruh negatif
signifikan dari komposisi dewan komisaris terhadap ROA namun
tidak berdampak
signifikan terhadap ROE SER.
Kepemilikan pemerintah memiliki dampak
negatif signifikan
terhadap ROA dan ROE.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Penerapan Good Corporate Governance merupakan keharusan dalam perusahaan untuk memenuhi tuntutan efisiensi dan pencapaian profit dan tujuan.
Agar penerapan GCG di perusahaan dapat berjalan dengan baik, maka dalam perusahaan perlu dilengkapi beberapa perangkat antara lain dewan komisaris,
dewan direksi, komisaris independen dan komite yang ada dibawah dewan komisaris serta struktur kepemilikan modal perusahaan. Sesuai dengan teori
perusahaan yang menerapkan tata kelola adalah perusahaan yang memenuhi kepentingan pemegang saham yaitu memaksimalkan kekayaan. Dengan demikian
penerapan GCG secara optimal akan mampu mendorong peningkatan profitabilitas perusahaan.
Ukuran dewan direksi dalam perusahaan menunjukkan seberapa besar kemampuan dewan direksi dalam memberdayakan segala sumber daya dengan
efektif dan efisien dalam menjalankan perusahaan. Ukuran dewan direksi yang lebih besar dapat memonitor proses pelaporan keuangan dengan lebih efektif
dibandingkan ukuran dewan direksi yang lebih kecil, sehingga semakin besar ukuran dewan direksi, maka semakin tinggi profitabilitas yang dapat dicapai.
Dewan komisaris memiliki peran dan tanggung jawab memberikan nasehat dan pengawasan kepada dewan direksi. Semakin banyak jumlah modal
yang diinvestasikan oleh investor ke dalam suatu perusahaan maka akan semakin banyak jumlah dewan komisaris yang dibutuhkan. Apabila dewan komisaris
berhasil menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik maka kinerja dewan
Universitas Sumatera Utara
direksi akan semakin baik pula. Sehingga semakin besar komposisi dewan komisaris, maka akan semakin tinggi profitabilitas perusahaan yang dapat dicapai.
Classens et al 1996 mengemukakan bahwa kepemilikan perusahaan oleh institusional seperti Bank akan menurunkan kemungkinan perusahaan mengalami
kebangkrutan bila dibandingkan dengan struktur kepemilikan yang dimiliki oleh dewan direksi atau dewan komisaris. Apabila perusahaan tersebut dimiliki oleh
instansi seperti bank, ketika perusahaan menghadapi masalah yang berhubungan dengan keuangan, maka perusahaan akan lebih mudah mendapatkan suntikan
dana dari institusi tersebut. Hal ini berarti bahwa perusahaan tidak akan langsung mengalami kerugian. Dengan demikian semakin tinggi persentase kepemilikan
institusional dalam perusahaan maka akan dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Peningkatan kepemilikan managerial dapat menyelaraskan kepentingan manajer dan pemegang saham, sehingga dapat meningkatkatkan profitabilitas
perusahaan. Sebaliknya kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham yang mungkin bertentangan, menyebabkan manajer mengutamakan
kepentingan pribadi. Semakin besar kepemilikan manajerial dalam perusahaan maka manajemen akan lebih giat untuk meningkatkan kinerjanya karena
manajemen mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi keinginan dari pemegang saham yang tidak lain adalah dirinya sendiri. Manajemen akan lebih
berhati-hati dalam mengambil suatu keputusan, karena manajemen akan ikut merasakan manfaat secara langsung dari keputusan yang diambil. Oleh karena itu,
semakin besar jumlah kepemilikan oleh manajerial, maka akan semakin tinggi profitabilitas perusahaan yang dapat dicapai.
Universitas Sumatera Utara
Sementara komisaris independen dalam menjalankan fungsinya untuk memberikan penilaian independen yang dapat menjadi pertimbangan manajemen
dalam pengambilan keputusan agar tidak terjadi konflik kepentingan antara pemegang saham kepemilikan institusional dan manajemen. Melalui perannya
dalam menjalankan fungsi pengawasan, komisaris independen dapat mempengaruhi pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan sehingga
berpengaruh terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan. Penerapan GCG dalam perusahaan seperti dewan direksi, dewan
komisaris, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komisaris independen terhadap profitabilitas perusahaan dapat digambarkan dalam kerangka
konseptual sebagai berikut :
Gambar 3.1 Kerangka konsep penerapan GCG terhadap profitabilitas
Kinerja dewan direksi yang sesuai dengan yang diharapkan oleh pemegang saham akan membuat operasi perusahaan berjalan dengan lancar, dan akan
meningkatkan profitabilitas perusahaan. Teori keagenan yang dikemukan oleh Jensen and Meckling 1976 bahwa masalah keagenan yang dihadapi oleh
pemegang saham mengacu kepada kesulitan investor untuk memastikan dananya Dewan Direksi X1
Profitabilitas Y Dewan Komisaris X2
Kepemilikan Institusional X3
Kepemilikan Manajerial X4
Komisaris Independen X5
Universitas Sumatera Utara
tidak disalahgunakan oleh manajemen perusahaan untuk mendanai kegiatan yang tidak mendatangkan menguntungkan. Untuk menjamin hal tersebut komisaris
independen memberikan penilaian independen yang dapat menjadi pertimbangan dewan direksi dalam pengambilan keputusan. Melalui perannya dalam
menjalankan fungsi pengawasan, komisaris independen dapat mempengaruhi pihak manajemen dalam mengambil keputusan sehingga berpengaruh terhadap
peningkatan profitabilitas perusahaan.
sehingga disimpulkan adanya pengaruh antara dewan direksi dengan komisaris independen terhadap profitabilitas perusahaan.
Dewan komisaris mengawasi kinerja yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Permasalahan dalam penerapan corporate governance adalah adanya
CEO yang memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan dewan komisaris. Efektivitas pengawasan dewan komisaris dalam menyeimbangkan
kekuatan CEO tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat indepedensi dari dewan komisaris tersebut. Oleh sebab itu dewan komisaris perlu untuk membentuk
komisaris independen yang benar-benar independensi dari keinginan pemilik saham dan manajemen, sehingga komisaris independen akan mengurangi
kecurangan pelaporan keuangan. Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan
pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif. Tindakan pengawasan yang dilakukan oleh investor institusional dapat mendorong manajemen untuk
lebih memfokuskan perhatiannya terhadap kinerja perusahaan. Kepemilikan institusional juga memiliki pengaruh terhadap pembuatan keputuan tentang
investasi yang besar dalam perusahaan. Untuk memaksimalkan monitoring, dewan komisaris membentuk komisaris independen dalam membantu dewan
Universitas Sumatera Utara
komisaris dalam fungsinya sebagai dewan pengawas. Oleh sebab itu keberadaan komisaris independen bisa memperkuat pengaruh kepemilikan institusional
terhadap profitabilitas perusahaan. Kepemilikan manajerial merupakan pemegang saham yang juga sekaligus
pemilik dalam perusahaan dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan sehingga bisa saja manajer melakukan berbagai cara di
luar dari ketentuan untuk memaksimalkan keuntungan. Komisaris independen
berfungsi untuk melakukan pengawasan secara independen kepada manajemen agar apa yang dilakukan oleh manajer perusahaan sesuai dengan ketentuan yang
ada dalam perusahaan. Intensitas pengawasan yang terus menerus mensyaratkan aktivitas dan
perhatian dari komisaris independen di dalam mengawasi kegiatan perseroan. Kesungguhan dan kesanggupan komisaris independen untuk benar-benar
independen dan mampu menolak pengaruh, intervensi atau tekanan dari manajemen ataupun pemegang saham yang memiliki kepentingan atas keputusan
tertentu. Oleh sebab itu komisaris independen dituntut untuk terhindar dari unsur benturan kepentingan berbagai kepentingan pihak tertentu. Adanya komisaris
independen diharapkan mampu meningkatkan fungsi dewan komisaris sehingga tercipta GCG di dalam perusahaan. Oleh sebab itu keberadaan komisaris
independen bisa memperkuat pengaruh manajemen dan struktur kepemilikan terhadap profitabilitas perusahaan.
Kerangka konsep pengaruh dewan direksi, dewan komisaris, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial terhadap profitabilitas perusahaan
Universitas Sumatera Utara
dengan komisaris independen sebagai variabel moderating dapat dibuat dalam kerangka konseptual sebagai berikut :
Gambar 3.2 Kerangka konsep pengaruh dewan direksi, dewan komisaris, kepemilikian institusional, dan kepemilikan manajerial
terhadap profitabilitas perusahaan dengan komisaris independen sebagai variabel moderating
3.2. Hipotesis Penelitian
Dari uraian teori dan kerangka konseptual di atas, maka dapat dibuat hipotesis dari rumusan masalah yang ada sebagai berikut :
1. Dewan direksi, dewan komisaris, kepemilikian institusional, kepemilikan manajerial dan komisaris independen secara simultan dan parsial berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas perusahaan perkebunan yang ada di Indonesia.
2. Komisaris independen dapat memoderasi hubungan dewan direksi, dewan komisaris, kepemilikian institusional, dan kepemilikan manajerial terhadap
profitabilitas perusahaan perkebunan yang ada di Indonesia. Dewan Direksi X1
Profitabilitas Y Dewan Komisaris X2
Kepemilikan Institusional X3
Kepemilikan Manajerial X4
Komisaris Independen X5
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian