kepentingannya sebagai manajer dengan kepentingannya sebagai investor. Sementara dalam perusahaan tanpa kepemilikan manajerial, manajer yang bukan
pemegang saham kemungkinan hanya mementingkan kepentingannya sendiri. Dari beberapa perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
terdapat 3 perusahaan yang memiliki persentase saham manajer yaitu PT. BW Plantation, Tbk., PT. Jaya Agro Wattie, Tbk dan PT. Tunas Baru Lampung, Tbk.
Perusahaan tersebut hampir semuanya memiliki persentase kepemilikan saham manajarial yang sangat kecil sehingga belum dapat membantu penyatuan
kepentingan antara pemegang saham dengan manajer Laporan tahunan PT. BW Plantation, Tbk., PT. Jaya Agro Wattie, Tbk dan PT. Tunas Baru Lampung, Tbk.,
2013. Sedangkan sisanya sebanyak 4 perusahaan yaitu PT. Astra Agro Lestari, Tbk., PT. Sampoerna Agro, Tbk., PT. Salim Ivomas Pratama, Tbk., dan PT. Sinar
Mas Agro Tesources, Tbk sama sekali tidak memiliki persentase kepemilikan saham manajerial Laporan tahunan PT. Astra Agro Lestari, Tbk., PT. Sampoerna
Agro, Tbk., PT. Salim Ivomas Pratama, Tbk dan PT. Sinar Mas Agro Tesources, Tbk., 2013.
5.5.6 Pengaruh komisaris independen terhadap profitabilitas perusahaan
Hasil analisis regresi terhadap variabel komisaris independen X5 menunjukkan bahwa komisaris independen berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sibarani 2010 bahwa komposisi dewan komisaris
independen tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Fungsi komisaris independen untuk memberikan penilaian independen
yang dapat menjadi pertimbangan dewan direksi dalam pengambilan keputusan
Universitas Sumatera Utara
agar tidak terjadi konflik antara pemegang saham dan manajemen dalam perusahaan perkebunan belum diimplementasikan dengan baik. Selain itu,
komisaris independen kemungkinan dalam pemilihannya belum transparan dan independen. Ada kemungkinan komisaris independen masih memiliki hubungan
afiliasi dengan perusahaan bahkan memiliki jabatan pada perusahaan lain, sehingga dalam menjalankan tugasnya komisaris independen tidak bisa bertindak
secara maksimal, objektif dan independen sesuai dengan prinsip-prinsip GCG transparency, accountability, responsibility, fairness.
Hal ini terlihat posisi komisaris independen dari beberapa perusahaan yang menjadi sampel memiliki jabatan di perusahaan lain. Pada PT. Astra Agro Lestari,
Tbk semua komisaris independen memiliki jabatan pada perusahaan lain. Diantaranya memiliki jabatan direktur Ephindo Energy Pte Ltd., perusahaan gas
lapisan batubara pertama di Indonesia, menjabat sebagai komisaris independen PT. United Tractors, Tbk dan PT. Samudera Indonesia, Tbk., anggota Majelis
Wali Amanah Universitas Indonesia dan Penasehat Tim Olimpiade Fisika Indonesia. Selain itu ada juga yang menjabat sebagai anggota Majelis Wali
Amanat ITB Institut Teknologi Bandung, sebagai anggota dari the-Washington- based International Policy Council on Agriculture Food and Trade yang berbasis
di Washington Laporan tahunan PT. Astra Agro Lestari, Tbk., 2013. PT. Sampoerna Agro, Tbk memiliki 1 dari 2 orang komisaris independen
yang memiliki jabatan pada perusahaan group Sampoerna yaitu menjabat sebagai komisaris independen pada PT. HM Sampoerna, Tbk Laporan tahunan PT.
Sampoerna Agro, Tbk., 2013. Pada PT. Salim Ivomas Pratama, Tbk 1 orang komisaris independen memiliki jabatan jabatan yang berbeda-beda pada beberapa
Universitas Sumatera Utara
perusahaan seperti menjabat ketua komite audit perusahaan, senior advisor di PT. Anugrah Capital dan komisaris independen PT. Harum Energy, Tbk Laporan
tahunan PT. Salim Ivomas Pratama, Tbk., 2013. PT. Sinar Mas Agro Resources, Tbk dari 5 jumlah komisaris independen
terdapat 2 orang yang memiliki jabatan di perusahaan lain. Beberapa jabatan tersebut antara lain menjabat sebagai sebagai Komisaris PT. Indosat, Tbk dan PT.
Visi Media Asia, Tbk, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia KADIN, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia APINDO, Ketua Umum
Federasi Asosiasi-asosiasi Industri Berbasis Elektronika dan Telematika F.GABEL, Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia METI, dan
Anggota Majelis Wali Amanat Millenium Challenge Account Indonesia MCA- Indonesia anggota Komite Inovasi Nasional oleh Presiden Republik Indonesia,
Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu juga ada yang menjabat sebagai komisaris independen dan ketua komite audit PT. Duta Pertiwi, Tbk dan PT.
Bumi Serpong Damai, Tbk., pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di tingkat sarjana dan pasca sarjana Laporan tahunan PT. Sinar Mas
Agro Resources, Tbk., 2013. Pada PT. Tunas Baru Lampung, Tbk terdapat 1 orang komisaris independen yang memiliki jabatan pada perusahaan lain yaitu
Komisaris pada PT. Villa Ayu, Direktur PT. Sunset Studio One Laporan tahunan PT. Tunas Baru Lampung, Tbk., 2013.
5.5.7 Pengaruh dewan direksi, dewan komisaris, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial terhadap profitabilitas perusahaan
dengan komisaris independen sebagai variabel moderating
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji residual menunjukkan bahwa interaksi antara dewan direksi, dewan komisaris, kepemilikan institusional dan
Universitas Sumatera Utara
kepemilikan manajerial terhadap profitabilitas perusahaan dimoderasi oleh komisaris independen menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Variabel
komisaris independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah bukan merupakan variabel moderating. Hal ini berarti komisaris independen bukan
merupakan variabel moderating, sehingga tidak dapat memperkuat hubungan antara dewan direksi, dewan komisaris, kepemilikan institusional dan kepemilikan
manajerial terhadap profitabilitas perusahaan. Jumlah dewan direksi, dewan komisaris, kepemilikan oleh institusional
dan kepemilikan oleh manajerial yang ada dalam perusahaan belum sepenuhnya dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hal ini kemungkinan disebabkan
karena komisaris independen masih memiliki hubungan afiliasi hubungan kekerabatan dengan dewan direksi dan dewan komisaris perusahaan. Komisaris
independen tidak dapat menjalankan fungsinya untuk menjamin akuntabilitas setiap organ perusahaan dan mendorong terciptanya iklim yang lebih objektif.
Sehingga dalam menjalankan tugasnya komisaris independen tidak bisa bertindak secara objektif dan independen.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan