Pengelolaan Pusaka Budaya sebagai Objek dan daya tarik pariwisata

commit to user 60 Jadi, yang dimaksud dengan museum sebagai objek wisata adalah sebuah badan tetap yang berfungsi untuk memelihara, dan memamerkan untuk tujuan penelitian, pendidikan dan hiburan, kumpulan benda yang bernilai bagi kebudayaan dan ilmu pengetahuan serta salah satu daya tarik dan objek wisata buatan manusia. Hal ini sejalan dengan pandangan yang dikemukakan oleh Lipe, 198:11 bahwa benda purbakala memiliki nilai informatif, estetika, simbolik atau assosiasi, dan ekonomis sehingga sering menjadi objek dan daya tarik wisata.

3.2.4 Pengelolaan Pusaka Budaya sebagai Objek dan daya tarik pariwisata

Salah satu kecenderungan global adalah tumbuhnya kesadaran wisatawan untuk memahami pusaka budaya masa lalu. Hal itu dimaksudkan untuk mencari autentisitas dan identitas bagi wisatawan bersangkutan. Upaya untuk memahami pusaka budaya masa lalu cultura l herita ge tidak hanya dilakukan dalam wilayah negara sendiri, tetapi juga secara lintas negara. Pusaka budaya masa lalu dianggap sebagai modal cultura l ca pita l dalam pengembangan pariwisata budaya Richards 1996. Wisatawan dalam mengkonsumsi pusaka budaya sebagai objek dan daya tarik pariwisata karena faktor estetika, emosi, dan nilai sejarah yang dimiliki suatu objek. Wisatawan akan senantiasa tertarik untuk mengetahui bagaimana orang lain dapat hidup dalam lingkungan yang berbeda dari lingkungan mereka sendiri. Pertanyaan-pertanyaan semacam ini merupakan salah satu motifasi yang mendorong wisatawan untuk berpergian dari satu destinasi ke destinasi lain. Wisatawan melakukan kontak atau hubungan dengan masyarakat lokal, mengapresiasi adat istiadat gastronomi, musik, dan kesenian mereka. commit to user 61 Dengan kata lain, wisatawan juga sangat tertarik pada pusaka budaya lokal baik yang bersifat fisik tangible maupun non fisik intangible. Fenomena yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat yang terkait dengan pengelolaan pusaka budaya tampaknya juga berimbas pada Indonesia pada masa colonial. Hal itu dapat dilihat dengan diberlakukannya Monumenten Ordonantie Nomor 19 tahu 1931 tentang pengelolaan benda-benda purbakala di Indonesia. Selama 60 tahun Monumenten Ordona ntie yang merupakan produk hokum pemerintah kolonial Belanda diberlakukan di Indonesia sebagai pedoman untuk pengelolaan pusaka budaya. Sebagaimana diketahui bahwa pemerintah Indonesia baru pada tahun 1992 memiliki Undang-Undang Nomor 5 tahun 1992 tentang benda cagar budaya. Tidak dapat dipungkiri bahwa tinggalan masa lalu yang merupakan pusaka budaya sering memiliki nilai estetika sehinggan menjadi daya tarik bagi masyarakat. Nilai estetika sebuah pusaka budaya mungkin saja dapat dinikmati pada masa kini, tanpa mengetahui konteksnya dimasa lalu. Dengan demikian, tidak tertutup kemungkinan bahwa nilai estetika masyarakat masa kini mungkin saja berbeda dengan persepsi masyarakat di masa lalu Lipe, 1984:7. Benda warisan budaya dikatakan bersifat assosiatif karena benda tersebut merupakan bukti nyata yang dapat menghubungkan kita dengan masa lalu. Hanya melalui benda warisan budaya kita dapat melakukan kontak langsung direct access dengan masa lalu Lipe 1984:4; Aradika 1995:5. Benda warisan budaya dapat dikatakan sebagai media atau masa lalu. Namun perlu disadari bahwa berbagai aspek masa lalu tidak sepenuhnya terekam pada benda warisan budaya tersebut. commit to user 62 Disamping nilai dan maksa assosiatif, warisan budaya juga mempunyai nilai informasi tentang masa lalu. Informasi tersebut dapat berupa keterangan mengenai masa pembuatan warisan budaya bersangkutan, fungsi, teknologi, keindahan dan bahkan pandangan atau alam pikiran individu atau masyarakat pembuatnya. Pemanfaatan media masa dalam meninformasikan warisan budaya di negara kita masih sangat terbatas sehingga pemahaman masyarakat tentang masa lalu belum optimal, akibatnya apresiasi dan upaya pelestarian warisan budaya tersebut menjadi sangat kurang. Warisan budaya juga memiliki nilai ekonomis. Dikatakan demikian, karena sering benda warisan budaya tertentu mempunyai daya tarik bagi wisatawan, yang pada akhirnya dapat mendatangkan devisa pemanfaatan warisan budaya sebagai objek dan aya tarik wisata akan membuka peluang kerja bagi masyarakat di sekitarnya. Perlu dicatat bahwa di Indonesia sekitar 327 buah bangunan purbakala dimanfaatkan sebagai objek dan daya tarik wisata. 3.3 Tinjauan Stasiun Jakarta Kota 3.3.1 Lokasi Stasiun Jakarta Kota