commit to user
8 3
Bentuk dan penampilan bangunan museum kereta api, sebagai upaya menarik pengunjung baik dari interior maupun eksteriornya;
4 Sistem struktur dan sistem utilitas yang digunakan dalam bangunan museum
kereta api.
I.5 Batasan
Batasan yang digunakan dalam konsep ini menggunakan batasan dalam konteks revitalisasi
yaitu sebagai berikut. 1
Memperhatikan kelangsungan fungsi bangunan atau bangunan berfungsi lebih produktif.
2 Perubahan mengingat nilai-nilai estetis, originalitas langgam, kenangan atau
peran bangunan di masa lalu. 3
Penambahan baru diperbolehkan, tetapi harus mempertimbangkan
1.6 Metode 1.6.1 Teknik pengumpulan data
1.6.1.1 Survey Observasi
Pengamatan langsung pada objek sasaran yaitu Stasiun Kota Jakarta secara fisik. Pengamatan tersebut meliputi studi kegiatan di dalam bangunan dengan
mengamati kinerja pengguna serta sirkulasinya, untuk mendapatkan fakta dan fenomena.
commit to user
9
1.6.1.2 Studi literatur
Dengan pengambilan informasi berupa sumber-sumber data tertulis dari beberapa buku referensi dan sumber lain seperti situs-situs internet yang terkait
dengan judul. Data-data yang didapat dari studi literatur tersebut yakni antara lain sebagai
berikut. 1
Kriteria bangunan cagar budaya yang perlu direvitalisasi; 2
Tata cara revitalisasi; 3
Batasan-batasan dalam revitalisasi; 4
Sejarah dan perkembangan kawasan Stasiun Kota Jakarta; 5
Teori tentang pendirian dan syarat-syarat museum.
1.6.1.3 Wawancara
Melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait untuk mendukung kelengkapan data. Wawancara dilakukan dengan beberapa pihak, yakni sebagai
berikut. 1
Humas Stasiun Jakarta Kota; 2
Pimpinan
Jakarta Railways Center;
3 Assistant Manager Pusat Pelestarian Benda Bersejarah PT. KAI;
4 Humas Pusat Pelestarian Benda Bersejarah PT. KAI;
5 Pengunjung Stasiun Jakarta Kota;
commit to user
10
1.6.1.4 Dokumentasi
Berupa foto-foto dari objek yang menjadi tujuan studi observasi guna menambah kelengkapan data dan memudahkan penjelasan objek.
1.6.2 Teknik Analisis 1.6.2.1 Studi komparasi
Untuk lebih mendukung objek pembahasan, dilakukan juga studi banding dari objek yang memiliki latar belakang atau pendekatan konsep yang hampir
sama dengan objek perencanaan dan perancangan.
1.6.2.2 Pembahasan
Dilakukan melalui metode analisis – sintesis melalui tahap-tahap: identifikasi permasalahan – pengkajian teori - analisispembahasan -
Sintesispenarikan kesimpulan Konsep Perancangan.
1.6.3 Analisis - Sintesis
Penysunan hasil analisis kedalam suatu konsep, dimana hasil dari konsep akhir ini mengarah kedalam perencanaan fisik mengarah pada desain.
1.7 Sistematika Penulisan Laporan Perencanaan dan Perancangan BAB I
Pendahuluan
Mengungkapkan tentang pengertian judul, latar belakang masalah, permasalahan dan persoalan serta tujuan dan sasaran yang hendak
dicapai dalam mewujudkan perancangan museum kereta api sebagai wadah upaya revitalisasi kawasan Stasiun Jakarta Kota dengan
pendekatan arsitektur simbiosis.
commit to user
11
BAB II Tinjauan Pustaka
Meliputi kajian pustaka mengenai bangunan kawasan cagar budaya, stasiun, proses revitalisasi serta museum sebagai objek perancangan
desain, tinjauan serta batasan revitalisasi sebagai fokus tambahan dalam perencanaan serta perancangan bangunan museum kereta api.
Studi komparatif terhadap bangunan dengan fasilitas serupa yang sudah ada yang nantinya akan dijadikan pembanding preseden bagi
fasilitas yang akan direncanakan.
BAB III Tinjauan Museum Di Jakarta dan Stasiun Jakarta Kota
Mengulas tinjauan kondisi dan potensi kawasan Kota Jakarta terutama yang berkaitan dengan Stasiun dan Museum yang telah ada.
BAB IV Museum Kereta Api Sebagai Wadah Upaya Revitalisasi Kawasan Stasiun Jakarta Kota
Mengemukakan garis besar dasar-dasar perencanaan museum kereta api dalam batasannya dengan proses revitalisasi Stasiun Jakarta Kota
yang akan direncanakan.
BAB V Analisis Pendeatan Konsep Perancangan
Mengemukakan tentang
analisis perencanaan
dan konsep
perancangan “Museum Kereta Api Sebagai Wadah Upaya Revitalisasi Kawasan Stasiun Jakarta Kota” yang dimulai dengan
analisis makro yaitu analisis site dalam konteks lingkungan makro