commit to user
24
2.2.2 Strategi Revitalisasi
Strategi revitalisasi dibagi ke dalam tiga kategori utama. Pengkategorian ini didasarkan kepada penggolongan bobot yaitu tingkat, sifat, dan skala dari
perubahan yang terjadi di dalam revitalisasi itu sendiri yang dikemukakan oleh Danisworo. Ketiga kategori tersebut adalah sebagai berikut.
1 Tingkat perubahan kecil yaitu preservasikonservasi
2 Tingkat perubahan sedang yaitu rehabilitasi
3 Tingkat perubahan besar yaitu pembangunan kembali redevelopment.
2.2.3 Mekanisme Revitalisasi
Upaya revitalisasi dilakukan sesuai dengan batas-batas perlakuan yang diperbolehkan terhadap sebuah bangunan konservasi. Mekanisme revitalisasi yang
akan dilakukan adalah sebagai berikut. 1
Memperhatikan kelangsungan fungsi bangunan atau bangunan berfungsi lebih produktif.
2 Perubahan dilakukan sebatas dapat mengantisipasi fungsi baru umumnya
dilakukan pada peruangna atau interior bangunan 3
Perubahan mengingat nilai-nilai estetis, originalitas langgam, kenangan atau peran bangunan di masa lalu.
4 Penambahan baru bangunan pendukung”street furniture” diperbolehkan,
tetapi harus mempertimbangkan kesinambungan antara unsur baru dengan unsur lama.
commit to user
25
2.2.4 Konservasi Pada Stasiun Kereta Api
Pelestarian Benda Cagar Budaya di Indonesia lebih banyak mengacu pada pepatah dalam kebudayaan Jawa dengan tujuan memaknai tata pengelolaan dan
melestarikan lingkungan hidup agar mampu bermanfaat bagi generasi sekarang dan generasi yang akan datang, yaitu.
1
mema yu ha yuning
ba wa na
, artinya
menjaga, melindungi
dan menyelamatkan dunia serta melestarikan warisan budaya;
2 “
wewa ngan kang umure luwih sa ka pa roning a bad, ha ywa kongsi bina bad, becik den mulya kna ka dya wujude ha wangun
”, artinya benda atau bangunan yang berusia lebih dari 50 tahun merupakan benda atau bangunan bersejarah
dan berbudaya, seharusnya dapat digunakan sebagai penelitian, menambah pengetahuan untuk mencapai kemajuan serta bermanfaat bagi manusia dan
lingkungannya; 3
”
yen wis kliwat separo a ba d, jwa kongsi bina ba d
”, artinya jika benda atau bangunan sudah berusia melewati separuh abad agar tidak dihancurkan.
Pusat Pelestarian Benda dan Bangunan PT. Kereta Api Indonesia Persero dalam tahap awal pendiriannya segera membuat sebuah panduan guideline
tentang pedoman teknis konservasi bangunan perkeretaapian Masa Pemerintahan Hindia-Belanda. Buku panduan ini akan menjadi acuan utama dalam melakukan
konservasi, preservasi dan revitalisasi bangunan-bangunan kuno peninggalam masa lalu perekeretaapian Indonesia dengan maksud agar ciri khas dan nilai-nilai
yang ditinggalkan tidak menjadi hilang akibat modernisasi bangunan kuno yang tidak menggunakan kaidah dan estetika konservasi, preservasi dan revitalisasi
terhadap bangunan kuno dan bersejarah.
commit to user
26 Sesuai amanat UU No. 5 Tahun 1992, secara konkrit PT. Kereta Api
Indonesia Persero melalui Pusat Pelestarian Benda dan Bangunan melaksanakan konservasi, preservasi dan revitalisasi pada beberapa benda dan bangunan milik
perusahaan baik yang saat ini masih digunakan atau sudah tidak dapat digunakan lagi, benda dan bangunan milik perusahaan tersebut yaitu sebagai berikut.
BANGUNAN
Tabel 2.1 Data Bangunan milik PT.KAI 1
Gedung Lawang
Sewu Semarang
Tahapan Pekerjaan : ·
Pendataan Kerusakan Bangunan ·
Studi Teknis BP3 Jateng ·
Laporan Perbaikan Tahap Pertama ·
Pembangunan Pagar Baru 2
Wisma Parahyangan
Bandung Tahapan Pekerjaan :
Pendataan Kerusakan Bangunan 3
Stasiun Solo Jebres Tahapan Pekerjaan :
Pendataan Kerusakan Bangunan 4
Rumah Sinyal
Tanjungpriok Tahapan Pekerjaan :
Pendataan Kerusakan Bangunan Sumber: Indonesian Heritage Railways 2012
NON BANGUNAN
Tabel 2.2 Data Non-Bangunan milik PT.KAI 1
Lokomotif Diesel
Serie D300 23 Tahapan Pekerjaan :
Pendataan Kerusakan Benda 2
Crane Manual UH- 995
Tahapan Pekerjaan : Pendataan Kerusakan Benda
3 Lokomotif Uap C12
18 Tahapan Pekerjaan :
Pendataan Kerusakan Benda Sumber: Indonesian Heritage Railways2012
commit to user
27
2.3 Tinjauan Museum 2.3.1 Pengertian Museum