BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dan pengukuran variabel adalah pernyataan tentang definisi dan pengukuran variabel-variabel penelitian secara
operasional berdasarkan teori-teori yang ada ataupun pengalaman- pengalaman empiris.
3.1.1. Definisi Operasional
Definisi operasional setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel Terikat Y
Perubahan laba Y sebagai variabel dependen diproksikan dengan laba bersih net income yang merupakan prosentase perubahan
laba bersih yang diperoleh perusahaan dalam tahun t dibandingkan dengan tahun t
tahun dasar. Laba tahun dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah
laba tahun 2004, untuk mengukur kenaikan atau penurunan tingkat laba yang diperoleh bank antara periode tahun berjalan dengan periode
tahun sebelumnya.
b. Variabel Bebas X
1. Rasio Likuiditas
Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih, yang
meliputi: a.
Quick Ratio X
1
Quick Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap
para deposan pemilik simpanan giro, tabungan dan deposito dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh suatu bank.
b. Investing Policy Ratio X
2
Investing Policy Ratio merupakan kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya kepada para deposannya dengan
cara melikuidasi surat-surat berharga yang dimilikinya. c.
Banking Ratio X
3
Banking Ratio bertujuan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang
disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas bank semakin rendah
tingkat likuiditas bank, karena jumlah dana yang digunakan untuk membiayai kredit semakin kecil, demikian pula
sebaliknya.
d. Assets to Loan Ratio X
4
Assets to Loan Ratio merupakan rasio untuk mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang
dimiliki bank. Semakin tinggi tingkat rasio, menunjukkan semakin rendahnya tingkat likuiditas bank.
e. Cash Ratio X
5
Cash Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank melunasi kewajibannya yang harus segera
dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank tersebut. f.
Loan to Deposit Ratio X
6
Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan
jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Besarnya Loan to Deposit Ratio menurut peraturan pemerintah
maksimum adalah 110. 2.
Rasio Solvabilitas Merupakan ukuran kemampuan bank mencari sumber dana
untuk membiayai kegiatannya, yang meliputi: a.
Primary Ratio X
7
Primary Ratio merupakan rasio untuk mengukur apakah permodalan yang dimiliki sudah memadai. Atau sejauh
mana penurunan yang terjadi dalam total aset masuk dapat ditutupi oleh capital equity.
b. Risk Assets Ratio X
8
Merupakan rasio untuk mengukur kemungkinan penurunan risk assets.
c. Capital Adequacy Ratio 2 X
9
CAR merupakan kemampuan permodalan untuk menutupi kemungkinan kerugian atas kredit yang diberikan
pada investasi surat-surat berharga. d.
Capital Adequacy Ratio 3 X
10
Diperoleh dari pembagian antara equity capital dan penjumlahan antara total loans dengan securities.
3. Rasio Rentabilitas
Digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan, yang
meliputi: a.
Gross Profit Margin X
11
Rasio ini digunakan untuk mengetahui presentasi laba dari kegiatan usaha murni dari bank yang bersangkutan setelah
dikurangi biaya-biaya. b.
Return on Equity X
12
ROE merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk
mendapatkan net income.
c. Gross Yield on Total Assets X
13
Untuk mengukur kemampuan manajemen menghasilkan income dari pengelolaan aset.
d. Rate Return on Loans X
14
Untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan perkreditannya.
e. Leverage Multiplier X
15
Untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola asetnya, karena adanya biaya yang harus dikeluarkan
akibat penggunaan aktiva.
3.1.2. Pengukuran Variabel