Tabel 4.2.8 : Data Risk Assets Ratio Tahun 2005-2007
Tahun No Nama
Perusahaan 2005 2006 2007
1 PT. Bank Pan Indonesia, Tbk
13,47 23,66
19,76 2
PT. Bank Central Asia, Tbk 23,59
24,32 21,37
3 PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk
11,40 16,34
14,49 4
PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk 13,99
14,10 15,93
5 PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk
16,98 18,11
16,06 6
PT. Bank Bukopin, Tbk 6,51
9,12 8,36
7 PT. Bank Danamon, Tbk
19,38 19,36
17,31 8
PT. Bank Lippo, Tbk 11,27
14,83 14,24
9 PT. Bank Mandiri Persero, Tbk
18,04 20,02
17,53 10
PT. Bank Mega, Tbk 10,45
14,51 17,75
11 PT. Bank CIMB Niaga, Tbk
11,87 13,06
11,23 12
PT. Bank NISP, Tbk 13,29
13,93 14,78
Sumber : Lampiran 2, Tabel 4, 5, 6.
Berdasarkan Tabel 4.2.8 di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2005-2007 perusahaan yang memiliki nilai risk assets ratio tertinggi
adalah PT. Bank Central Asia, Tbk pada tahun 2006 dengan nilai 24,32. Pada rasio ini untuk mengukur sampai sejauh mana penurunan yang terjadi
dalam risk assets yang masih dapat ditutup oleh equity capital yang tersedia. Semakin tinggi tingkat rasio, menunjukkan semakin rendah
tingkat solvabilitas bank.
4.2.9 Capital Adequacy Ratio 2 CAR 2
CAR adalah kemampuan permodalan untuk menutupi kemungkinan kerugian atas kredit yang diberikan pada investasi surat-surat berharga.
Tabel 4.2.9 : Data Capital Adequacy Ratio 2 Tahun 2005-2007
Tahun No Nama
Perusahaan 2005 2006 2007
1 PT. Bank Pan Indonesia, Tbk
20,62 24,88
15,32 2
PT. Bank Central Asia, Tbk 12,73
13,91 13,20
3 PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk
14,45 11,86
10,96 4
PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk 7,47
9,82 9,91
5 PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk
12,34 14,32
13,20
6 PT. Bank Bukopin, Tbk
5,43 5,61
6,43 7
PT. Bank Danamon, Tbk 13,70
12,18 13,67
8 PT. Bank Lippo, Tbk
22,41 20,19
15,40 9
PT. Bank Mandiri Persero, Tbk 9,36
10,88 11,30
10 PT. Bank Mega, Tbk
3,55 4,93
7,70 11
PT. Bank CIMB Niaga, Tbk 10,49
11,21 10,49
12 PT. Bank NISP, Tbk
9,80 9,19
11,62 Sumber : Lampiran 2, Tabel 4, 5, 6.
Berdasarkan Tabel 4.2.9 di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2005-2007 perusahaan yang memiliki nilai capital adequacy ratio 2
tertinggi adalah PT. Bank Pan Indonesia, Tbk pada tahun 2006 dengan nilai 24,88. Untuk menutup kemungkinan kerugian atas kredit yang
diberikan beserta kerugian pada investasi surat-surat berharga yang akan ditutup dengan kemampuan permodalan yang dimiliki. Semakin tinggi
tingkat rasio, menunjukkan semakin tinggi tingkat solvabilitas bank.
4.2.10 Capital Adequacy Ratio 3 CAR 3
Rasio ini diperoleh dari pembagian antara equity capital dan penjumlahan antara total loans dengan securities.
Tabel 4.2.10 : Data Capital Adequacy Ratio 3 Tahun 2005-2007
Tahun No Nama
Perusahaan 2005 2006 2007
1 PT. Bank Pan Indonesia, Tbk
28,27 30,70
19,32 2
PT. Bank Central Asia, Tbk 14,59
15,85 14,84
3 PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk
17,55 14,07
12,84 4
PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk 11,88
13,60 12,79
5 PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk
14,40 16,05
14,42 6
PT. Bank Bukopin, Tbk 6,96
6,69 7,69
7 PT. Bank Danamon, Tbk
16,55 14,43
15,85 8
PT. Bank Lippo, Tbk 30,43
26,07 19,33
9 PT. Bank Mandiri Persero, Tbk
12,14 13,25
13,37 10
PT. Bank Mega, Tbk 6,37
7,57 10,35
11 PT. Bank CIMB Niaga, Tbk
11,80 12,41
11,47 12
PT. Bank NISP, Tbk 12,61
12,19 14,83
Sumber : Lampiran 2, Tabel 4, 5, 6.
Berdasarkan Tabel 4.2.10 di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2005-2007 perusahaan yang memiliki nilai capital adequacy ratio 3
tertinggi adalah PT. Bank Pan Indonesia, Tbk pada tahun 2006 dengan nilai 30,70. Kemungkinan kerugian atas kredit dan investasi surat-surat
berharga berkaitan erat dengan kemampuan permodalan. Semakin tinggi tingkat rasio, menunjukkan semakin tinggi tingkat solvabilitas bank.
4.2.11 Gross Profit Margin GPM