4.2.2 Investing Policy Ratio IPR
Investing Policy Ratio merupakan kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya kepada para deposannya dengan cara melikuidasi
surat-surat berharga yang dimilikinya.
Tabel 4.2.2 : Data Investing Policy Ratio Tahun 2005-2007
Tahun No Nama
Perusahaan 2005 2006 2007
1 PT. Bank Pan Indonesia, Tbk
5,91 15,60
31,75 2
PT. Bank Central Asia, Tbk 42,97
35,16 29,84
3 PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk
10,96 41,41
34,43 4
PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk 36,18
33,43 35,48
5 PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk
23,00 17,10
16,63 6
PT. Bank Bukopin, Tbk 17,45
42,28 23,04
7 PT. Bank Danamon, Tbk
38,45 47,83
32,70 8
PT. Bank Lippo, Tbk 3,72
4,84 7,41
9 PT. Bank Mandiri Persero, Tbk
44,81 44,27
36,47 10
PT. Bank Mega, Tbk 40,60
57,18 48,45
11 PT. Bank CIMB Niaga, Tbk
14,35 15,61
10,39 12
PT. Bank NISP, Tbk 22,00
24,13 17,19
Sumber : Lampiran 2, Tabel 1, 2, 3.
Berdasarkan Tabel 4.2.2 di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2005-2007 perusahaan yang memiliki nilai investing policy ratio
tertinggi adalah PT. Bank Mega, Tbk pada tahun 2006 dengan nilai 57,18. Semakin besar investing policy ratio, semakin tinggi kemampuan bank
dalam melunasi kewajibannya kepada deposannya dengan cara melikuidasi surat-surat berharga yang dimilikinya.
4.2.3 Banking Ratio BR
Banking Ratio bertujuan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah
deposit yang dimiliki.
Tabel 4.2.3 : Data Banking Ratio Tahun 2005-2007
Tahun No Nama
Perusahaan 2005 2006 2007
1 PT. Bank Pan Indonesia, Tbk
51,04 75,16
92,17 2
PT. Bank Central Asia, Tbk 40,64
38,68 42,20
3 PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk
61,71 53,41
70,25 4
PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk 48,85
45,33 54,30
5 PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk
71,39 66,14
64,00 6
PT. Bank Bukopin, Tbk 67,53
57,90 64,19
7 PT. Bank Danamon, Tbk
78,56 72,94
85,56 8
PT. Bank Lippo, Tbk 30,46
43,32 58,72
9 PT. Bank Mandiri Persero, Tbk
44,10 47,87
49,08 10
PT. Bank Mega, Tbk 50,57
42,08 46,10
11 PT. Bank CIMB Niaga, Tbk
83,40 82,92
90,02 12
PT. Bank NISP, Tbk 76,73
78,52 84,12
Sumber : Lampiran 2, Tabel 1, 2, 3.
Berdasarkan Tabel 4.2.3 di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2005-2007 perusahaan yang memiliki nilai banking ratio tertinggi
adalah PT. Bank Pan Indonesia, Tbk pada tahun 2007 dengan nilai 92,17. Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas bank semakin rendah
tingkat likuiditas bank, karena jumlah dana yang digunakan untuk membiayai kredit semakin kecil, demikian pula sebaliknya.
4.2.4 Assets to Loan Ratio ALR
Assets to Loan Ratio merupakan rasio untuk mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank.
Tabel 4.2.4 : Data Assets to Loan Ratio Tahun 2005-2007
Tahun No Nama
Perusahaan 2005 2006 2007
1 PT. Bank Pan Indonesia, Tbk
37,65 44,04
53,99 2
PT. Bank Central Asia, Tbk 35,14
33,76 37,02
3 PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk
45,32 39,60
50,65 4
PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk 38,92
36,96 44,42
5 PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk
57,11 54,01
52,53 6
PT. Bank Bukopin, Tbk 55,23
45,66 54,58
7 PT. Bank Danamon, Tbk
51,39 48,17
55,31
8 PT. Bank Lippo, Tbk
26,27 34,67
45,74 9
PT. Bank Mandiri Persero, Tbk 36,02
38,61 39,33
10 PT. Bank Mega, Tbk
44,26 35,00
39,66 11
PT. Bank CIMB Niaga, Tbk 68,96
69,73 74,11
12 PT. Bank NISP, Tbk
60,90 63,66
65,10 Sumber : Lampiran 2, Tabel 1, 2, 3.
Berdasarkan Tabel 4.2.4 di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2005-2007 perusahaan yang memiliki nilai assets to loan ratio
tertinggi adalah PT. Bank CIMB Niaga, Tbk pada tahun 2007 dengan nilai 74,11. Semakin tinggi tingkat rasio, menunjukkan semakin rendahnya
tingkat likuiditas bank.
4.2.5 Cash Ratio CR