1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Suatu perusahaan dapat mencapai kesuksesan apabila perusahaan tersebut berhasil mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan
dari perusahaan sangat bergantung kepada kinerja karyawannya dimana setiap karyawan memiliki peran dalam kehidupan perusahaan. Dengan
demikian, penilaian kinerja harus dilakukan oleh perusahaan untuk melihat peran dan kontribusi nyata karyawan dalam perkembangan perusahaan.
Menurut Mangkunegara 2011:67 kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja seseorang atau kelompok dipengaruhi oleh faktor
eksternal dan internal. Faktor eksternal antara lain berupa peraturan ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaing, nilai-nilai sosial, serikat
buruh, kondisi ekonomi, perubahan lokasi kerja, dan kondisi pasar. Faktor internal yang mempengaruhi kinerja karyawankelompok terdiri dari
kecerdasan, keterampilan, kestabilan emosi, motivasi, komitmen, persepsi peran, kondisi keluarga, kondisi fisik seseorang dan karakteristik
kelompok kerja dan budaya kerja. Dari faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut, budaya kerja dapat menggambarkan kehidupan karyawan
dalam melaksanakan tanggung jawab kepada perusahaan. Menurut
Triguno 2004:1 budaya kerja sudah lama dikenal manusia, namun belum
Universitas Sumatera Utara
2
disadari bahwa suatu keberhasilan kerja berakar pada nilai-nilai yang dimiliki dan perilaku yang menjadi kebiasaan. Nilai-nilai tersebut bermula
dari adat istiadat, agama, norma dan kaidah yang menjadi keyakinan pada diri pelaku pekerja atau organisasi. Nilai-nilai yang menjadi kebiasaan
tersebut menjadi budaya atau mengingat hal ini dikaitkan dengan mutu kerja, maka dinamakan budaya kerja.
Dalam hal ini, budaya kerja melihat sikap pekerja terhadap nilai- nilai dan lingkunganya. Lalu, sikap tersebut melahirkan makna dan
pandangan hidup yang akan mempengaruhi tingkah laku karyawan dan manajemen dalam bekerja. Budaya kerja yang dianut oleh pimpinan
perusahaan dan diimplementasikan oleh karyawan menjadi perilaku karyawan yang kemudian menentukan arah keberhasilan suatu perusahaan
dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Semua bentuk aktualisasi budaya kerja bermakna komitmen. Ada suatu tindakan, dedikasi dan kesetiaan
seseorang pada janji yang telah dinyatakanya untuk memenuhi tujuan organisasi dan individunya.
Menurut Sutrisno 2011:296, komitmen merupakan sikap loyalitas pekerja terhadap organisasinya dan juga merupakan suatu proses
mengekspresikan perhatian dan partisipasinya terhadap organisasi. Komitmen karyawan memilki dua komponen yaitu sikap dan kehendak
untuk bertingkah laku. Sikap mencakup identifikasi dengan organisasi yaitu penerimaan tujuan organisasi, di mana penerimaan ini merupakan
dasar komitmen karyawan. Identifikasi karyawan tampak melalui sikap
Universitas Sumatera Utara
3
menyetujui kebijaksanaan organisasi, kesamaan nilai pribadi dan nilai- nilai organisasi, rasa kebanggan menjadi bagian dari organisasi. Komitmen
mempengaruhi kinerja melalui bagaimana perusahaan meningkatkan taraf kesejahteraan karyawannya, perasaaan bahwa perusahaan merupakan
pilihan terbaik dan bahwa keputusan untuk bekerja di perusahaan merupakan keputusan terbaik karyawan.
Karyawan yang dapat memahami pentingnya meningkatkan kinerja perusahaan akan memiliki komitmen yang tinggi pada perusahaan, hal ini
merupakan perwujudan loyalitas pada perusahaan sehingga dengan komitmen tersebut karyawan akan berusaha meningkatkan kinerjanya agar
kelangsungan hidup perusahaan semakin baik. PT. PLN Persero Sektor Pembangkitan Medan Belawan
merupakan BUMN yang dijadikan sebagai objek vital nasional. Dalam hal ini, pada Sektor Pembangkitan Medan Belawan, PT. PLN mampu
menghasilkan produksi listrik yang dapat menjangkau Sumatera Bagian Utara. Dengan demikian, bagian operasi pada sektor ini memiliki peran
yang sangat penting dalam menghasilkan dan menjaga stabilitas pasokan listrik. Fungsi dari sektor ini juga berbeda dengan cabang unit PT. PLN
lainnya karena tidak melayani pembayaran rekening listrik dan bersifat tertutup dari masyarakat umum. Sebagai satu-satunya perusahaan penyedia
dan penyalur listrik di Indonesia, PT. PLN terus berbenah dan memiliki target yang besar yakni menjadi perusahaan kelas dunia.
Universitas Sumatera Utara
4
Dalam mewujudkanya, PT. PLN memerlukan kekuatan internal yang dapat menjadi dasar dari tujuan perusahaan ini yakni Sumber Daya
Manusia. PT. PLN Persero Sektor Pembangkitan Medan Belawan sangat memerlukan karyawan yang memilki pengetahuan dan integritas tinggi
karena tingkat aktivitas perusahaan cukup tinggi. Budaya Kerja pada PT. PLN memilki panduan tata nilai yaitu
Saling Percaya, Integritas, Peduli, dan Pembelajar SIPP. Selain itu, PT. PLN juga memiliki panduan bagi karyawan dalam bekerja yang disebut
dengan Dimensi Karakter Potensi Insani. Dimensi ini terdiri dari etos kerja, wawasan etikal, wawasan aspiratif, rasa kompeten dan motivasi
kerja. PT. PLN Persero Sektor Pembangkitan Medan Belawan
menerapkan sistem pencapaian kinerja yang disebut dengan Key Performance Indikator KPI. Secara umum, sistem ini terbagi menjadi
tiga bagian yaitu : 1. Employ Engagement Survey EES
2. Coaching Mentoring Counseling CMC 3.
Knowledge Management Employ Engagement Survey EES merupakan metode pencapaian
kinerja karyawan berdasarkan survey budaya. Coaching Mentoring Counseling CMC merupakan metode pencapaian kinerja dengan
memberikan pelatihan dan pengembangan karyawan sesuai dengan standar perusahaan. Sedangkan Knowledge Management merupakan metode
Universitas Sumatera Utara
5
pencapaian kinerja dengan berbagi pengetahuan dan wawasan diantara karyawan melalui forum-forum resmi. Metode ini diimplementasikan
dengan kegiatan yang disebut dengan Knowledge Sharing Internal. Kegiatan ini merupakan bentuk dari salah satu poin budaya kerja PT. PLN
Persero Sektor Pembangkitan Medan Belawan yaitu “PEMBELAJAR” dan bersifat terbuka bagi setiap karyawan. Manajemen perusahaan juga
mendukung penuh kegiatan ini dengan memberikan reward berupa poin tambahan pada karyawan sehingga dapat medukung kenaikan jenjang
karir. Namun, manajemen perusahaan tidak memberikan sanksi kepada karyawan yang tidak mengikuti kegiatan ini. Topik pembahasan berasal
dari pengajuan karyawan ke tim Knowledge Management, dibahas, dan direkomendasikan ke forum Knowledge Sharing Internal. Dari hasil pra
survey yang dilakukan kepada beberapa karyawan PT. PLN Persero Sektor Pembangkitan Medan Belawan dapat diketahui bahwa karyawan
masih kurang berpartisipasi dalam kegiatan Knowledge Sharing Internal. Hal ini merupakan sebuah fenomena dimana kegiatan ini sangat
mendukung kepada kinerja karyawan dan sebagai masukan kepada perusahaan dari hasil pembahasan pada kegiatan ini. Karyawan juga
kurang bersemangat dalam melaksankan pekerjaan dan cenderung lebih menunggu arahan dari pimpinan. Dengan demikian, terlihat bahwa
fenomena dari nilai-nilai budaya kerja perusahaan sehingga akan berdampak pada penurunan kinerja karyawan.
Universitas Sumatera Utara
6
PT. PLN PERSERO Sektor Pembangkitan Medan Belawan membutuhkan karyawan yang memiliki loyalitas tinggi agar menjaga
kestabilan dan kesinambungan perusahaan. Untuk melihat tingkat komitmen karyawan, perusahaan dapat mengetahui dari absensi karyawan
sebagai bentuk pengawasan dan pengendalian. Pada Tabel 1.1 dapat dilihat rekapitulasi absensi karyawan pada Bagian Operasi PT. PLN
Persero Sektor Pembangkitan Medan Belawan :
Tabel 1.1 Rekapitulasi Absensi Karyawan Pada Bagian Operasi PT. PLN
Persero Sektor Pembangkitan Medan Belawan Sumatera Utara
Bulan Jumlah
Karyawan Alasan Absensi
Jumlah Sakit
Cuti Lain-lain
Januari 151
3 1,98
5 3,33
2 1,32
10 Februari
151 5
3,31 7
4,67 1
0,66 13
Maret 151
8 5,2
5 3,3
2 1,32
15
Jumlah 16
10,49 17
11,27 5
3.3 38