75
4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi R
2
Pengujian Koefisien Determinan digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas budaya kerja dan komitmen terhadap variabel
terikat kinerja karyawan. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu 0 R² 1. Jika R² semakin besar mendekati satu, maka dapat
dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X
1
yaitu budaya kerja, X
2
yaitu komitmen adalah besar terhadap variabel terikat Y yaitu kinerja karyawan.
Sebaliknya, jika R² semakin kecil mendekati nol, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X
1
yaitu budaya kerja, X
2
yaitu komitmen adalah kecil terhadap variabel terikat Y yaitu kinerja karyawan.
Hasil pengujian koefisien determinasi menggunakan program SPSS Statistics 17.0 for windows dapat terlihat pada Tabel 4.13 :
Tabel 4.13 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.908
a
.824 .818
1.22420 a. Predictors: Constant, Komitmen, Budaya_kerja
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2012
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diinterprestasikan sebagai berikut: 1. Nilai R sebesar 0,908 menunjukkan bahwa hubungan antara budaya kerja X
1
dan komitmen X
2
terhadap variabel kinerja karyawan Y pada bagian operasi PT. PLN Persero Sektor Pembangkitan Medan Belawan sebesar
90,8 dan artinya hubungannya erat.
Universitas Sumatera Utara
76
2. Nilai R Square = 0,824 menunjukkan bahwa variabel kinerja karyawan pada bagian operasi PT. PLN Persero Sektor Pembangkitan Medan Belawan dapat
dijelaskan oleh variabel budaya kerja dan komitmen sebesar 82,4, sedangkan sisanya sebesar 17,6 dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 3. Standart error of estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi.
Nilai standart error off estimate 1.22420 semakin kecil standart error of estimate berarti model semakin baik.
4.3 Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya kerja dan komitmen karyawan secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan pada Bagian Operasi PT. PLN Persero Sektor Pembangkitan Medan Belawan. Namun, dari hasil uji parsial yang mempengaruhi kinerja karyawan
secara dominan adalah variabel budaya kerja. Penelitian ini didukung oleh pendapat Kotter dan Heskett dalam Tika, 2006:141 yang menyatakan bahwa
budaya yang kuat berkaitan dengan kinerja yang unggul, strategis yang cocok, dan adaptif. Budaya yang kuat memberikan struktur dan kontrol yang dibutuhkan,
tanpa harus bersandar pada birokrasi formal yang dapat menekan tumbuhnya motivasi dan inovasi serta dianggap baik apabila cocok dengan kondisi objektif
dari organisasinya dan dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang akan diasosiasikan dengan kinerja superior sepanjang waktu.
Universitas Sumatera Utara