25
Universitas Indonesia
pencahayaan, alas kaki yang tidak tepat, penggunaan alat yang tidak tepat, dan alat bantu yang tidak memadai.
Faktor-faktor risiko ekstrinsik pasien jatuh adalah fokus dari studi ini. Joint
Commission 2005 menyebutkan kejadian jatuh antara 1995-2004 dan menemukan penyebab yang paling utama insiden jatuh yang berakibat fatal
dihubungkan dengan komunikasi staf yang tidak adekuat, pelatihan dan orientasi yang tidak lengkap, pengkajian awal dan pengkajian ulang pasien yang tidak
lengkap, masalah lingkungan, perencanaan asuhan yang tidak lengkap, kepastian tindakan perawatan yang lambat, dan tidak adekuatnya budaya keselamatan pada
organisasi. Joint Commission 2005 kemudian menghubungkan strategi intervensi terkait dengan 5 dimensi yaitu: Komunikasi staf yang tidak adekuat,
pelatihan dan orientasi yang tidak lengkap, pengkajian awal dan pengkajian ulang pasien yang tidak lengkap, lingkungan perawatan yang tidak aman, dan kepastian
tindakan perawatan yang lambat.
Elemen Penilaian Sasaran menurut Depkes RI, 2011 rumah sakit menerapkan
proses pengkajian awal atas pasien terhadap risiko jatuh dan melakukan pengkajian ulang pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan, dan lain-lain. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil pengkajian dianggap berisiko jatuh. Langkah-
langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan pengurangan cidera akibat jatuh dan dampak dari kejadian tidak diharapkan. Kebijakan dan atau prosedur
dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan berkelanjutan risiko pasien cidera akibat jatuh di rumah sakit.
2.1.7 Faktor yang Berpengaruh tehadap Pelaksanaan Keselamatan Pasien
Faktor yang berpengaruh tehadap pelaksanaan keselamatan pasien menurut KKP- RS, 2008 disebut faktor kontributor, faktor ini melatarbelakangi terjadinya
insiden. Faktor kontributor terdiri dari dua yaitu ekternal di luar rumah sakit diantaranya regulator dan ekonomi, peraturan dan kebijakan departemen
kesehatan, peraturan nasional, dan hubungan dengan organisasi lain. Faktor
Pengaruh penjaminan..., Iswati, FIK UI, 2012
26
Universitas Indonesia
internal di dalam rumah sakit diantaranya organisasi dan manajemen, lingkungan kerja, tim, petugas, tugas serta pasien.
Faktor lain dikemukakan oleh Yahya, 2006 yang membagi faktor yang berpengaruh trehadap pelaksanaan keselamatan pasien menjadi lima yaitu faktor
komunikasi, arus informasi yang tidak jelas, masalah pada sumberdaya manusia, hal yang berhubungan dengan pasien, transfer pengetahuan di rumah sakit, pola
alur kerja, kegagalan teknis serta kebijakan dan prosedur yang tidak adekuat.
Faktor yang dikemukakan oleh dua pendapat tersebut walaupun rumusannya berbeda namun secara umum intinya sama bahwa ada dua faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan keselamatan pasien yaitu faktor dari dalam dan luar rumah sakit.
2.2 Karakteristik Perawat
Karakteristik perawat dapat berhubungan dengan pelaksanaan tindakan keselamatan pasien, diantaranya: Usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, masa
kerja, pelatihan.
2.2.1 Usia
Umur mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin bertambah umur semakin berkembang daya tangkap dan pola pikirnya, seperti yang
disampaikan oleh Siagian 2009 umur memiliki kaitan dengan tingkat kedewasaan psikologis dalam arti individu semakin bijaksana dalam mengambil
keputusan, serta memilki kemampuan analisis yang baik terhadap fenomena atau permasalahan yang dihadapi. Sutrisno 2009 menyatakan bahwa ada keyakinan
kinerja akan menurun dengan bertambahnya umur.
Penelitian Anugrahini 2010 membuktikan terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan kepatuhan menerapkan pedoman keselamatan pasien р=
0.002, α= 0.05. Perawat yang patuh menerapkan pedoman keselamatan pasien mempunyai usia rata-rata 40,38 tahun, sedangkan perawat yang kurang patuh
Pengaruh penjaminan..., Iswati, FIK UI, 2012