35
Universitas Indonesia
2.3.7 Faktor Pendorong Penerapan Penjaminan Mutu
Faktor yang mendorong penjaminan mutu diterapkan antara lain faktor profesi, faktor ekonomi, dan faktor sosial politik Pohan, 2007. Faktor – faktor tersebut
diuraikan sebagai berikut:
Faktor profesi terdiri dari etika profesi, berkembangnya otonomi dan tanggung gugat profesi, hubungan antar profesi serta tanggung jawab moral.
Setiap profesi mempunyai etika profesi yang mengatur batas-batas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh profesi, apabila melakukan hal yang bertentangan
dengan etika profesi maka akan mendapat teguran ataupun sanksi. Jika pelanggaran merugikan orang lain maka dapat dituntut secara perdana ataupun
perdata. Jaminan mutu menetapkan etika profesi sebagai sebagai suatu kerangka kerja yang lebih luas. Organisasi profesi bertanggungjawab terhadap standar
pelatihan dan kualifikasi untuk melakukan praktik.
Pembanganan otonomi dan tanggung gugat profesi beberapa tahun terakhir
membuat profesi kesehatan semakin bertanggungjawab dalam kegiatan yang mereka lakukan, hal ini menunjukkan komitmen yang taat azas dan tanggung
gugat terhadap layanan kesehatan, seperti halnya dengan tujuan utama penjaminan mutu pelayanan.
Hubungan antar profesi dalam layanan kesehatan yang bermutu sangat
diperlukan, hal ini berarti komunikasi antar profesi harus efisien dan efektif. Komunikasi semacam ini menjadi bagian integral dari jaminan mutu layanan.
Setiap orang yang bekerja dalam layanan kesehatan memiliki tanggungjawab moral guna menyelenggarakan layanan yang bermutu kepada setiap pasien tanpa
pilih kasih. Kegiatan jaminan mutu mendorong debat terbuka tentang sifat dan luasnya layanan kesehatan yang diberikan. Oleh karena itu suatu pertimbangan
moral hanya akan dilakukan setelah pengkajian secara cermat terhadap semua
pilihan yang ada.
Pengaruh penjaminan..., Iswati, FIK UI, 2012
36
Universitas Indonesia
Faktor ekonomi merupakan faktor pendorong diterapkannya penjaminan mutu.
Perubahan demografi khususnya penambahan jumlah penduduk membuat semakin banyak orang yang harus dipelihara kesehatannya. Di Indonesia sebagian
besar layanan kesehatan berasal dari pemerintah, sementara kemampuan pemerintah terbatas, dilain pihak asuransi kesehatan juga belum berkembang,
sehingga masyarakat harus mengupayakan sendiri pembiayaan layanan kesehatan. Oleh sebab itu terdapat suatu kebutuhan untuk membuat layanan kesehatan
menjadi efektif
dan efisien
atau yang
secara ekonomis
dapat
dipertanggungjawabkan.
Faktor sosial politik terdiri dari kesadaran masyarakat, peraturan perundang-undangan,
akreditasi, tekanan
internasional. Kesadaran
masyarakat saat ini semakin meningkat. Masyarakat umunya mendapat
informasi yang lebih baik tentang layanan kesehatan dan hak mereka terhadap layanan kesehatan. Keadaan ini semakin nyata dalam era demokrasi dan otonomi.
Jika mereka merasa mendapat layanan yang tidak memenuhi persyaratan yang diberikan mereka akan mengeluh atau menulis di media massa. Jaminan mutu
pelayanan menjamin bahwa pendapat pasien akan dipertimbangakan dan setiap tindakan atau pengobatan yang akan dilakukan harus terlebih dahulu
dikonsultasikan kepada pasien, konsultasi yang demikian ini dianggap hak moral pasien. Harapan masyarakat yang mengalami perubahan juga menjadi alasan lain
mengapa jaminan mutu harus ditetapkan. Jumlah lembaga konsumen semakin banyak dan akan menginformasikan hak individu atau kelompok.
Peraturan perundang-undangan menjadi faktor pendorong diterapkannya
penjaminan mutu. Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 jelas menyebutkan tentang standar layanan kesehatan. Banyak standar layanan
kesehatan minimal yang telah ditetapkan dan menjadi bagian penjaminan mutu pelayanan kesehatan. Standar pelayanan minimal rumah sakit juga telah
ditetapkan dan menjadi bagian pengukuran mutu pelayanan kesehatan, diantaranya tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan
kematian, tidak adanya kejadian operasi salah sisi, tidak adanya kejadian operasi
Pengaruh penjaminan..., Iswati, FIK UI, 2012
37
Universitas Indonesia
salah orang, tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi, tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing lain pada tubuh pasien setelah operasi, tidak
adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium, tidak adanya kejadian kesalahan pernberian obat dimana standar telah ditetapkan 100
Peraturan No: 129MenkesSKII2008.
Akreditasi merupakan hal yang penting. Indonesia telah melakukan akreditasi
terhadap mutu layanan rumah sakit terutama layanan keperawatan. Akreditasi akan mendorong pelaksanaan jaminan mutu layanan kesehatan. Akreditasi mutu
layanan rumah sakit terutama layanan keperawatan khususnya terkait keselamatan pasien tertuang dalam standar akreditasi baru rumah sakit Indonesia tahun 2012
terdapat enam sasaran keselamatan pasien dengan 24 elemen penilaian menjadi salah satu hal yang dinilai. Akreditasi akan mendorong pelaksanaan penjaminan
mutu keselamatan pasien.
Tekanan Internasional memaksa diterapkannya penjaminan mutu. Forum politik
internasional juga mempunyai pengaruh terhadap layanan kesehatan, sebagai salah satu anggota WHO, Indonesia telah bertekad untuk melaksanakan jaminan
mutu layanan kesehatan.
2.3.8 Langkah Penjaminan Mutu