Universitas Indonesia
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL, HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL
Bab ini menguraikan tentang kerangka konsep, hipotesis, definisi operasional
yang digunakan dalam penelitian.
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konsep merupakan skema suatu penelitian tentang konsep yang diteliti, dan timbul dari kerangka teori Polit Beck, 2010. Kerangka konsep ini
menjelaskan keterkaitan variabel dalam penelitian. Tujuan utama penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh penjaminan mutu keselamatan pasien oleh
kepala ruang terhadap tindakan keselamatan pasien di Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok. Adapun kerangka konsep dapat dilihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Skema kerangka konsep penelitian di RS Bhakti Yudha dan RS Tugu Ibu Depok pada 20 April-30 Mei 2012
Variabel Independen Penerapan penjaminan mutu keselamatan pasien
1. Pembentukan kelompok
2. Penyusunan dan sosialisai standar
3. Pemilihan teknik pengukuran
4. Membandingkan standar dengan kenyataan yang dicapai
Variabel perancu Faktor yang berhubungan
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Tingkat pendidikan
4. Masa kerja
5. Pelatihan
Variabel Dependen Tindakan keselamatan pasien sebelum intervensi
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien
operasi 5.
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan 6.
Pengurangan risiko pasien jatuh Variabel Dependen
Tindakan keselamatan pasien setelah intervensi 1.
Ketepatan identifikasi pasien 2.
Peningkatan komunikasi yang efektif 3.
Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai 4.
Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh
57
Pengaruh penjaminan..., Iswati, FIK UI, 2012
58
Universitas Indonesia
Gambar 3.1 menjelaskan kerangka konsep penelitian sebagai beikut: Variabel dependennya adalah tindakan keselamatan pasien oleh perawat pelaksana
berdasarkan enam sasaran di antaranya ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai,
pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, kepastian tepat prosedur,
tepat lokasi, tepat pasien, pengurangan risiko pasien jatuh. Variabel intervensi
yang dilakukan adalah penerapan penjaminan mutu keselamatan pasien oleh kepala ruang di unit rawat inap namun hanya terbatas pada pembentukan
kelompok, penyusunan dan sosialisasi standar, pemilihan teknik pengukuran, serta membandingkan standar dengan kenyataan yang dicapai. Hal ini dilakukan
dengan pertimbangan upaya peningkatan mutu memerlukan waktu evaluasi yang relatif lebih lama. Setelah pemberian intervensi selanjutnya akan dievaluasi
kembali tindakan keselamatan pasien berdasarkan enam sasaran keselamatan
pasien. Variabel confounding diambil dari faktor yang berhubungan dengan
pelaksanaan tindakan keselamatan pasien di antaranya: Umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, masa kerja, pelatihan.
3.2 Hipotesis