42
Universitas Indonesia
Understandable, artinya setiap kriteria harus dimengerti oleh siapa yang akan
menggunakannya, terminologi yang tidak jelas harus dihindarkan. Misalnya jumlah petugas kesehatan yang “memadai” atau menu yang “sesuai”. Suatu
indikator kinerja harus jelas, spesifik. Indikator yang menggunakan kata baik, buruk akan menyulitkan penggunaannya.
Reasonable, suatu kriteria harus layak atau masuk akal. Penting diperhatikan
bahwa profesi layanan kesehatan yang tidak terlibat dalam penyusunan standar layanan kesehatan pasti memiliki “standar pribadi”, tentunya bukan standar
layanan kesehatan yang resmi. Oleh sebab itu kelompok perlu melakukan konsultasi dengan para teman sejawat ataupun manajemen yang tidak terlibat
dalam penyusunan standar layanan kesehatan dan kriteria untuk meminta tanggapan.
Setelah standar layanan kesehatan dan kriteria ditetapkan, langkah berikutnya
ialah melakukan sosialisasi standar agar dapat diterima oleh orang yang
dipengaruhi oleh standar itu dan termotivasi untuk memenuhi standar dan yang terakhir adalah mengukur tingkat mutu layanan kesehatan dengan cara memilih
teknik pengukuran yang digunakan untuk mengetahui sampai dimana suatu standar layanan kesehatan dapat dicapai.
3. Memilih Teknik Pengukuran Mutu
Setelah penyusunan standar dan kriteria selesai, selanjutnya adalah bagaimana cara pemantauannya. Mutu layanan kesehatan dapat diukur dengan tiga cara yaitu:
Prospektif, retrospektif, konkuren Bustami, 2011; Marquis Houston, 2012; Pohan, 2007.
1 Pengukuran Mutu Prospektif
Pengukuran mutu prospektif adalah pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan
yang dilakukan sebelum layanan kesehatan diselenggarakan. Oleh sebab itu
pengukurannya akan ditujukan terhadap struktur atau masukan layanan kesehatan dengan asumsi bahwa layanan kesehatan harus memiliki sumberdaya tertentu agar
Pengaruh penjaminan..., Iswati, FIK UI, 2012
43
Universitas Indonesia
dapat menghasilkan suatu layanan kesehatan yang bermutu, seperti: Pendidikan profesi kesehatan, perizinan, standarisasi, sertifikasi, akreditasi.
1 Pendidikan Profesi Kesehatan
Pendidikan profesi kesehatan ditujukan agar menghasilkan profesi layanan kesehatan yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang dapat
mendukung layanan kesehatan yang bermutu.
2 Perizinan
Perizinan merupakan salah satu mekanisme dasar untuk menjamin mutu layanan kesehatan. Profesi kesehatan harus memiliki izin kerja sesuai profesinya. Rumah
sakit dan fasilitas kesehatan lain akan mendapat izin operasional setelah memenuhi persyaratan tertentu dan izin harus diperbaharui dalam kurun waktu
tertentu. Mekanisme perizinan belum menjamin sepenuhnya kompetensi profesi layanan kesehatan yang ada atau mutu layanan kesehatan fasilitas layanan
kesehatan tersebut.
3 Standarisasi
Dengan menerapkan standarisasi misalnya standarisasi peralatan, tenaga, gedung, organisasi dan lainnya, setiap fasilitas layanan kesehatan yang memiliki standar
yang sama mutunya. Standarisasi dapat membangun klasifikasi layanan kesehatan misalnnya rumah sakit umum kelas A, B, C.
4 Sertifikasi
Sertifikasi adalah langkah selanjutnya dari perizinan. Di Indonesia perizinan dilakukan oleh Departemen kesehatan dan atau organisasi profesi.
5 Akreditasi
Akreditasi adalah pengakuan bahwa institusi layanan kesehatan seperti rumah sakit telah memenuhi beberapa standar layanan kesehatan tertentu. Indonesia telah
melakukan akreditasi rumah sakit umum melalui Departemen Kesehatan. Pengukuran mutu prospektif berfokus pada penilaian sumber daya, bukan pada
Pengaruh penjaminan..., Iswati, FIK UI, 2012
44
Universitas Indonesia
kinerja penyelenggaraan kesehatan, inilah salah satu kekurangan pengukuran mutu dengan cara prospektif.
2 Pengukuran Mutu Retrospektif
Pengukuran mutu retrospektif adalah pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan yang dilakukan setelah layanan kesehatan diselenggarakan.
Pengukuran ini biasanya gabungan dari beberapa kegiatan berikut: Penilaian rekam medik, wawancara, pembuatan kuesioner, penyelengaraan pertemuan.
1 Menilai Rekam Medik atau Audit
Pemeriksaan dan penilaian catatan medik atau catatan lain merupakan kegiatan yang disebut audit. Beberapa keuntungan dari audit: pencatatan telah tersedia,
audit akan mendorong untuk melakukan pencatatan yang baik dan akurat. Kekurangan audit pencatatan yang tidak lengkap dan tidak akurat akan
menimbulkan pengukuran yang tidak akurat, jika waktu terlalu banyak digunakan untuk pencatatan maka waktu untuk pasien akan berkurang.
2 Wawancara
Wawancara dilakukan dengan pasien dan atau keluarga teman petugas kesehatan. Bergantung pada kriteria yang akan dipakai. Wawancara dapat
terstruktur atau tidak terstruktur. Wawancara terstruktur terdiri dari pertanyaan yang sudah memiliki jawaban sedangkan tidak terstruktur maka pewawancara
akan mempunyai peran yang besar karena pewawancara harus mengerti dengan jelas apa yang ingin diketahui.
Keuntungan wawancara antara lain pertanyaan akan lebih jelas dan dimengerti sehingga jawabannyapun jelas. Wawancara dapat memastikan bahwa pasien yang
akan memberikan informasi. Pasien akan merasa terlibat dalam layanan kesehatan. Pasien mempunyai kesempatan untuk melontarkan persoalan yang
terlupakan dalam menyusun wawancara. Dalam wawancara yang tidak terstuktur pewawancara dapat melakukan penelitian yang mendalam terhadap sikap dan
pendapat pasien dan dapat menanggapi apa yang tersirat bukan yang dikatakan
Pengaruh penjaminan..., Iswati, FIK UI, 2012
45
Universitas Indonesia
oleh pasien. Kekurangan wawancara antara lain: Pasien merasa sulit memberikan tanggapan negatif, wawancara membutuhkan waktu sehingga menyebabkan biaya
menjadi mahal, pewawancara secara tidak sadar dapat dipengaruhi jawaban pasien.
3 Pembuatan Kuesioner
Kuesioner yang disusun akan dibagikan kepada pasien keluarga teman petugas kesehatan. Kuesioner tidak selalu sesuai dengan keadaan atau kelompok pasien.
Disamping itu banyak pertanyaan yang bias dan salah arah. Untuk mengatasi persoalan tersebut kuesioner harus diujicobakan sebelum digunakan secara luas.
4 Penyelenggaraan Pertemuan
Pertemuan diadakan diantara pasien dan petugas kesehatan terkait. Pertemuan dan diskusi yang dilakukan antarprofesi dapat pula dihadiri oleh pasien, keluarga dan
lainnya karena diskusi akan menghasilkan suatu informasi yang bermanfaat terhadap pencapaian kriteria. Pertemuan yang membahas mutu layanan kesehatan
berbeda dengan pertemuan untuk pembahasan kasus atau konferensi kasus.
3 Pengukuran Mutu Konkuren
Pengukuran mutu konkuren adalah pengukuran terhadap mutu layanan kesehatan
yang dilakukan selama layanan diberikan atau diselenggarakan. Pengukuran
ini dilakukan melalui pengukuran langsung dan kadang kadang perlu dilengkapi dengan peninjauan pada rekan medik, wawancara dengan pasien keluarga
petugas kesehatan. Pengamatan langsung dapat menghindarkan berbagai kesulitan yang berhubungan dengan rekonstruksi kejadian hasil pemeriksaan pencatatan
retrospektif dan dari jawaban wawancara atau kuesioner. Pengamatan langsung mungkin merupakan satu satunya cara untuk melihat rincian penyelengaraan
kesehatan.
2.3.8.2 Langkah Peningkatan Mutu