Ranah Afektif Ranah Psikomotorik

Sedangkan menurut Oemar Hamalik hasil belajar dikalangan siswa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor kematangan akibat dari kemajuan umur kronologis, latar belakang pribadi masing-masing, sikap, dan bakat terhadap suatu bidang pelajaran yang diberikan. 10 Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. a. Sasaran Penilaian Sasaran atau objek evaluasi hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang. Masing-masing bidang terdiri dari sejumlah aspek. Aspek- aspek tersebut sebaiknya dapat diungkapkan melalui penilaian tersebut. Dengan demikian dapat diketahui tingkah laku mana yang sudah dikuasainya oleh peserta didik dan mana yang belum sebagai bahan bagi perbaikan dan penyempurnaan program pengajaran selanjutnya. b. Alat Penilaian Penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif meliputi tes dan bukan tes sehingga diperoleh gambaran hasil belajar yang objektif. Penilaian hasil belajar sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan agar diperoleh hasil yang menggambarkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. c. Prosedur Pelaksanaan Tes Penilaian hasil belajar dilaksanakan dalam bentuk formatif dan sumatif. Penilaian formatif dilakukan pada setiap pengajaran berlangsung, yakni pada akhir pengajaran. Hasilnya dicatat untuk bahan penilaian dan untuk menentukan derajat keberhasilan peserta didik seperti untuk kenaikan tingkat. Penilaian sumatif biasanya dilakukan pada akhir suatu program atau pertengahan program. Hasilnya digunakan 10 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, h. 183. untuk mengetahui program mana yang belum dikuasai oleh peserta didik. 11

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar peserta didik sesuai dengan tujuan pengajaran ends are being attained. 12 Hasil belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya dipengaruhi oleh berbagai faktor tersebut. Adapun faktor-faktor yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Faktor Internal Adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu, meliputi: 1 Faktor Fisiologis Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Menurut Noehi, kondisi pancaindra mata, hidung, pengecap, telinga, dan tubuh sangat penting, terutama mata sebagai alat untuk melihat dan telinga untuk mendengar. 13 Karena sebagian besar peserta didik belajar dengan membaca, melihat contoh atau model, melakukan observasi, dan mendengarkan keterangan guru. 2 Faktor Psikologis Faktor-faktor psikologi yang utama mempengaruhi proses dan hasil belajar peserta didik adalah sebagai berikut: a Kecerdasan Peserta Didik M. Dalyono secara tegas mengatakan bahwa seseorang yang memiliki intelegensi baik IQ-nya tinggi umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya, orang yang intelegensinya rendah cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir, sehingga prestasi belajarnya pun rendah. Karenanya Walter B. Kolesnik dalam buku Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa: “In most cases there is a fairy high correlation 11 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004, Cet. Ke- II. h.179 . 12 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hlm. 45. 13 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011, h. 189. between one’s IQ, and his scholastics success. Usually, the higher a person’s IQ, the higher the grades he receives”. 14 b Motivasi Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Bahkan menurut Slameto, sering kali anak didik yang tergolong cerdas tampak bodoh karena tidak memiliki motivasi untuk mencapai prestasi sebaik mungkin. 15 c Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. 16 Peserta didik yang mempunyai keinginan yang kuat di dalam usaha belajarnya akan lebih baik dibanding dengan peserta didik yang tidak punya atau kurang minat dalam belajar. d Kemampuan Kognitif Kemampuan kognitif yaitu persepsi, mengingat, dan berpikir. Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Guru harus menanamkan pengertian sejelas-jelasnya, sehingga tidak terjadi kesalahan persepsi pada peserta didik. Mengingat adalah suatu aktivitas kognitif, dimana orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh di masa lampau. 17 Sedangkan berpikir adalah kelangsungan tanggapan- tanggapan yang disertai dengan sikap pasif dari subjek yang berpikir. e Bakat Setiap peserta didik memiliki bakat yang berbeda, menurut Sunarto dan Hartono bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi diperlukan 14 Ibid, h. 194. 15 Ibid, h. 200. 16 Ibid, h. 191. 17 Ibid, h. 202-203. latihan, pengetahuan, pengalaman, dan dorongan atau motivasi agar bakat itu dapat terwujud. 18

B. Pendidikan Kewarganegaraan PKn

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan PKn

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mapu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. 19 Selain itu istilah PKn yang menggunakan dengan “N” atau huruf kapital merupakan singkatan dari singkatan dari pendidikan kewarganegaraan Pendidikan kewarganegaraan PKn merupakan pendidikan yang menyangkut status formal warganegara yang di atur dalam UU NO 2 tahun 1949, UU NO 62 Tahun 1958, UU NO 12 tahun 2006 tentang status kewarganegara yang telah berlaku mulai tanggal 1 Agustus 2006. 20

2. Tujuan dan Ruang Lingkup Pembelajaran PKn

a. Tujuan Pembelajaran PKn

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 21 1 Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu. 2 Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta anti-korupsi. 3 Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain. 18 Ibid, h. 197. 19 KTSP MI Cibeureum Legok, hal: 78. 20 Paket 1 hakekat pembelajaran Pkn MI 21 Ibid, hal: 78-79. 4 Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknilogi informasi dan komunikasi.

b. Ruang Lingkup PKn

Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1 Persatuan dan Kesatuan Bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, Kebanganggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan Negara, Sikap Positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan. 2 Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib Sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistem Hukum dan peradilan Nasional, Hukum dan peradilan Internasional. 3 Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan Kewajiban anggota Masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM. 4 Kebutuhan Warga Negara meluputi: Hidup Gotong Royong, Harga Diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan Berorganisasi, Kemerdekaan mrngeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga Negara. 5 Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah dugunakan di Indonesia, Hubungan dasar Negara dengan Konstitusi. 6 Kekuasaan dan Politik, meliputi: Pemerintahan Desa dan Kecamatan, Pemerintah daerah dan Otonomi, Pemerintah Pusat, Demokrasi dan system politik, Budaya Politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat Madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat Demokrasi. 7 Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara dan ideology Negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara, Pengamalan Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideology terbuka. 8 Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak Glabalisasi, Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional, dan Mengevaluasi Globalisasi.

C. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif Cooperative Learning “merupakan strataegi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.” 22 Istilah cooperative learning dalam pengertian bahasa Indonesia dikenal dengan nama pembelajaran kooperatif. Menurut Johnson pembelajaran kooperatif adalah “pemanfaatan kelompok kecil 2-5 orang dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerjasama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok”. 23 Selain itu pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai “system kerjabelajar kelompok yang terstruktur.” 24 Dari uraian-uraian di atas dapat diketahui tentang pengertian pembelajaran kooperatif cooperative learning adalah pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok kecil atau tim yang di dalamnya terdiri dari 2-5 orang. Dalam proses pembelajaran kooperatif siswa dituntut untuk bekerjasama dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, dengan memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar. 22 Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, Bandung: PT Refika Aditama, 2011, Cet. II, h. 62. 23 Ibid. 24 Masitoh, op.cit, h. 232.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERKALIAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE Peningkatan Hasil Belajar Perkalian Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Pada Pelajaran Matematika Siswa Kelas 3 SDN Gemampir Kecamatan Karan

0 1 14

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

0 0 5

THINK PAIR SHARE: ALTERNATIF PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA

0 1 7

Peningkatan Hasil Belajar PAI Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share

0 0 12