Vorta Rickho Maju Tambunan : Eksistensi Bisnis Etnis Tionghoa Studi Deskriptif Terhadap Pedagang Etnis China Penjual Spare part Sepeda Motor di Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Medan Maimun, 2010.
Red : ....semua etnis tionghoa harus mau tolong yang miskin tapi hanya tiga kali, kalau gak maju juga ya gak
usah dibantu lagi berarti memang orang itu gak bisa maju…
Kekuatan ikatan kelompok ini terus berlanjut hingga seorang etnis Tionghoa rela membeli barang dengan harga yang lebih mahal dari pedagang
Tionghoa dari pada membeli dari pedagang etnis lain walaupun harganya jauh lebih murah. Kekuatan ini sangat terlihat pada etnis Tionghoa yang berada di
perantauan. Hal ini merupakan ego satu ras di mana kita sendiri juga akan merasa nyaman jika kita membeli barang keperluan kita dengan orang atau pedagang
yang satu suku dengan kita ataupun orang sudah kita kenal.
d. Bermukim di Kawasan yang Sama.
Di negara manapun, umumnya etnis Tionghoa tinggal di satu wilayah yang sama. Dengan tinggal dalam satu wilayah, hubungan sesama mereka akan
semakin kuat dan dekat. Dalam hal perdagangan, mereka juga berdagang pada satu wilayah bersama-sama. Berdagang bersama-sama di satu tempat membuat
mereka merasa lebih aman dan dapat saling bantu dalam menghadapi ancaman
dari luar.
“…kaq ho qui thiam di kolai qi nang e kaqi ui, kolqi kan kaq che tengnang, jadi kaq ioang lo koq cekai bo pai
nang…” Red : …Lebih baik tinggal dan buka usaha di lingkungan
kita sesama etnis Tionghoa, karena dengan begitu kita bisa lebih kuat dan merasa aman. Seperti di Kampung
Baru ini…
Berdasarkan data di lapangan dimana bisa kita amati banyaknya etnis Tionghoa yang bertempat tinggal dan membuka toko di sepanjang jalan Brigjen
Katamso yang umumnya berdagang spare part. Disinyalir pertama-tama alasan
Vorta Rickho Maju Tambunan : Eksistensi Bisnis Etnis Tionghoa Studi Deskriptif Terhadap Pedagang Etnis China Penjual Spare part Sepeda Motor di Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Medan Maimun, 2010.
Tionghoa tinggal dan dagang mengumpul selain ingin mendapatkan rasa aman, ternyata pola dagang mengumpul pun lebih menguntungkan, baik segi penjual
maupun pembeli. Orang yang hendak menjual atau membeli komoditi tertentu langsung tahu mesti kemana. Tetapi mengumpul bukanlah satu-satunya taktik
berdagang etnis Tionghoa, sebaliknya mereka juga mengenal dan menjalankan strategi menetap dan berdagang dengan konsep menyebar. “dimana ada sinar
matahari disitu ada etnis Tionghoa” Lie Charlie, 2005 : 65 . Hal ini diperkuat oleh pernyataan AW lk, 53 thn :
“…wa kaqi u sparepart thiam liau qi jalan mesjid, tong kim sie te jie thiam siu mig kia ui lai…”
Red : …aku juga punya toko spare part di jalan mesjid, yang ini sekarang hanya sebagai toko kedua dan juga
sebagai tempat simpan barang…
Tinggal dan berdagang mengumpul bagi mereka secara tidak langsung membuat mereka merasa kuat, baik dalam menghadapi fasilitator lingkungan
yaitu : Penguasa, Petugas Pajak atau Pengelola bangunan perumahan, Pasar dan Gedung. Maupun pengganggu yaitu : Preman, Pengamen dan PencuriPerampok.
Dengan kebiasaan yang demikian mengapa masyarakat etnis Tionghoa lebih suka tingggal dan hidup berkelompok, hal tersebut juga merupakan hasil
dari yayasan yang biasa nya menyatukan keberagaman mereka.
e. Perjanjian Sosial