Vorta Rickho Maju Tambunan : Eksistensi Bisnis Etnis Tionghoa Studi Deskriptif Terhadap Pedagang Etnis China Penjual Spare part Sepeda Motor di Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Medan Maimun, 2010.
ini sangat aman dan memiliki jalan yang luas sebagaimana pendapat IM Lk, 73 thn :
“kampong baru ini tempat yang aman dan ramai, dan orang china juga banyak yang tinggal disini”
4.2. Gambaran Umum Etnis Tionghoa di Kota Medan
Setiap etnis atau bangsa pasti mempunyai sejarah dan budayanya sendiri, budaya yang dimilki setiap bangsa mempunyai ciri khas dan keunikan yang
membedakan etnis tersebut dengan etnis yang lain. Begitu juga etnis tionghoa atau yang dikenal dengan istilah orang china. Kebudayaan etnis Tionghoa merupakan
kebudayaan yang tua di dunia dan merupakan salah satu etnis yang menyebar hampir keseluruh penjuru dunia. Apalagi di Indonesia, hampir di setiap daerah
etnis Tionghoa ada dan hidup dengan baik yang hampir sebagian besar dari mereka memiliki profesi yang sama yaitu pedagang. Pada umumnya etnis
Tionghoa di kota Medan berada pada pusat-pusat kota yang menjadi daerah pertokoan. Kemudian mereka cenderung tinggal di komplek-komplek perumahan
yang sangat aman dan sangat sulit untuk membuka diri dengan etnis lain. Contohnya seperti di daerah Pandau Hilir, Kesawan, dan komplek-komplek
perumahan yang dikhususkan untuk etnis tionghoa di Sunggal. Hal ini terjadi karena etnis Tionghoa melihat pemerintah atau masyarakat setempat mempunyai
prasangka buruk terhadap mereka. Mereka sering diperlakukan secara diskriminatif hampir disemua bidang. Misalnya mereka tetap di perlakukan
sebagai warga asing walau sudah menjadi warga negara Indonesia akibatnya etnis Tionghoa tidak berkeinginan untuk aktif dalam usaha-usaha pembangunan dan
perbaikan linkungan bersama kalau pun mau mereka hanya memberikan uang
Vorta Rickho Maju Tambunan : Eksistensi Bisnis Etnis Tionghoa Studi Deskriptif Terhadap Pedagang Etnis China Penjual Spare part Sepeda Motor di Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Medan Maimun, 2010.
saja. Sebaliknya, kalangan masyarakat selain etnis Tionghoa mempunyai pandangan tertentu, yaitu : yang pertama adanya ajaran agama yang sangat
berbeda dengan masyarakat setempat dan mereka juga melihat etnis Tionghoa itu suka merasa hebat dan menilai orang selain tionghoa itu rendah, malas dan tidak
bisa di percaya. Mereka juga beranggapan bahwa etnis Tionghoa menguasai sektor perekonomian. Selain itu mereka juga dianggap sebagai antek-antek
penjajah untuk mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia. Hal ini semakin terbukti pada saat demontrasi besar-besaran pada awal Mei 1998 dimana hampir
semua etnis Tionghoa hijrah ke negeri tetangga untuk menyelamatkan diri dengan membawa seluruh kekayaannya yang diperoleh dari Indonesia. Setelah
berangsur-angsur pulih etnis Tionghoa sudah mau kembali dan membuka usaha mereka dengan modal mereka yang tersisa. Uniknya, sangat sulit sekali untuk
mencari etnis tionghoa yang bekerja di bidang pemerintahan hingga saat ini. Tapi akhir ini sudah mulai ada orang etnis tionghoa yang mau berkecimpung kedalam
perpolitikan seperti pada PEMILU Legislatif beberapa waktu yang lalu. Pada saat itu sudah banyak pemuda-pemuda etnis tionghoa yang berani ambil bagian dalam
pemilihan legislatif tersebut dan banyak calon-calon legislatif yang beretnis tionghoa berasal dari kota Medan. Cerita di atas merupakan sedikit tentang
perubahan sikap dari etnis tionghoa yang banyak berubah sejak era reformasi 1998.
4.3. Perkampungan dan Rumah Tionghoa