Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Laundry Rumah Sakit Anak

rambut, masker, barakscort, sarung tangan, sepatu didapatkan pekerja laundry rata- rata yang sedang bertugas di bagian penghitungan tidak menggunakan secara lengkap alat pelindung dirinya. Standar operasional prosedur saat pencucian alat pelindung diri yang harus digunakan terdiri dari topi penutup rambut, masker, barakscort, sarung tangan, sepatu didapatkan pekerja laundry yang sedang bertugas pencucian tidak lengkap dan tidak sesuai dengan standar operasional prosedur. Pada pekerja yang sedang bertugas di bagian pengeringan, pelipatan, roll press, plat press, dan distribusi didapatkan sebagian besar menggunakan alat pelindung diri dengan tidak patuh serta tidak lengkap dengan standar operasional prosedur. Standar operasional prosedur saat pengeringan alat pelindung diri yang harus digunakan terdiri dari topi penutup rambut, masker, barakscort, sarung tangan, sepatu didapatkan pekerja laundry yang sedang bertugas pengeringan hanya menggunakan barakschort, topi penutup kepala, sepatu sedangkan masker tidak digunakan secara benar dan tidak menggunakan sarung tangan karet. Standar operasional prosedur saat pelipatan, roll press, plat press untuk penggunaan alat pelindung diri terdiri dari topi penutup rambut, masker, barakscort, sarung tangan, sepatu . Didapatkan sebagian besar pekerja laundry yang sedang bertugas pelipatan, roll press, plat press hanya menggunakan pakaian kerja dan sandal. Berikut kutipan beberapa informan utama : “Kalau tugas pencucian mungkin pake lengkap pake masker pake sarung tangan, kalau diluar sana harus pake walaupun pelipatan, itu kan menyumbat debu- debu itu kan kotor yaa, pernah gak pake dibagian melipat ” Informan 3 “Kalau ini sarung tangan ditempat sana yaa penting ini,tapi kalau disini ini masker tapi lagi gak pake hehehe, biasanya pake juga, kadang pake kadang nggak, banyakan nggak yaa hehehe, karena disini merasa udah bersihnya,tapi kalau debu ini si nggak, kadang-kadang mba ini nyesek kalau dipake terus-terusan, tapi kita tau ini pusat penyakit ” Informan 6 Jadi pekerja yang menggunakan alat pelindung diri rata-rata tidak patuh dan tidak lengkap dengan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan. Hal ini dimungkinkan pada pekerja yang sedang bertugas di bagian pengambilan linen kotor, penimbangan, pemisahan, penghitungan, pencucian pengeringan, pelipatan, roll press, plat press, dan distribusi sebagian besar menggunakan alat pelindung diri dengan tidak patuh serta tidak lengkap dimungkinkan telah merasa tidak terpapar potensi bahaya. Berikut tabel 5.6 mengenai perilaku penggunaan alat pelindung diri di laundry Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta Tahun 2013. 89 Tabel 5.6. Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Laundry Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta Tahun 2013 Langkah Pekerjaan Potensi Bahaya Pengendalian Ketersediaan APD yang Sesuai SOP Perilaku Penggunaan APD Mengambil Linen Kotor 1.Terkilir akibat muatan berlebih 1. Menggunakan dorongan beroda 2. Rolling pekerjaan setiap minggu - - 2. Terkena linen kotor berinfeksi 1. Memisahkan untuk linen infeksi dengan linen non infeksi pada tempat berbeda 2. Menggunakan alat pelindung diri berupa, masker, barakscort, sarung tangan Telah tersedia topi penutup rambut, masker, barakscort, sarung tangan Pekerja menggunakan alat pelindung diri tidak lengkap tidak menggunakan sarung tangan dan penggunaan masker yang tidak benar. Dikarenakan merasa justru menyulitkan saat bekerja. 3. Terkena sisa cairan tubuh pasien pada linen non infeksi 1. Memisahkan untuk linen infeksi dengan linen non infeksi pada tempat berbeda 2. Menggunakan alat pelindung diri berupa, masker, barakscort, sarung tangan Telah tersedia topi penutup rambut, masker, barakscort, sarung tangan Pekerja menggunakan alat pelindung diri tidak lengkap tidak menggunakan sarung tangan dan penggunaan masker yang tidak benar. Dikarenakan merasa justru menyulitkan saat bekerja. Langkah Pekerjaan Potensi Bahaya Pengendalian Ketersediaan APD yang Sesuai SOP Perilaku Penggunaan APD Penimbangan, pemisahan dan penghitungan 1. Terkena linen kotor berinfeksi 1. Memisahkan untuk linen infeksi dengan linen non infeksi pada tempat berbeda 2. Menggunakan alat pelindung diri berupa, topi penutup rambut, masker, sarung tangan, sepatu Telah tersedia topi penutup rambut, masker, barakscort, sarung tangan Pekerja tidak menggunakan tutup kepala dikarenakan ketidaknyamanan saat menggunakannya dan tetap merasa aman tidak akan terjadi apa-apa 2. Terkena sisa cairan tubuh pasien pada linen non infeksi 1. Memisahkan untuk linen infeksi dengan linen non infeksi pada tempat berbeda 2. Menggunakan alat pelindung diri berupa, topi penutup rambut, masker, sarung tangan, sepatu Telah tersedia topi penutup rambut, masker, barakscort, sarung tangan Pekerja tidak menggunakan tutup kepala dikarenakan ketidaknyamanan saat menggunakannya dan tetap merasa aman tidak akan terjadi apa-apa Langkah Pekerjaan Potensi Bahaya Pengendalian Ketersediaan APD yang Sesuai SOP Perilaku Penggunaan APD Pencucian 1.Terpapar detergen 1. Menggunakan alat pelindung diri berupa, masker, barakscort, sarung tangan Telah tersedia barakscort, sarung tangan Pekerja menggunakan alat pelindung diri dikarenakan telah mengetahui standar prosedur dari penggunaan detergen 2. Terkena sisa cairan tubuh pasien pada linen non infeksi 1.Memisahkan untuk linen infeksi dengan linen non infeksi pada mesin cuci berbeda 2.Menggunakan alat pelindung diri berupa masker, barakscort, sarung tangan Telah tersedia topi penutup rambut, masker, barakscort, sarung tangan Pekerja tidak menggunakan masker dan sarung tangan alasannya menggunakan dikarenakan setelah meninggalkan untuk mesin bekerja pekerja pindah kearea lain sehingga lupa untuk menggunakan masker dan sarung tangan Pengeringan, Plat Press, Roll Press, Pelipatan 1. Debu kapas 1. General exhaustventilasi memadai 2.Menggunakan alat pelindung diri berupa, topi penutup rambut, masker, barakscort, sarung tangan, sepatusandal Telah tersedia topi penutup rambut, masker, barakscort, sarung tangan Rata-rata pekerja tidak menggunakan masker dan sarung tangan dengan alasan tidak nyaman. 92 Gambar 6.1. Tidak menggunakan alat pelindung diri Sumber : data pribadi. 2013

BAB VI PEMBAHASAN

6.1. Keterbatasan Penelitian

6.1.1. Pada saat wawancara mendalam dilakukan, terdapat beberapa

informan memberikan jawabannya sambil bekerja, sehingga jawaban yang diberikan sangat singkat saja. 6.1.2. Jawaban yang diberikan pekerja juga sulit untuk diketahui keobjektifannya karena timbul kesan jika jawaban yang diberikan adalah jawaban yang ideal dalam rangka mempertahankan diri.

6.2. Pembahasan Langkah-Langkah Pekerjaan Laundry Rumah Sakit Anak

dan Bunda Harapan Kita Jakarta Tahun 2013 Pertama mulai yaitu dengan petugas ruangan memasukan linen kotor ke gentong yang telah disediakan dan mencatat jumlah dan jenis linen kotor. Lalu petugas sarana sandang membawa linen kotor dari bangsal ke sarana sandang, selanjutnya melakukan penimbangan, pemisahan dan penghitungan. Petugas sarana sandang melakukan penimbangan ulang sesuai kapasitas mesin kemudian melakukan pencucian tahap satu dan pembilasan. Proses pencucian tahap dua dengan suhu sembilan puluh derajat celsius untuk mematikan kuman menggunakan kimia detergen, alkali, cloroin bleach, pewangi. Petugas sarana sandang mengeluarkan linen bersih dari dalam mesin apabila sudah bersih lanjut untuk memasukkan ke mesin pengering setelah selesai proses pencucian lalu lanjut untuk mengerol, mengepres dan melipat, lalu disusun pada rak yang tersedia. Apabila tidak bersih saat mengeluarkan linen bersih dari dalam mesin maka dicuci kembali Standar Prosedur Pelayanan dan Standar Prosedur Kerja Sarana Sandang, 2012. Kegiatan ini telah sesuai dengan standar operasional prosedur pelayanan dan standar prosedur kerja sarana sandang tahun 2012. Sudah sangat baik dikarenakan telah melakukan kegiatan lebih dari peraturan perundang menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129MenkesSKII2008 mengenai Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit tertera bahwa standar pelayanan laundry hanya tidak adanya kejadian linen yang hilang dan ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap berstandar 100. Hasil observasi didapatkan potensi bahaya yang terdapat di laundry Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita berupa bahaya fisik, biologi, kimia dan ergonomi. Bahaya potensial fisik berasal dari debu dari serat kain. Bahaya potensial biologi berasal dari linen kotor yang telah digunakan oleh pasien. Bahaya potensial kimia berasal dari detergen dan bahan-bahan kimia alkali untuk mencuci. Bahaya potensial ergonomi berasal dari beban angkat. Oleh karena itu diperlukan safety briefing setiap hari sebelum pekerjaan dilakukan agar pekerja dapat melakukan langkah-langkah pekerjaan dengan aman. Setelah pekerjaan selesai adanya laporan untuk apa saja yang telah dilakukan pada hari itu tindakan aman dan tidak aman. Hal ini sesuai dengan Terry 2003 terbentuk perilaku aman dipengaruhi oleh langkah-langkah pekerjaan yang tetap aman. Pada penelitian Sari 2012 menyatakan bahwa salah satu langkah-langkah