Penyakit Akibat Hubungan Pekerjaan

menuju tempat kerja dan pulang kerumah melalui jalan biasa atau wajar dilalui Permenaker No. Per 03Men1994 mengenai Program JAMSOSTEK. 2.7.1. Faktor Terjadinya Kecelakaan Kerja Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor utama yakni faktor fisik dan faktor manusia. Kecelakaan kerja ini mencakup dua permasalahan pokok, yakni: 2.7.1.1.Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan 2.7.1.2.Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan Dalam perkembangan selanjutnya ruang lingkup kecelakaan ini diperluas lagi sehingga mencakup kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat perjalanan atau transport ke dan dari tempat kerja. Dengan kata lain kecelakaan lalu lintas yang menimpa tenaga kerja dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja atau dalam rangka menjalankan pekerjaannya juga termasuk kecelakaan kerja. Penyebab kecelakaan kerja pada umumnya digolongkan menjadi dua, yakni: 2.7.1.1.Faktor Fisik Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman atau unsafety condition misalnya lantai licin, pencahayaan kurang, silau, dan sebagainya. 2.7.1.2.Faktor Manusia Perilaku pekerja itu sendiri yang tidak memenuhi keselamatan, misalnya karena kelengahan, ngantuk dan sebagainya. Menurut hasil penelitian yang ada, 85 dari kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh faktor manusia. 2.7.2. Dampak Kecelakaan Kerja Berikut ini merupakan penggolongan dampak dari kecelakaan kerja Simanjuntak, 1994: 2.7.2.1. Meninggal dunia Dalam hal ini termasuk kecelakaan yang paling fatal yang menyebabkan penderita meninggal dunia walaupun telah mendapatkan pertolongan dan perawatan sebelumnya. 2.7.2.2. Cacat permanen total Merupakan cacat yang mengakibatkan penderita secara permanen tidak mampu lagi sepenuhnya melakukan pekerjaan produktif karena kehilangan atau tidak berfungsinya lagi bagian-bagian tubuh seperti: kedua mata, satu mata dan satu tangan atau satu lengan atau satu kaki. Dua bagian tubuh yang tidak terletak pada satu ruas tubuh. 2.7.2.3. Cacat permanen sebagian Cacat yang mengakibatkan astu bagian tubuh hilang atau terpaksa dipotong atau sama sekali tidak berfungsi. 2.7.2.4. Tidak mampu bekerja sementara Kondisi sementara ini dimaksudkan baik ketika dalam masa pengobatan maupun karena harus beristirahat menunggu kesembuhan, sehingga ada hari-hari kerja hilang dalam arti yang bersangkutan tidak melakukan kerja produktif. Kecelakaan kerja merupakan suatu hal yang sering terjadi dalam dunia kerja, terjadinya kecelakaan kerja ini dapat kita pelajari dan diupayakan pencegahannya.

2.8. Kerangka Teori

Bagan 2.2 Kerangka Teori Sumber : Ramli 2010 dan Skiner 1938 Dari kerangka teori menurut Ramli 2010 bahaya yang terdapat disuatu tempat kerja pertama-tama harus mengetahui langkah-langkah pekerjaan dari awal hingga akhir secara sistematis. Setelah mengetahui langkah-langkah pekerjaannya maka dilakukan identifikasi bahaya. Lalu identifikasi bahaya yang didapat dapat menentukan pengendalian seperti eliminasi, apabila dengan pengendalian bahaya secara eliminasi tidak dapat dilakukan dapat melakukan substitusi, dan seterusnya. Langkah- langkah pekerjaan Identifikasi bahaya Pengendalian bahaya Eliminasi, Substitusi, engineering control, administrative control, Penggunaan Alat Pelindung Diri Respon Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri Stimulus Alat Pelindung Diri Hingga pengendalian terakhir dengan penggunaan alat pelindung diri apabila eliminasi, substitusi, engineering control, administrative control tidak dapat dilakukan. Dari kerangka teori menurut Skiner 1938 terbentuknya perilaku ditentukan oleh adanya stimulus yang kemudian menimbulkan respon terhadap perilaku yang nyata dilakukan.