operasi. Misalnya perusahaan telah memilih menerima risiko penggunaan suatu peralatan mekanis dalam proses produksinya.
2.2.2. Dalam peringkat risiko, dikategorikan sebagai risiko sedang medium
sehingga dapat diterima perusahaan. Karena itu tidak perlu dilakukan tindakan pengendalian lebih lanjut. Perusahaan cukup melakukan
pemantauan berkala baik di tempat kerja maupun terhadap tenaga kerja untuk mengetahui apakah ada efek yang tidak diinginkan. Sebaliknya jika
tingkat kebisingan mencapai 100-110 dB, maka risiko ini tidak dapat diterima karena mengandung risiko tinggi terhadap pendengaran dan
kesehatan pekerja. Karena itu harus dilakukan tindakan pengendalian. 2.2.3.
Jika risiko berada di atas batas yang dapat diterima maka perlu dilakukan pengendalian lebih lanjut untuk menekan risiko dengan beberapa pilihan
yaitu : 2.2.3.1.
Mengurangi kemungkinan reduce likelihood 2.2.3.2.
Mengurangi keparahan reduce consequence 2.2.3.3.
Alihkan sebagian atau seluruhnya 2.2.3.4.
Hindari avoid Menurut OHSAS 18001 memberikan pedoman pengendalian risiko yang lebih
spesifik untuk bahaya keselamatan dan kesehatan kerja dengan pendekatan sebagai berikut.
2.2.3.1. Eliminasi
2.2.3.2. Substitusi
2.2.3.3. Pengendalian teknis engineering control
2.2.3.4. Pengendalian administrative
2.2.3.5. Penggunaan alat pelindung diri APD.
Lebih lanjut sub bab ini lebih dispesifikan pengendalian risiko dengan penggunaan alat pelindung diri.
2.3. Pengertian Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruhsebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi
bahayakecelakaan kerja. Alat pelindung diri dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi pekerja apabila engineering dan administrative tidak dapat
dilakukan dengan baik. Namun pemakaian alat pelindung diri bukanlah pengganti dari kedua usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.
Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Association, personal protective equipment atau alat pelindung diri didefinisikan sebagai alat yang
digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis,
radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya. Alat Pelindung Diri dipakai setelah usaha rekayasa engineering dan cara
kerja yang aman work practice telah maksimum. Namun pemakaian alat pelindung diri bukanlah pengganti dari kedua usaha tersebut tetapi sebagai usaha terakhir dalam
upaya melindungi tenaga kerja Nedved, 1991.
2.3.1. Standar Occupational Safety and Health Association OSHA
Mengenai Alat Pelindung Diri
Untuk meningkatkan perlindungan diri dari bahaya-bahaya
yang ada di tempat kerja maka OSHA Occupational Safety and Health Association membuat peraturan alat pelindung diri sebagai
berikut :
2.3.1.1. Memeriksa sekeliling tempat kerja untuk menentukan apakah
ada bahaya-bahaya yang dapat terjadi sewaktu kerja. 2.3.1.2.
Memilih dan mempersiapkan alat pelindung diri yang benar- benar cocok untuk masing-masing pekerja sesuai dengan
lingkup pekerjaanya. 2.3.1.3.
Melatih bagaimana cara menggunakan atau memakai alat pelindung diri secara benar untuk mencegah dari bahaya-
bahaya yang dapat mengancam bagian tubuh seperti kepala, muka, mata, telinga, sistem pernafasan, tangan, kaki dan lain-
lain. Masing-masing alat pelindung diri dirancang atau dibuat untuk
mencegah bahaya yang mengancam di tempat kerja. Untuk meyakinkan bahwa pekerja telah memakai alat pelindung diri yang
sesuai dan tepat, maka OSHA merekomendasikan agar mengadakan pemeriksaan atau peninjauan ke tempat kerja terlebih dahulu dan
kemudian mengidentifikasi
kemungkinan-kemungkinan adanya
bahaya-bahaya yang timbul dan dapat mengancam pekerja pada waktu mereka sedang melakukan pekerjaannya.