Latar Belakang Masalah Keterampilan Proses Sains Pada Lks Biologi Yang Digunakan Man Se-Jakarta Selatan

untuk menjelaskan fenomena dalam kehidupan yang berhubungan dengan konsep dan fakta yang sudah di hafal tersebut. Sebagai konsekuensinya, pembelajaran biologi disekolah diharapkan mampu memberikan pengalaman kepada siswa sehingga memunkinkan siswa melakukan penyelidikan tentang fenomena biologi. 9 Belajar adalah sebuah proses yang komplek yang didalamnya terkandung beberapa aspek. Aspek aspek tersebut yaitu bertambahnya jumlah pengetahuan, adanya kemampuan mengingat dan memproduksi, adanya penerapan pengetahuan, menyimpulkan makna, menafsirkan dan mengkaitkannya dengan realitas dan adanya perubahan sebagai pribadi. 10 Jika belajar biologi hanya diajarkan dengan hafalan, maka siswa yang mungkin memiliki pengetahuan awal tentang berbagai fenomena biologi tidak menggunakan pengetahuan mereka selama proses pembelajaran yang dikembangkan oleh guru. Pemahaman konseptual berkorelasi sangat penting kepada kinerja di berbagai bidang tertentu dari ilmu pengetahuan. begitu juga pemahaman konseptual secara luas diakui sebagai salah satu tujuan utama dari pendidikan sains 11 Belajar biologi seharusnya dapat mengakomodir kesenangan dan kepuasan intelektual bagi siswa dalam usahanya membongkar dan memperbaiki berbagai konsep yang mungkin keliru. Pembelajaran biologi akan lebih bermakna jika memungkinkan siswa menjalani perubahan konsepsi. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi disertai arus globalisasi yang cepat, menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber informasi tidak munkin lagi dapat dipertahankan. Oleh karena itu pendekatan dengan starategi belajar mengajar yang berpusat pada guru tidak sesuai lagi 9 Yuningsih Anggraini S, Skripsi, Analisis LKS biologi SMP kelas VII semester 1yang digunakan SMP negeri dikota semarang tahun pelajaran 20052006, Semarang 10 Eveline Siregar, Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran, 2010, Ghalia Indonesia: Bogor, h. 4. 11 Vivien Mweene Chabalengula, How Pre-service Teachers’ Understand and Perform Science Process Skills, Eurasia Journal of Mathematics, Science Technology Education, 2012, 8 3, 167-176. dengan perkembangan yang dihadapi dunia pendidikan. Sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan dapat mengarahkan peserta didik untuk dapat terlibat secara langsung dan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 12 Dengan demikian dalam pembelajaran guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang melibatkan semua siswa serta dapat membangkitkan minat, sikap, dan kreativitas sesuai dengan apa yang dipelajarinya. Dalam merancang pembelajaran guru harus mampu mempersiapkan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian. Dalam pembelajaran guru harus secara penuh melaksanakan fungsinya sebagai perencana, pelaksana, dan pengevaluasi pembelajaran jika fungsi ini dipenuhi guru secara benar, berarti guru telah melaksanakan perannya, dan diharapkan akan memberi implikasi positif dalam proses pembelajaran dikelas. 13 Keberhasilan suatu pembelajaran tergantung pada pendekatan, metode, media, dan keterampilan-keterampilan yang dipilih guru dan semuanya itu harus sesuai dengan materi yang diberikan. 14 Dalam hal ini penggunaan LKS sebagai media mempermudah para guru untuk mengetahui penguasaan materi dari siswa itu sendiri. Disamping itu dapat mengaktifkan siswa dalam memacu pemahaman dan daya nalar yang dimiliki siswa. Hampir setiap guru di berbagai sekolah menggunakan LKS sebagai sarana atau acuan untuk memandu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, terutama dalam kegiatan praktikum. Penggunaan LKS saat ini sangat tinggi, hampir semua siswa di tiap sekolah menggunakan LKS. Sering kali guru mewajibkan siswa mempunyai LKS. Siswa beranggapan hanya dengan memiliki LKS saja sudah cukup. Ini membuktikan fungsi LKS sudah mulai 12 Yanti Hamdiyati, op.cit., jurnal pendidikan biologi FPMIPA UPI, 2006. 13 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, Cet 1, h. 165. 14 Nuryani Y Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi, Cetakan 1 Malang: Universitas Negeri Malang, 2005, h.110 bergeser yang awalnya hanya sebagai pemandu siswa, justru dijadikan pedoman utama dalam belajar. Hasil wawancara pada beberapa madrasah aliyah, guru banyak menggunakan LKS sebagai sarana untuk mengaktifkan siswa dan penggunaanya melebihi buku referensi. Hasil observasi terhadap LKS yang digunakan pada beberapa madrasah aliyah merupakan LKS praktikum yang memiliki beberapa komponen diantaranya tujuan, alat dan bahan, langkah kerja, hasil pengamatan, serta latihan soal. Apakah LKS yang digunakan dapat mengembangkan keterampilan proses sains? Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis terhadap Lembar Kerja Siswa LKS yang di gunakan Madrasah Aliyah Negeri Se Jakarta Selatan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Tidak semua LKS dapat mengembangkan keterampilan proses. 2. Fungsi LKS sudah mulai bergeser yang awalnya hanya sebagai pemandu siswa, justru dijadikan pedoman utama dalam belajar. 3. Guru lebih suka membeli LKS daripada membuat sendiri

C. Pembatasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian yang akan dilaksanakan adalah : 1. Lembar kerja siswa yang akan dianalisis adalah LKS Biologi kelas XI IPA yang digunakan oleh MAN Se-Jakarta Selatan 2. Analisis LKS dibatasi pada konsep yang di sesuaikan dengan pembelajaran pada masing masing sekolah. 3. Mendeskripsikan keterampilan proses sains KPS yang ada dalam kalimat maupun soal di LKS sesuai dengan kriteria yang dijadikan tolok ukur untuk kesesuaian dengan keterampilan proses sains KPS, dan membuat pernyataan tertulis berdasarkan pola yang berasal dari data berbagai sumber. Perangkat alat ukur yang dipergunakan disusun berdasarkan instrumen yang memuat pengembangan keterampilan proses sains yang telah divalidasi oleh tim pakar dosen.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada halaman sebelumnya, maka disusunlah suatu rumusan masalah yang akan dicari pemecahan masalahnya, yaitu : “Bagaimanakah keterampilan proses sains pada lembar kerja siswa LKS biologi yang digunakan MAN Se-Jakarta selatan?”

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran keterampilan proses sains pada LKS Biologi kelas XI yang digunakan MAN Se-Jakarta Selatan tahun pelajaran 20122013 Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat yaitu: 1. Bagi guru, harapannya hasil penelitian ini dapat memberikan evaluasi terhadap pengguna LKS yang ada di sekolah 2. Bagi pengembang penerbit LKS, harapanya hasil penelitian ini dapat memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan LKS 3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan untuk meneliti lebih lanjut mengenai kemampuan keterampilan proses sains yang dapat dikembangkan dalam lembar kerja siswa. 7 BAB II KAJIAN TEORETIK

A. Deskripsi Teoritis 1. Lembar Kerja Siswa LKS

a. Pengertian LKS

Lembaran kerja siswa LKS merupakan panduan bagi siswa untuk mengerjakan pekerjaan tertentu yang dapat meningkatkan dan memperkuat hasil belajar. Jenis pekerjaan yang dimasukan ke dalam lembaran kerja siswa dapat berupa pengerjaan soal-soal atau pertanyaan latihan. Perintah untuk mengumpulkan data, membuat sesuatu, dan semacamnya yang bertujuan mendorong kreativitas dan pengembangan imajinasi siswa. 1 Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pelajaran apa saja. Lembar kerja siswa merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam LKS, siswa akan mendapatkan materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu, siswa juga akan mendapatkan arahan yang terstuktur untuk memahami materi yang diberikan. 2 Sehingga mampu memberi penguatan terhadap hasil belajar siswa dengan kegiatan mengerjakan lembaran kerja siswa. Pengerjaan lembaran kerja siswa bisa dilakukan secara perorangan atau kelompok. Dengan demikian kemampuan siswa dapat diketahui, dan penguatan serta umpan balik pun dapat dirasakan secara perorangan atau kelompok pula. Dengan disediakan lembaran kerja siswa, pemberian umpan balik dapat dilakukan secara terus menerus, sehingga dorongan untuk belajar yang 1 Abdul Madjid, perencanaan pembelajaraan, Bandung: PT remaja Rosdakarya, 2009, h. 171. 2 Andi Prastowo, panduan kreatif… Jogjakarta : Diva press, 2011, Cet. 1. h. 204