Meranti dilakukan secara permanen. Jaringan listrik secara permanen ini dibangun dan dioperasikan oleh Perusahaan Listrik Negara PLN pada tahun 1983.
Dengan masuknya pembangunan infrastruktur jaringan listrik di Desa Meranti, dalam kenyataanya menghadirkan banyak manfaat bagi masyarakat. Jaringan listrik yang
dibangun bukan hanya sekedar untuk penerangan belaka di rumah tangga, pekarangan dan jalan raya. Lebih jauh, manfaat serta hikmah yang dapat dirasakan adalah
meningkatnya kesejahteraan masyarakat, seperti; merangsang tumbuhnya industri kecil dan kerajinan rumah tangga, menambah semangat dan kepintaran anak–anak dalam
belajar, membuka lapangan kerja baru yang sekaligus mengurangi perpindahan penduduk ke kota, dan lain sebagainya.
4.5 Perubahan Sosial Dan Budaya
Salah satu sifat manusia adalah keinginan untuk hidup bersama dengan manusia yang lain. Dalam hidup bersama antara individu dengan individu atau individu dengan
kelompok bahkan kelompok dengan kelompok tersebut terjadi hubungan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, baik itu kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani.
Melalui hubungan itu manusia ingin menyampaikan maksud, tujuan dan keinginannya masing–masing. Sedangkan untuk mencapai keinginan tersebut harus diwujudkan dengan
tindakan melalui hubungan yang timbal–balik. Hubungan timbal–balik inilah yang dimaksud dengan interaksi. Interaksi terjadi apabila suatu individu melakukan tindakan
sehingga menimbulkan reaksi dari individu–individu yang lain. Oleh karena itu, interaksi sosial terjadi dalam suatu kehidupan sosial dan budaya. Interaksi sosial adalah hubungan
Universitas Sumatera Utara
dinamis yang mempertemukan individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Bentuknya tidak hanya kerja sama, tetapi bisa juga
berbentuk tindakan persaingan, pertikaian, dan sejenisnya. Hidup dalam lingkup sosial telah mendorong masyarakat untuk hidup saling
tolong–menolong. Pada hakekatnya sistem gotong–royong dapat dipertahankan khususnya di dalam kativitas pertanian, seperti Aruan di Meranti. Tradisi tersebut dapat
bertahan bila masyarakat belum dipengaruhi oleh budaya seperti kemajuan mekanisasi pertanian dan pengenalan terhadap jenis tanaman baru. Setelah masyarakat tani mulai
berkenalan dengan unsur–unsur kebudayaan baru khususnya dalam hal pertanian akan menyebabkan keseragaman jenis pekerjaan dan musim penanaman tidak dapat
dipertahankan lagi. Faktor inovasi serta kemajuan alat–alat pengolahan dan produksi pertanian tersebut ternyata telah mengikis solidaritas sosial dalam kegiatan gotong–
royong. Dengan semakin terkikisberkurangnya solidaritas sosial dalam kegiatan gotong–
royong di Meranti menyebabkan rasa saling ketergantungan diantara masyarakat tani mulai pudar. Nilai–nilai ketergantungan tersebut mulai diperhitungkan berdasarkan nilai
ekonomis dengan mata uang. Solidaritas sosial yang terjadi dikalangan masyarakat selalu diharapkan balasannya secara setimpal dengan tenaga yang telah dikeluarkan berdasarkan
nilai mata uang. Dengan demikian, maka nilai–nilai dasar dari solidaritas sosial telah menurun.
Keterbukaan masyarakat melalui proses interaksi sosial yang timbul akibat pengaruh dari luar sebagai ekses dari terpilihnya Desa Meranti menjadi ibu kota
Kecamatan maupun dari dalam sendiri tidak mampu untuk mempertahankan, apalagi
Universitas Sumatera Utara
untuk meningkatkan solidaritas sosial dalam arti yang sebenarnya. Seseorang yang mampu menyumbangkan tenaga untuk kepentingan umum dalam bentuk materi sudah
dianggap memiliki solidaritas sosial yang tinggi. Selain itu, bagi mereka yang mampu menyediakan berbagai fasilitas dalam sarana ekonomi atau sarana peribadatan akan
menduduki status dermawan yang memiliki solidaritas sosial yang tinggi. Sementara itu, bagi mereka yang bantuannya disalurkan melalui kebiasaan–
kebiasaan lama, seperti Aruan dalam kegiatan pertanian dan adat istiadat dianggap kurang memuaskan atau dengan kata lain mereka itu tidak akan mendapatkan dukungan
sepenuhnya dari kelompok masyarakat. Tegasnya, mereka yang kurang dalam memberikan fasilitas atau bantuan materi akan kurang mendapat tempat di hati
masyarakatnya.
4.6 Perkembangan Tata Ruang