Metode Penelitian Dra. Nurhabsyah, M.Si

1.5 Metode Penelitian

Dalam penulisan karya ilmiah, metode penelitian adalah suatu hal yang tidak dapat dinafikan. Demikian pula dalam penelitian sejarah, haruslah memakai metode sejarah. Metode sejarah dapat diartikan sebagai proses penguji dan menganalisis secara kritis atas rekaman dan peninggalan masa lampau. 6 1. Heuristik: yaitu mengumpulkan data–data dan sumber–sumber baik tertulis maupun lisan melalui studi kepustakaan library research serta studi lapangan field research. Studi kepustakaan yaitu berusaha mengumpulkan data melalui berbagai buku, arsip, dokumen, majalah, artikel, dan media elektronik internet yang dianggap mempunyai kaitan dan dapat membantu penulis untuk memahami permasalahan. Studi lapangan yaitu dengan cara mengadakan wawancara terhadap tokoh-tokoh yang dianggap mampu memberikan masukan yang cukup sebagai sumber penelitian. Wawancara ini memakai teknik wawancara terbuka dan wawancara terstruktur. Sejumlah sistematika penulisan yang terangkum dalam metode sejarah sangat membantu setiap penulis dalam merekonstruksi kejadian pada masa yang telah berlalu. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini yakni: 2. Kritik Sumber: yaitu cara penulis mendapatkan petunjuk atas nilai kebenaran dan keaslian data maupun sumber yang diperoleh. Adapun nilai–nilai tersebut menjadi suatu tolok ukur dalam melakukan suatu kritik, baik itu secara internal maupun eksternal dari sebuah sumber. Kritik internal, yakni menelaah tentang kebenaran 6 Tentang Metode Sejarah lihat Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah terj. Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI-Press, 1985 hlm. 18–19. Universitas Sumatera Utara isi atau fakta dari sumber–sumber objek penelitian. Kritik ekternal, yakni dengan cara pengujian guna untuk menentukan keaslian sumber. 3. Interpretasi: yaitu tahap penafsiran atau menganalisa data-data yang diperoleh sehingga melahirkan suatu analisa baru yang sifatnya lebih objektif dan ilmiah dari objek yang akan diteliti. Objek kajian yang cukup jauh kebelakang membuat interpretasi menjadi sangat vital dan dibutuhkan keakuratan serta analisis yang tajam agar mendapat fakta sejarah yang objektif. Dengan kata lain, tahapan ini dilakukan dengan menyimpulkan kesaksian atau data–data informasi yang dapat dipercaya dari bahan–bahan yang ada.

4. Historiografi: merupakan tahap akhir dalam penulisan, atau dapat juga dikatakan