Tabel 14: Distribusi Penduduk Desa Meranti Berdasarkan Mata Pencaharian
Jenis Pekerjaan Tahun
Jumlah Porsentase 1985
1986 1987
1988 1989
1990 Petani
1.189 1.189 1.187 1.193 1.193 1.201 7.152 78,4
Pedagang 95
97 94
95 95
98 574
6,3 Karyawan swasta 123
127 125
127 127
130 759
8,3 Pegawai Negeri
59 57
57 60
59 61
353 3,8
Mocok – mocok 40
42 51
51 51
55 290
3,2 Jumlah
1.506 1.512 1.514 1.526 1.525 1.545 9.128 100
Sumber: BPS Kabupaten Asahan Kecamatan Meranti Dalam Angka.
4.3 Perkembangan Pendidikan
Seiring dengan terpilihnya Desa Meranti menjadi ibu kota kecamatan yang baru terbentuk, secara otomatis berbagai pembangunan dan perkembangan akan terjadi di
dalamnya. Hal ini menunjukkan semakin dinamisnya masyarakat Desa Meranti dalam menghadapi era perkembangan jaman yang semakin maju dengan pesat. Tuntutan jaman
yang semakin maju dengan pesat tersebut menuntut masyarakat untuk tetap harus dapat bertahan dalam persaingan.
Dalam menghadapi era perkembangan, masyarakat dituntut serba bersiap sedia dalam persaingan berbagai sektor kehidupan. Era persaingan tersebut tidak lagi harus
mengandalkan ”kekuatan otot” tetapi harus lebih mengandalkan ”kekuatan otak”. Untuk menempa ”kekuatan otak” generasi yang dapat diandalkan, jalur pendidikan adalah hal
wajib untuk ditempuh. Pendidikan sebagai wahana pencetak generasi handal diharapkan
Universitas Sumatera Utara
mampu menjawab semua persaingan pada era perkembangan yang semakin maju dengan pesat. Betapa pendidikan dapat dan mampu menjadikan masyarakat menjadi garda
terdepan dalam menghadapi era perubahan dan perkembangan yang pesat. Sedemikian pentingnya pendidikan, masyarakat dituntut untuk memberikan yang
terbaik bagi anak–anak dalam mengenyam pendidikan. Demikian pula yang terjadi pada kalangan masyarakat Desa Meranti. Tantangan dalam mencetak generasi handal dijawab
oleh para pengurus yayasan yang sudah ada sebelumnya untuk membuka dan menambah kapasitas jurusan–jurusan yang suda ada. Bahkan pada tahun 1983 berdiri beberapa
yayasan baru yang mengelola pendidikan di Desa Meranti. Secara keseluruhan, program–program jurusan dibuka dan dilakukan oleh sekolah
–sekolah swasta. Yayasan Alwashliyah pada tahun 1987 membuka program jurusan Tsanawitah setingkat SMP, berturut pada tahun 1988 dan 1989 juga membuka program
jurusan SMA dan Aliyah setingkat SMA. Selain Yayasan Alawashliyah, Yayasan Perguruan Kesatuan Meranti juga membuka program jurusan baru pada tahun 1980-an.
Program jurusan baru yang dibuka oleh Yayasan Perguruan Kesatuan Meranti adalah SMA.
Pada tahun 1983, Desa Meranti kembali diramaikan oleh berdirinya yayasan baru yang diberi nama Yayasan Daerah Meranti.
33
33
Nama Yayasan Daerah Meranti dirubah pada tahun 1986 dengan nama baru, yaitu Yayasan Pendidikan Meranti. Hal ini dilakukan karena pada tahun 1986 keluar Perda Kabupaten Asahan untuk
menginventarisasi badan–badan usaha milik daerah. Karena yayasan tersebut awalnya memakai kata “Daerah” pada nama yayasannya sehingga dikira milik Pemerintah Daerah Kabupaten Asahan. Untuk
menghindari kesalahpahaman dan benturan maka nama yayasan tersebut diganti, namun masyarakat masih familiar dengan menyebutnya Yayasan Daerah Meranti.
Yayasan Daerah Meranti berlokasi di dusun VI Desa Meranti sekitar 500 meter dari lokasi kediaman penulis. Program jurusan yang
diasuh pertama sekali adalah SMA. Seiring dengan perkembangannya, Yayasan Daerah
Universitas Sumatera Utara
Meranti kembali membuka program jurusan baru pada tahun 1986. Program jurusan yang dibuka pada tahun itu adalah SMP.
Berbagai perkembangan dalam bidang pendidikan di Desa Meranti tersebut dapat kita lihat pada tabel15 berikut:
Tabel 15: Distribusi Pertumbuhan Jenjang Pendidikan di Desa Meranti NO
Jenis Jenjang Pendidikan Jumlah
1. SD Swasta
1 2.
SD Negeri 1
3. SD Inpres
3 4.
SMPMTs 4
5. SMAAliyah
4 Jumlah
13 Sumber: Dihimpun dari berbagai sekolah yang terdapat di Desa Meranti.
Sedemikian berkembangnya jumlah yayasan yang terdapat di Desa Meranti telah menunjukkan betapa besarnya peranan penting sebuah pendidikan. Dengan program–
program jurusan baru yang dibuka tersebut diatas, maka masyarakat tidak lagi kesulitan untuk menyekolahkan anak–anaknya sampai tingkat SMA ke Kota Kisaran. Bagi para
orang tua yang hendak menyekolahkan anak–anaknya sampai kejenjang SMA sudah terdapat di Desa Meranti. Namun demikian, masih ada beberapa dari anak–anak dari
Desa Meranti yang bersekolah ke Kota Kisaran. Anak–anak tersebut biasanya atas dorongan orang tua yang menilai pendidikan di kota masih lebih baik mutunya. Selain
alasan mutu, ketiadaan program jurusan STM dan SMK juga turut memberi andil bagi
Universitas Sumatera Utara
anak–anak yang ingin mengambil program jurusan tersebut untuk bersekolah di Kota Kisaran.
Yayasan–yayasan yang terdapat di Desa Meranti pada masa itu tidak saja menerima siswa dari desa tersebut, tetapi juga menerima anak–anak dari desa–desa lain.
Anak–anak dari desa lain yang menempuh pendidikan di Desa Meranti diantaranya dari Desa Rawang, Desa Sei Beluru, Desa Sei Balai, Desa Pondok Bunga, dan Desa Gajah.
Bisa dikatakan, pada masa–masa tersebut khususnya bidang pendidikan Desa Meranti menjadi salah satu jantungnya pendidikan diantara kawasan–kawasan yang masuk dalam
Kecamatan Meranti. Hal ini disebabkan di Desa Merantilah yang memiliki banyak sekolah baik negeri maupun yayasan swasta dengan beragam program jurusan.
4.4 Perkembangan Infrastruktur