Langkah - Langkah Persiapan Pembentukan Kecamatan Meranti

3.2 Langkah - Langkah Persiapan Pembentukan Kecamatan Meranti

Perkembangan jumlah serta meningkatnya aktifitas penduduk sangat mempengaruhi laju perkembangan suatu daerah. Dewasa ini banyak permasalahan yang selalu muncul pada setiap daerah hampir dalam setiap program–program yang digulirkan seperti, masalah kependudukan, di samping masalah sosial politik, ekonomi dan lain– lain. Sejalan dengan hal tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka usaha yang harus dijalankan adalah dengan memanfaatkan hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Sembari terus berupaya semaksimal mungkin dan terus melakukan pembangunan. Kenyataannya dalam memanfaatkan hasil pembangunan tersebut, timbul lagi permasalahan baru seperti pertambahan penduduk serta penyebarannya yang tidak merata. Hal ini dapat menghambat menjadi salah satu usaha mensejahterakan masyarakat., karena pertambahan penduduk harus selalu diimbangi dengan penyediaan segala macam fasilitas sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan. Berbagai kebutuhan serta fasilitas tersebut harus ditingkatkan agar kesejahteraan masyarakat dapat tercapai. Untuk membina dan mengelola wilayah–wilayah Kecamatan yang ada di Indonesia agar benar–benar memenuhi persyaratan maka tugas Departemen Dalam Negeri sebagai organ Pemerintah Pusat sangat diperlukan. Dalam pembinaan dan pengelolaan ini, pemerintah harus melihat tingkat serta fungsi kecamatan tersebut. Karena dalam perkembangan serta peranannya, kecamatan–kecamatan yang terdapat di Indonesia tidaklah sama. Agar pembinaan dan pengelolaan tersebut di atas dapat dilakukan dengan baik, maka harus ditentukan suatu ukuran untuk menentukan pola pengembangan dan pembinaan dalam memenuhi persiapan langkah–langkah pembentukan kecamatan. Untuk Universitas Sumatera Utara menentukan ukuran tersebut perlu dilakukan suatu penelitian dan pengamatan secara langsung terhadap titik–titik kecamatan di Indonesia. Tujuannya agar ukuran tersebut tetap didasarkan pada ciri–ciri umum dari kecamatan–kecamatan yang terdapat di Indonesia. Secara garis besar uraian di atas menyimpulkan, bahwa perlunya diciptakan suatu ukuran baku untuk melakukan pembinaan dalam menghadapi langkah–langkah persiapan pembentukan sebuah kecamatan. Langkah–langkah ini sangat diperlukan untuk dapat secara tepat disesuaikan dengan fungsi dan peranannya dalam pengembangan wilayah. Ukuran baku tersebut harus diciptakan sesuai dengan hasil–hasil penelitian terhadap kecamatan–kecamatan yang ada di Indonesia. Demikian pula dalam rangka persiapan pembentukan Kecamatan Meranti, perlu diciptakan suatu ukuran standart yang baku sesuai dengan yang telah digariskan. Ukuran –ukuran atau syarat–syarat dalam persiapan pembentukan Kecamatan Meranti tersebut harus disesuaikan dengan sifat umum dari kecamatan–kecamatan yang ada di Indonesia. Adapun ukuran yang ditetapkan untuk pembentukan sebuah kecamatan harus memenuhi kriteria jumlah penduduk dan jumlah desa. 23 a. Jumlah penduduk untuk wilayah Jawa dan Bali minimal adalah 2.500 Kepala Keluarga atau 12.500 jiwa. Adapun rincian–rincian dari kriteria tersebut adalah sebagai berikut: 23 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138–210 tentang Tata Cara Pembentukan Kecamatan Dan Perwakilan Kecamatan Tahun 1982. Perlu diperhatikan pula, bahwa dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri bab II tersebut juga mengatur tentang Perwakilan Kecamatan sebelum sebuah wilayah dibentuk menjadi Kecamatan baru. Dalam hal ini, terjadi pengecualian pada pembentukan Kecamatan Meranti tanpa terlebih dahulu membentuk Perwakilan Kecamatan. Hal ini disebabkan waktu yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan ketentuan tersebut Permendagri ini ditetapkan pada Maret 1982 sementara Kecamatan Meranti ditetapkan pada Juni 1982. Universitas Sumatera Utara b. Jumlah penduduk untuk wilayah di luar Jawa dan Bali minimal adalah 1.500 Kepala Keluarga atau lebih kurang 7.500 jiwa. c. Wilayah bawahan minimal terdiri dari 4 desakelurahan. d. Kecuali bagi wilayah yang penduduknya lebih dari 4.000 Kepala Keluarga atau 20.000 jiwa, wilayah bawahan dapat terdiri dar 3 desakelurahan. Berdasarkan dengan ketentuan baku yang telah disesuaikan dengan ukuran– ukuran dan syarat–syarat yang telah ditetapkan di atas. Serta mengacu pada sifat–sifat umum seluruh kecamatan yang terdapat di Indonesia. Dengan demikian, pembentukan Kecamatan Meranti telah memenuhi kriteria–kriteria yang telah ditetapkan di atas. Pada tahun 1980 saja jumlah penduduk 12 desa 12 desa yang masuk wilayah pembentukan Kecamatan Meranti sebanyak 50.618 jiwa, Luas Wilayahnya 27.089 Ha, serta jumlah desa yang masuk dalam wilayah pembentukan Kecamatan Meranti sebanyak 12 desa. Dengan berpedoman pada penjabaran di atas, maka berbagai langkah–langkah persiapan dalam rangka pembentukan Kecamatan Meranti sudah mulai dapat dilakukan. Adapun langkah–langkah yang harus dilakukan dalam pembentukan Kecamatan Meranti adalah sebagai berikut: a. Pembentukan Kecamatan diusulkan oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Asahan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Sumatera Utara. b. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara setelah meneliti dan menilai usul dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II Asahan, selanjutnya mengusulkan pembentukan Kecamatan Meranti tersebut kepada Menteri Dalam Negeri. Universitas Sumatera Utara c. Usulan pembentukan Kecamatan Meranti diajukan setelah memenuhi kriteria– kriteria seperti yang telah dijabarkan sebelumnya beserta bahan–bahan pendukung sebagai bentuk pertimbangan, seperti: 1 Urgensi pembentukan Kecamatan Meranti. 2 Desa–desa yang akan masuk wilayah pembentukan Kecamatan Meranti. 3 Letak ibu kota Kecamatan Meranti. 4 Jumlah penduduk dan tingkat perkembangannya. 5 Jumlah pegawai, sarana dan prasarana pemerintahan yang tersedia. 6 Instansi–instansi vertikal dan dinas yang telah ada. 7 Fasilitas–fasilitas umum public utilities yang telah tersedia. 8 Jaringan–jaringan jalan yang telah tersedia. 9 Peta wilayah Kecamatan yang akan dibentuk termasuk Kecamatan induk beserta desa–desa dengan batas–batas yang jelas. d. Usulan tersebut bersama data–data poin c selanjutnya diteliti oleh Menteri Dalam Negeri dengan memperhatikan faktor–faktor pengembangan wilayah dan pemerataan laju pembangunan antar wilayahdaerah. e. Usulan yang telah diteliti dan telah memenuhi persyaratan–persyaratan, oleh Menteri Dalam Negeri diajukan kepada Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah untuk mendapatkan tanggapan dan pertimbangan. f. Tanggapanpertimbangan para anggota Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah diolah kembali oleh Menteri Dalam Negeri untuk kemudian diajukan kepada Presiden untuk mendapatkan persetujuannya yang berupa Peraturan Pemerintah. Universitas Sumatera Utara Setelah Presiden memberikan persetujuannya melalui Peraturan Pemerintah, maka Gubernur Sumatera Utara Kepala Daerah Tingkat I atas nama Menteri Dalam Negeri meresmikan Kecamatan Meranti. Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah tersebut dan diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara Kepala Daerah Tingkat I maka status Kecamatan Meranti adalah setara dengan kecamatan–kecamatan lain yang sebelumnya telah lahir lebih dulu.

3.3 Alasan Dipilihnya Desa Meranti Menjadi Ibu Kota Kecamatan