Keanggotaan Ajaran-Ajaran Tarekat Rifa’iyah

 Membaca dzikir nafi waitsbat 33 sebanyak 165 kali  Istighasah kepada Abd Qadir Jaelani يح جيش دّيس اي ها نذإب ا ثغا .ها ثوغ ها ّبوبح ىايج رداقلادبع نيّدلا . ٣ x Artinya: “Wahai Sayyid Syekh Abd al-Qadir al-Jaelani, Mahbub dan Gauts Allah, tolonglah kami dengan izin Allah”. Berikutnya Kepada Syekh 8Amad al-Kabir al- Rifa’i ّرلا ربكلا دمأ خيش ديس اي ّرلا ها قوشعم ىعاف ها نذإب ا ثغأ ىعاف . ٣ x Artinya: “Wahai Sayyid Syekh Ahmad al-Kabir al-Rifa’i, Ma’shuq Allah al-Rifa’i, tolonglah kami dengan izin Allah”.  Kemudian Membaca bagian dari wirid atau ratib Rifa’i, pertama diawali dengan membaca:

a. Bismillah yakni:

هااميظعت ها مسب “Dengan nama Allah, segala keagungan bagi Allah”. 34 ديحوت ها مسب ها “Dengan nama Allah, Esa bagi Allah”

b. Pujian atas keesaan Allah

ي ّين دحو ا ّصلادرف اي ة دم “Wahai yang maha tunggal, satu-satunya tempat bergantung”. 35 33 Dzikir Nafi wa itsbat yakni mengucapkan lafadz laa ilaha illa „llah dengan gerakan- gerakan tertentu. Dzikir tersebut dilakukan dengan suara yang keras dan dilakukan dengan bersama-sama. Sehingga menimbulkan suara yang dapat didengarkan oleh pihak lain. Mohammad Hudaeri, Debus: Dalam Tradisi Masyarakat Banten, h. 35. 34 Naskah Ratib Rifa’i A 218 B, h. 59. 35 Naskah Ratib Rifa’i A 218 B, h. 59.

c. Dzikir nafi itsbat dan pengakuan Nabi Muhammad sebagai Rasulallah

لاا إ ّا ّمح ها ّرلا د وس ا ها “Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah”. 36

d. Shalawat Nabi

ّللا ّمه ّلص ع ىل ّيس ّمح اند ّللا د ّمه ّلص ّلسو يلع م “Wahai Allah anugerahkanlah salawat bagi junjungan kami Muhammad. Ya Allah , anugerahkan shalawat dan salam baginya”. 37

e. Membaca dzikir dengan variasi sifatnya, diantaranya:

ّاا دوجوم ا ها ا . دوبعم ّاا ها ّاا دوصقم ا ها . ّاا بولطم ا ها “Tidak ada yang Maujud selain Allah. Tidak ada yang Ma’bud selain Allah. Tidak ada yang Maqsud selain Allah. Tidak ada yang Matlub selain Allah”. 38 ها “Allah ّيح ها “Allah Maha Hidup” يح هاو “Dialah yang Maha Hidup” ّيح مئاد “Maha Hidup dan Maha Kekal” ّلكو قاب ها ناف “Allah Baka, yang lain fana” ّيحاي ّيقاي مو “Maha Hidup, Maha Abadi” 36 Naskah Ratib Rifa’i A 218 B, h. 60. 37 Naskah Ratib Rifa’i A 218 B, h. 59-60. 38 Na skah Ratib Rifa’i A 218 B, h. 60-61. ّيح ّيق ها ها مو . 9 “Allah Maha Hidup, Allah Maha Abadi”

f. Doa Taubat

بق ةبوت ىهااي ىها ل تمما “Ilahi, Wahai Ilahi Ampuni dosa sebelum wafat”

g. Pujian Bagi Syekh Ahmad Rifa’i dengan menyebut belaiu sebagai

orang yang amat perkasa, raja para laki-laki عافر ى ّرلا ناطلس حاصوبا ىعافراي لج . ٣ x “Rifa’i wahai Rifa’i, Abu Saleh, Rajanya lelaki”. 40 Semua bacaan di atas masing-masing dibaca sebanyak 100 kali oleh jamaah, yang dipimpin oleh mursyid. Ratib tersebut dibaca dengan irama tertentu dan suara yang agak keras. Bacaan itu kemudian diikuti dengan membaca dzikir Allah sebanyak 4 kali dan membaca istigasah kembali sebanyak 3 kali. Setelah proses tersebut sudah dilaksanakan semua, dan murid sudah dinyatakan lulus atau mendapat ijazah dari sang guru, maka proses selanjutnya yang harus diikuti oleh seorang murid adalah mengamalkan sejumlah wirid, doa, dan munajat yang diberikan oleh guru. Ia juga harus mengikuti latihan fisik yaitu dibuktikan dengan debus. 41

D. Wirid dan Amalan Tarekat Rifa’iyah

Wirid berasal dari bahasa Arab, wird atau aurod. Wirid merupakan doa-doa pendek untuk memohon kepada Allah atau kepada Nabi Muhammad SAW, dan 39 Naskah Ratib Rifa’i A 218 B, h. 60-61. 40 Naskah Ratib Rifa’i A 218 B, h. 61. 41 Mohammad Hudaeri, Debus: Dalam Tradisi Masyarakat Banten, Serang: FUD Press, 2009, h . 69.