Kemampuan Berpikir Kritis Siswa FI

4.6.2 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa FI

Menurut Ngilawajan 2013, subjek dengan skor 10-18 pada tes GEFT masuk ke dalam gaya kognitif FI. Subjek FI dapat mengolah informasi dengan baik jika dibandingkan dengan subjek FD. Penelitian ini sejalan dengan hal tersebut walaupun terdapat perbedaan skor gaya kognitif FD dan FI. Subjek FI dalam penelitian ini adalah subjek yang memperoleh skor 12-18 sedangkan subjek FD adalah subjek yang memperoleh skor 0-11. Pada indikator merumuskan pertanyaan, kedua subjek FI memiliki perbedaan. Subjek FIL kurang lengkap dalam menuliskan masalah dari soal 1. Informasi mengenai masalah yang ditanyakan dalam soal, ada yang tidak tercantum pada pekerjaan subjek FIL. Hal ini ditunjukkan dengan subjek FIL yang tidak menuliskan permasalahan “alasan dari pemberian nama bangun ruang”. Namun, secara umum subjek FIL mampu merumuskan masalah dengan benar dan lengkap. Berbeda dengan subjek FIK yang mampu merumuskan masalah dengan benar dan lengkap dari keseluruhan soal. Pada indikator menanyakan dan menjawab pertanyaan, kedua subjek FI memiliki perbedaan. Subjek FIL kurang mampu menentukan fakta yang ada pada soal 2 dan 3. Hal ini dikarenakan subjek FIL belum mampu menyaring informasi yang diperoleh dari soal, yang dijadikan sebagai informasi dasar untuk menyelesaikan masalah yang ditanyakan. Walaupun subjek FIL mampu menuliskan data numerik yang diperoleh dari soal, akan tetapi keterangan mengenai data numerik tersebut kurang lengkap dan kurang jelas. Hal ini ditunjukkan dengan fakta yang ditulis dalam pekerjaan subjek FIL berupa panjang sisi = 13 cm. Padahal di dalam soal dijelaskan bahwa panjang sisi sejajar masing- masing 7 dan 13 cm. Berbeda dengan subjek FIK yang mampu menentukan fakta yang ada pada soal hampir di seluruh soal yang diberikan. Kekurangan subjek FIK terdapat pada soal 1 yang tidak menuliskan informasi bahwa bidang tersebut sama. Kemampuan subjek FIK pada indikator merumuskan pertanyaan dan indikator menentukan fakta yang ada sangat baik. Hal ini sesuai dengan penelitian Muhtarom 2012 yang menyatakan bahwa subjek FI jelas dalam menuliskan apa yang ditanyakan, dapat dengan mudah dan benar dalam menuliskan apa yang diketahui pada masalah. Pada indikator melakukan observasi dan menilai laporan hasil observasi, kedua subjek FI memiliki perbedaan. Subjek FIL kurang mampu menuliskan sumberrumus yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Subjek FIL hanya mampu menggunakan bukti-bukti yang benar pada soal 1 dan 2 yaitu dengan menyebutkan rumus volume prisma dengan tepat. Sedangkan pada soal 3 subjek FIL melakukan kesalahan dengan memilih rumus volume prisma sebagai pemecahan masalah menentukan luas kertas minimal untuk membungkus coklat. Berbeda dengan subjek FIK yang mampu menggunakan bukti-bukti yang benar berupa rumus atau sumber dengan tepat dan lengkap. Pada indikator membuat induksi dan menilai induksi, kedua subjek memiliki perbedaan. Subjek FIL hanya mampu menarik kesimpulan sesuai fakta pada nomor 1 saja. Kesimpulan yang dibuat oleh subjek FIL merupakan jawaban dari permasalahan yang ditanyakan pada soal. Sedangkan untuk soal yang lainnya, subjek FIL tidak mampu menarik kesimpulan sesuai fakta. Hal ini dikarenakan subjek FIL pada soal 2 dan 3 lupa dalam menuliskan kesimpulan, sedangkan pada soal 4 subjek FIL tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang ditanyakan. Berbeda dengan subjek FIK yang mampu menarik kesimpulan sesuai fakta pada hampir keseluruhan soal. Hanya saja, pada soal 1 dan 3 subjek FIK di dalam menuliskan kesimpulan kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan yang ditanyakan. Pada indikator bertindak dengan memberikan penjelasan lanjut, kedua subjek FI juga memiliki perbedaan. Subjek FIL tidak mampu bertindak dengan memberikan penjelasan lanjut. Subjek FIL tidak mampu menuliskan pengertian prisma pada soal 1 dan rumus phytagoras pada soal 3 sebagai definisi sumber pendukung untuk menyelesaikan masalah. Selain itu, subjek FIL juga tidak mampu menuliskan ukuran perubahan cm 3 menjadi m 3 pada soal 4. Berbeda dengan subjek FIK yang mampu bertindak dengan memberikan penjelasan lebih lanjut pada soal 2 dan 3 dengan tepat dan lengkap. Hanya saja subjek pada soal 4 ragu-ragu dalam menyebutkan ukuran perubahan cm 3 menjadi m 3 . Namun secara umum subjek FIK kurang mampu menuliskan definisirumus lebih lanjut dalam menyelesaikan masalah. Pada indikator, kedua subjek FI memiliki persamaan. Subjek FIL masih kurang dalam memadukan hasil dari indikator-indikator sebelumnya. Hal ini disebabkan karena subjek FIL kurang mampu bahkan tidak mampu menyebutkan rumus definisi maupun sumber yang digunakan untuk menyelesaikan masalah sehingga hal ini berakibat pada indikator memadukan terutama dalam sub indikator memadukan kecenderungan dan kemampuan dalam membuat keputusan. Berbeda dengan FIK yang secara umum mampu memadukan hasil dari indikator-indikator sebelumnya, walaupun masih ada beberapa yang kurang. Hampir keseluruhan subjek FIK mampu menyelesaikannya, walaupun pada soal 3 dan 4 subjek kurang teliti dalam menyelesaikan permasalahan. Hal ini memperkuat pendapat Ngilawajan 2013 yang menyatakan bahwa subjek FI mampu mengolah informasi yang ditunjukkan dengan mengaitkan informasi yang diterima dari soal dengan pengetahuan yang dimilikinya. Hasil penelitian Guisande 2007 menunjukkan bahwa subjek FI memiliki kinerja lebih baik jika dibandingkan dengan subjek FD. Dari hasil penelitian ini juga terbukti bahwa subjek FI terutama subjek FIK lebih baik jika dibandingkan dengan subjek FD. Namun, kemampuan berpikir kritis antara subjek FIL dan subjek FIK memiliki beberapa perbedaan. Hanya sedikit kemampuan kedua subjek FI yang sama yaitu pada indikator merumuskan pertanyaan. Hasil penelitian Khoiriyah et al. 2013 juga menunjukkan bahwa kategori subjek dengan gaya kognitif yang sama tidak selalu memiliki tingkat berpikir yang sama pula. Selain itu Yunos 2007 berpendapat bahwa siswa FI lebih analitis dalam memproses informasi kompleks, sedangkan siswa FD lebih cenderung menggunakan pendekatan visual yang lebih global. Hal ini sependapat dengan Usodo 2011 yang menyatakan bahwa subjek dengan gaya kognitif FI menyelesaikan masalah dengan cara mengubah permasalahan ke bentuk yang lebih terinci sehingga timbul pemikiran secara real.

4.7 Hasil Temuan Penelitian