Instrumen Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis

3.5.1 Instrumen

Group Embedded Figures Test GEFT Instrumen Group Embedded Figures Test GEFT dalam penelitian ini menggunakan GEFT yang diterjemahkan oleh Ulya 2014 dari buku asli yang berjudul A Manual For The Embedded Figure Test karangan Witkin et al. dan telah divalidasi oleh dosen ahli. Sehingga instrumen GEFT ini sudah layak untuk digunakan langsung dalam penelitian. Instrumen GEFT bertujuan untuk menentukan gaya kognitif siswa, sehingga dapat diketahui siswa tersebut termasuk ke dalam gaya kognitif field dependent atau gaya kognitif field independent.

3.5.2 Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Instrumen tes kemampuan berpikir kritis yang berupa tes uraian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan-kemampuan berpikir kritis siswa. Tes dilaksanakan setelah pembelajaran matematika dengan menggunakan model 4K untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa. Ruang lingkup tes ini berupa materi yang disampaikan dalam proses pembelajaran yaitu prisma. Penyusunan kisi-kisi tes disesuaikan dengan Kompetensi Dasar dan indikator kemampuan berpikir kritis. Setelah perangkat instrumen tersusun, kemudian diujicobakan terlebih dahulu pada kelompok uji coba yaitu kelompok di luar kelompok subjek penelitian. Dengan soal yang sama dan tenggang waktu yang cukup untuk diuji apakah butir-butir soal tersebut valid dan dapat digunakan. Setelah dilakukan uji coba, dilakukan analisis terhadap validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda butir soal. Soal yang diberikan pada kelas subjek adalah soal-soal yang telah diperbaiki dengan melihat hasil uji coba sebelumnya. 1. Analisis Validitas Soal Validitas suatu instrumen menunjukkan seberapa jauh ia dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukurnya. Pada penelitian ini, validitas soal yang dilakukan adalah sebagai berikut. a. Validitas Isi Sebuah tes memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan Arikunto, 2009: 67. Validitas isi instrumen tes dalam penelitian ini ditetapkan menurut analisis rasional terhadap isi tes, yang penilaiannya didasarkan atas pertimbangan subjektif individual oleh seorang yang ahli di bidangnya. Yang disebut ahli dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing. b. Validitas Butir Pada validitas butir, sebuah butir soal dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Untuk mengujinya digunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar Arikunto, 2009: 72, yaitu: ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ dengan : koefisien korelasi antara variabel dan variabel , : banyaknya peserta tes, : skor uji coba, dan : jumlah skor total. Koefisien korelasi selalu terdapat pada interval Koefisien negatif menunjukkan hubungan kebalikan, sedangkan koefisien positif menunjukkan hubungan kesejajaran. Kriteria menurut Arikunto 2009: 75 adalah suatu instrumen valid jika positif dan . Karena peserta uji coba terdiri dari 29 anak, dengan taraf signifikan 5, maka digunakan . 2. Analisis Reliabilitas Soal Menurut Sugiyono 2013: 173, instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini akan dilakukan dengan internal consistency reliability, yaitu dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan metode tertentu. Dalam penelitian ini digunakan instrumen tes berbentuk uraian. Oleh sebab itu, pengujian reliabilitas yang dilakukan adalah pengujian reliabilitas untuk instrumen skor non diskrit dengan menggunakan rumus Alpha. Rumus Alpha Arikunto, 2009: 109 adalah: ∑ dimana : reliabilitas yang dicari, ∑ : jumlah varians skor tiap-tiap item, dan : varians total. Untuk mengetahui apakah instrumen reliabel atau tidak, maka nilai reliabilitas yang diperoleh dibandingkan dengan r tabel. Jika r 11 r tabel, maka instrumen tersebut reliabel sedangkan jika r 11 r tabel maka instrumen tersebut tidak reliabel. 3. Analisis Taraf Kesukaran Nitko dalam Reynolds et al. 2009: 152 mengemukakan bahwa rumus yang digunakan untuk menghitung taraf kesukaran adalah sebagai berikut. ̅ dimana : indeks kesukaran, dan ̅ : rata-rata skor item. dengan pengklasifikasiannya Arikunto, 2009: 210 disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Kriteria Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Kriteria Soal sukar Soal sedang Soal mudah 4. Daya Pembeda Menurut Arikunto 2009: 211 daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang bodoh berkemampuan rendah. Adapun menurut Nitko dalam Reynolds et al. 2009: 152 rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: ̅ ̅ Pengklasifikasian daya pembeda soal menurut Surapranata 2004 disajikan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Kriteria Indeks Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda Kriteria Soal Dibuang Soal Direvisi Soal Diterima

3.5.3 Instrumen Pedoman Wawancara