5.4.4. Tahap Pengambilan Keputusan
Tahap selanjutnya dari penyusunan program pengelolaan Pasar Citeureup I adalah tahap pengambilan keputusan dengan menggunakan matriks QSP
Quantitative Strategic Planning. Analisis ini ditujukan untuk menentukan prioritas strategi yang dapat disusun oleh pemerintah Kab.Bogor khususnya PD.
Pasar Tohaga Kabupaten Bogor untuk pengelolaan Pasar Citeureup I. Matriks perencanaan strategi alternatif kualitatif QSPM merupakan alat
yang memungkinkan untuk mengevaluasi strategi alternatif secara obyektif berdasarkan pada faktor-faktor kunci eksternal dan internal dari matriks IFE dan
matriks EFE yang disajikan pada bagian halaman sebelumnya. Secara konsep matriks QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan
pada faktor-faktor sukses kritis eksternal dan internal. Hasil analisis QSPM menunjukkan bahwa strategi yang memiliki nilai Total
Attractiveness Score TAS terbesar yaitu sebesar 6,988 adalah strategi penataan
tempat usaha, selanjutnya yang memilki nilai TAS terendah 5,917 adalah strategi penerapan peraturan pasar. Hasil analisis QSPM disajikan pada Lampiran
12. Urutan prioritas strategi berdasarkan nilai TAS tertinggi sampai dengan
terendah yang dihasilkan matriks QSPM adalah sebagai berikut: 1. Penataan tempat-tempat usaha di Pasar Citeureup I . TAS = 6,988
Strategi ini didasarkan pada kondisi Pasar Citeureup I saat ini yang tidak tertata, kotor dan tidak terawat, sehingga ini menjadi prioritas utama dalam
peningkatan kualias pengelolaan Pasar Citeureup I. Penataan ini diharapkan membuat pedagang dan konsumen lebih nyaman berada di Pasar Citeureup I demi
lancarnya proses jual beli yang dapat meningkatkan pendapatan para pedagang dan membuat pengunjung lebih puas.
2. Peningkatan kualitas pelayanan Pasar Citeureup I untuk menarik konsumen berkunjung dan berbelanja di Pasar Citeureup I. TAS = 6,800
Strategi ini didasarkan pada rendahnya kualitas pelayanan Pasar Citeureup I, sehingga mendesak untuk dilakukan pembenahan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan Pasar Citeureup I. Peningkatan kualitas pelayanan ini di harapkan dapat
109
lebih menarik para konsumen untuk berkunjung dan memilih berbelanja di pasar tradisional, Pasar Citeureup I.
3. Menyelenggarakan bazar pada event-event tertentu atau periode tertentu di Pasar Citeureup I. TAS = 6,775
Strategi ini diprioritaskan berdasarkan pada kenyataan tingginya harga-harga barang sedangkan tingkat kebutuhan manusia makin meningkat, begitupula untuk
mengurangi pesaing dari supermarket dan minimarket. Dengan menyelenggarakan bazaar pada event-event tertentu atau periode-periode tertentu dengan cara
menjual barang-barang yang berkualitas dengan harga murah akan menarik dan meningkatkan minat konsumen untuk tetap berkunjung dan berbelanja di Pasar
Citeureup I.
110
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Karakteristik para pedagang di Pasar Citeureup I menunjukkan bahwa
sebagian besar adalah pedagang yang menempati kios yang tidak jauh beda jumlahnya dengan pedagang kaki lima, kemudian pedagang di los dan
pedagang di radius. Sebagian besar pedagang memiliki omzet per hari yang rendah, yaitu omzet per hari kurang dari Rp.1.000.000,-. Sedangkan pedagang
mempunyai pengeluaran rata-rata per hari Rp.51.000,- sampai Rp.100.000,- dan sebagian besar adalah pedagang yang belum pernah berdagang
sebelumnya selain di Pasar Citeureup I. 2.
Dari analisis tingkat kepentingan pedagang dapat disimpulkan bahwa dimensi tangible
kenyataanbentuk fisik merupakan dimensi pengelolaan yang paling penting oleh pedagang dibandingkan dimensi-dimensi kualitas pengeloaan
lainnya, dengan nilai rata-rata tingkat kepentingan tertinggi. Dimensi reliability
keandalankepercayaan merupakan dimensi yang dianggap tidak penting oleh pedagang dengan nilai rata-rata tingkat kepentingan terendah.
Sedangkan atribut kualitas jasa yang dianggap paling penting oleh pedagang adalah atribut kondisi tempat usahaberdagang dimensi tangible dengan nilai
rata-rata tertinggi dan atribut kualitas jasa yang memiliki nilai rata-rata terendah adalah besarnya sewa tempat usaha dimensi reliability.
3. Dari analisis tingkat kepuasankinerja pedagang dapat disimpulkan bahwa
dimensi assurance jaminankepastian merupakan dimensi pengelolaan yang memiliki tingkat kepuasan tertinggi dengan nilai rata-rata sedangkan dimensi
responsiveness ketanggapan merupakan dimensi yang memiliki nilai rata-
rata tingkat kepuasan terendah. Selanjutnya atribut kualitas jasa yang memiliki tingkat kepuasan tertinggi adalah keramahan dan kesopanan petugas penarik
retribusi dimensi assurance dengan nilai rata-rata atribut dan kondisi bangunangedung pasar dianggap paling rendah tingkat kepuasannya oleh
pedagang dengan nilai rata-rata. Tingkat kepuasan pedagang secara keseluruhan terhadap pengelolaan Pasar Citeureup I yaitu mempunyai predikat
“cukup puas”.
111