Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengukuran menyebabkan orang memiliki rasa berhasil dan berprestasi, yang kemudian diterjemahkan menjadi pelayanan yang prima kepada pelanggan. 2. Pengukuran bisa dijadikan dasar menentukan standar kinerja dan standar prestasi yang harus dicapai, yang akan mengarahkan menuju mutu yang semakin baik dan kepuasan pelanggan meningkat. 3. Pengukuran memberikan umpan balik segera kepada pelaksana, terutama bila pelanggan sendiri yang mengukur kinerja pelaksana atau perusahaan yang memberikan pelayanan. 4. Pengukuran memberitahukan anda apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki mutu dan kepuasan pelanggan serta bagaimana harus melakukannya. 5. Pengukuran memotivasi orang untuk melakukan dan mencapai tingkat produktivitas yang lebih tinggi.

2.5. Kerangka Pemikiran

Semangat kewirausahaan pada era Global ini tidak hanya di dominasi oleh sektor privat saja, sektor publik pun perlu segera menerapkannya, betapa tidak, dengan munculnya dan berkembangnya sektor privat yang mampu memberikan public service maupun public good yang lebih baik kepada masyarakat maka secara langsung maupun tidak langsung birokrasi pemerintahan mempunyai kompetitor Krisna: 2003. Pengelolaan pasar adalah menjadi tanggungjawab pemerintah sebagai pelayanan sektor publik terhadap masyarakat karena dengan meningkatkan pelayanan dan pengelolaan Pasar Citeureup I akan meningkatkan pula retribusi pasar, maupun retribusi kebersihan pasar. Sebaliknya jika pengelolaan dan pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah kurang efektif dan kurang efisien sementara pihak yang dilayaninya terus dituntut untuk memenuhi kewajiban dengan jalan membayar berbagai jenis retribusi, sementara di sisi lain hak-hak mereka kurang dipenuhi, pada akhirnya akan timbul ketidakpuasan dari para konsumenpelanggan pasar, maka semakin lama akan meninggalkan pasar tradisional karena ketika mereka masuk ke pasar sudah di pungut berbagai biaya, 43 sementara kenyamanan serta pelayanan terhadap sarana dan prasarana tidak dirasakan sesuai dengan keinginan para pelanggan. Pengelolaan pasar tradisional sebagai indikatornya adalah : 1 Sistem manjemen pengelolaan keuangan, 2 Sistem pengelolaan sampah, 3 Sistem sarana dan parasarana, 4 Pengelolaan dan rasa aman, 5 pengelolaan dan proteksi harga, dan 6 kepastian hukum. Jika semua telah terpenuhi maka tidak menutup kemungkinan konsumenpelanggan pasar yang tadinya sudah meninggalkan pasar tradisional akan kembali lagi. Dalam persaingan yang semakin tajam diantara perusahaan saat ini, maka kepuasan pelanggan menjadi prioritas dimana tingkat kepentingan dan harapan pelanggan serta pelaksanaan atau kinerja yang dilakukan perusahaan haruslah sesuai. Perusahaan harus memperhatikan hal-hal yang dianggap penting oleh para pelanggan, agar mereka merasa puas. Meningkatnya pengelolaan pasar dan pengelolaan kebersihan pasar akan meningkatkan retribusi pasar dan retribusi kebersihan, meningkatnya kedua retribusi tersebut kalau pengelolaan pasar sudah berjalan dengan efektif dan efisien sehingga konsumen akan menyukai berbelanja di pasar tradisional. Selain itu pula pihak pemerintah harus mampu meningkatkan pengelolaan pasar dengan menciptakan rasa aman, nyaman terhadap para konsumen yang berbelanja di pasar tradisional. Dengan meningkatkan pengelolaan pasar, nantinya akan berdampak kepada sejauh mana tingkat kepuasan, terutama tingkat kepuasan pedagang di lingkungan pasar. Selanjutnya akan dianalisis dan hasilnya akan dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan program pengelolaan Pasar Citeureup I untuk pengelolaan pasar yang lebih baik kedepan. Alur kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas dapat dilihat pada Gambar 5. 44 Gambar 5: Alur Kerangka Pemikiran Pasar Citeureup I Visi Misi Pengelolaan Pasar Kinerja Kualitas Produk Kualitas jasa Tanggapan pedagang IPA dan CSI Tingkat Kepentingan Tingkat kepuasan Kepuasan pedagang Analisis SWOT Pemerintah Daerah Rancangan Program 45

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Kajian

Kajian dilakukan di Pasar Citeureup I yang beralamat di Jalan Mayor Oking Jaya Atmaja, Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, yang dipilih secara sengaja. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 3 bulan dari bulan Mei sampai Juli 2008.

3.2. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer bersumber dari pedagang Pasar Citeureup I, Direksi PD Pasar Tohaga Kab.Bogor dan pegawai Unit Pasar Citeureup I selaku penentu kebijakan. Data sekunder diperoleh dari sumber berupa studi literatur dan data-data lain yang berkaitan, seperti buku, literatur, internet dan surat kabar. Selain itu dilakukan observasi kelapangan secara langsung.

3.3. Penyusunan dan Uji Coba Kuesioner

Kuesioner dibuat setelah didapatkan kerangka dari konsep penelitian yang akan diukur. Kuesioner yang disebarkan berupa daftar pertanyaan yang telah tertulis dan tersusun rapi. Isi kuesioner secara umum meliputi data karakteristik responden, tingkat kepentingan responden terhadap kualitas pengelolaan, permasalahan atau keluhan yang dihadapi pedagang, serta evaluasi tingkat kepuasan pedagang terhadap pengelolaan Pasar Citeureup I. Sebelum kuesioner disebarkan kepada pedagang, kuesioner yang telah disusun terlebih dahulu diuji dengan menggunakan sampel beberapa orang responden. Pengujian kelayakan kuesioner dilakukan dengan uji coba kuesioner kepada tiga puluh orang responden. a. Uji Validitas Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau keabsahan suatu instrumen penelitian. Instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan mampu memperoleh data yang tepat dari 46