Penataan Hubungan antar Pelaku Pasar

untuk mengukur dan memperbaiki kinerja bawahan, apakah sudah sesuai dengan rencana sebelumnya atau tidak. Dengan menjalankan fungsi manajemen di atas, maka diperlukan suatu organisasi yang menjadi wadah serta pedoman pelaku kegiatan dalam menjalankan perannya sesuai dengan tingkatan yang ada.

2.2.2 Penataan Hubungan antar Pelaku Pasar

Agustiar 1996 mengajukan suatu model altenatif yang mampu mengembangkan pasar tradisional melalui pola penataan dan mekanisme hubungan antara para pelaku pasar. Pola hubungan itu digambarkan seperti pada Gambar 1. Sumber: Agustiar 1996 Gambar 1. Konsepsi Model Pengembangan Pasar Tradisional Bentuk hubungannya yaitu: hubungan Pedagang - Pembeli AB, Pedagang - Pemerintah AC, Pembeli - Pemerintah CB dan hubungan ketiganya ABC. 1. Penataan hubungan Pemerintah dengan Pedagang AC Dua pelaku utama dalam pasar adalah pedagang pasar tradisional sebagai pelaku operasional dan Pemerintah sebagai pelindung, pembina dan pengelola pasar, dalam hubungan ini yang perlu diperhatikan adalah: 25 a. Ukuran Ruang Toko: Memang sering terdapat keluhan dari pihak pedagang tentang ukuran kios yang sempit dan kecil sehingga menyulitkan pedagang untuk menata dan menyimpan barang mereka, perlu dilakukan dua pendekatan yaitu: 1. Menentukan ukuran standar ruang toko yang layak untuk pedagang sesuai dengan jenis komoditi yang diperdagangkan 2. Memberikan informasi tentang tata letak dan tata ruang kepada para pedagang agar ruang yang terbatas dapat dimanfaatkan seefisien mungkin b. Retribusi dan pajak: Hampir semua pasar memiliki berbagai macam retribusi seperti: retribusi sampah, retribusi kebersihan, retribusi kebakaran, retribusi air, retribusi pengelolaan dan pajak penghasilan. Retribusi memang penetapannya masih ditetapkan secara sepihak oleh pemerintah dan diberlakukan kepada para pedagang. Untuk menghindari adanya retribusi yang terlalu tinggi perlu dilakukan studi keinginan para pedagang untuk membayar. c. Status kepemilikan kios: Status dan cara kepemilikan kios dan los perlu dipertegas, mengingat para pedagang di pasar tradisional umumnya sangat peka terhadap perubahan, pola mobilitas pedagang kecil cukup besar, misalnya karena peluang-peluang yang cukup menjanjikan di luar sektor perdagangan. Karena itu bentuk sewa dan kontrak jangka panjang dihindari d. Penempatan pedagang kaki lima PKL yang menutup jalan masuk pasar bahkan banyak jalan besar yang tadinya jalan masuk ke pasar tertutup oleh pedagang kaki lima sehingga para konsumen tidak bisa masuk ke pasar apalagi membawa kendaraan dan pada akhirnya konsumen banyak yang enggan masuk untuk belanja ke kios. Hal tersebut perlu ketegasan aturan hukum dari pihak pemerintah 2. Penataan hubungan Pedagang dan Pembeli AB a. Harga Jual : Umumnya barang yang di tawarkan di pasar tradisional tidak memperlihatkan harga jual seperti apa yang diberlakukan pada supermarket, oleh karena posisi tawar menawar antara penjual dan pembeli 26 akan sangat menentukan berapa harga riil yang terjadi, mekanisme tawar menawar barang seperti salah satu keunggulan pasar tradisional. Perlunya pembeli mengetahui informasi harga yang berlaku, harga jual dalam transaksi harus dapat dipertahankan dengan sistem tawar menawar. b. Alat timbangan : Alat berdagang yang dipergunakan di pasar tradisional seperti timbangan yang dipergunakan sebagai pengukur berat masih sangat sederhana, sehingga akurasi ukurannya pun masih diragukan. Oleh karena itu sistem standarisasi ukuran yang masih belum terawasi dengan baik sangat merugikan pembeli, untuk itu perlu dilakukan pengontrolan oleh pemerintah atau Asosiasi Pedagang agar pembeli bisa merasa puas dengan hasil barang yang dibelinya. c. Kualitas barang dagangan : Beberapa komoditi barang yang dijual seperti sayur-sayuran dan buah-buahan yang diperdagangkan lebih segar, karena langsung berasal dan petani produsen. Namun kesegaran barang tersebut relatif terbatas akibat tidak tersedianya alat pendingin, sehingga sebagian barang yang tidak terjual akan menjadi cepat rusak dan busuk. Oleh karena itu salah satu hal penting yang perlu diperhatikan adalah penyediaan alat pendingin yang memadai dan dikelola secara bersama. 3. Penataan hubungan Pemerintah dan Pembeli CB a. Bentuk pungutan masuk ke Pasar : Ada pasar-pasar tertentu yang biasanya membebankan pungutan informal kepada pembeli pada saat masuk dan keluar dari pasar. Seperti keterpaksaan pembeli untuk membayar pengamen dan sumbangan dana sosial yang cenderung memaksa. Di beberapa kota diperlukan kebijakan Gate System yang mewajibkan semua pemakai kendaraan bermotor untuk membayar sejumlah uang ketika mereka masuk ke suatu kompleks pertokoan. Hal ini justru memberikan respons yang negatif dari masyarakat, bahkan pedagang yang mengeluh karena jumlah pembeli menjadi berkurang. b. Perlindungan harga : Walaupun prinsip tawar menawar dikembangkan di pasar tradisional, namun pada saat tertentu seperti pada saat hari raya lebaran atau natal harga dinaikkan secara drastis oleh para pedagang. Pada saat inilah peran pemerintah diperlukan untuk mengontrol kenaikan harga 27 yang disesuaikan terhadap daya beli konsumen pembeli terutama untuk pemenuhan kebutuhan 9 sembilan bahan pokok. 4. Penataan hubungan Pemerintah, Pedagang dengan Pembeli ABC a. Kebersihan pasar : Kebersihan pasar merupakan persoalan pokok yang dihadapi oleh semua pelaku pasar. Umumnya pasar yang ada sekarang dalam kondisi kotor, becek, bau, dan sumpek, hal ini erat kaitannya dengan tata ruang yang ada. Pasar tradisional bersifat terbuka dan sangat sensitif terhadap hujan. Jika terjadi hujan maka kondisinya menjadi semakin becek dan menimbulkan banjir kecil di sekitar pasar. Maka untuk mengatasi hal tersebut yang perlu diperhatikan adalah: 1. Usahakan pasar dalam bentuk beratap. 2. Sistem drainase sistem pengairan dan pengelolaannya harus diserahkan kepada lembaga tersendiri yang dibayar oleh para pedagang. b. Jalan antar kios dan losbangsal : Untuk menghindari losbangsal kosong pada bangunan pasar maka jalan antar losbangsal harus sama besarnya dengan jalan yang melingkari pada bangunan pasar. Jika jalan lingkar pasar sebesar 3-4 meter, maka jalan-jalan di dalam pasar yang menghubungkan losbangsal satu dengan lainnya juga harus sebesar 3-4 meter pula. Keadaan ini sangat menguntungkan konsumen dan pedagang pasar karena mereka akan lebih leluasa tidak berhimpit himpitan memasuki losbangsal yang berada di dalam dan relatif gelap, hal ini penting karena letak losbangsal yang berada di tengah sering kosong pengunjung, akibatnya pembeli merasa enggan ke kawasan yang relatif gelap dan pengap. c. Keamanan pasar : Semua pelaku pasar merasakan bahwa salah satu kendala berbelanja di pasar tradisional adalah faktor keamanan yang tidak terjamin. Pihak keamanan haruslah dapat menciptakan rasa aman bagi pedagang dan konsumen dari resiko pencurian, perkelahian dan kebakaran.

2.2.3 Pedagang dan Struktur Kegiatannya