KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Strategi Bauran Pemasaran Marketing Mix

Kotler 2000, mengemukakan bahwa alat-alat pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pembeli adalah bauran pemasaran marketing mix. Sedangkan bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Alat-alat pemasaran ini dikelompokkan menjadi empat kelompok yang disebut empat P dalam pemasaran yaitu; produk product, harga price, tempat place, promosi promotion. Selain empat P, Booms dan Bitner dalam Kotler 2000 juga menambah tiga P khusus digunakan dalam bidang industri jasa yaitu; personelorang people, proses process, dan bukti fisik physical evidence. Taman Safari Indonesia termasuk bisnis jasa sehingga bauran pemasarannya tujuh P. Tujuh P bauran pemasaran dapat digunakan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan suatu tempat wisata dalam mencapai tujuan pemasarannya. Masing-masing unsur bauran pemasaran ini berinteraksi satu sama lain dan mereka harus dikembangkan, sehingga dapat saling mendukung dan berinteraksi. Menurut Payne 2001, tiga tingkat interaksi antara unsur-unsur bauran pemasaran yaitu: Konsistensi, dimana ada kesesuaian yang logis dan bermanfaat antara dua atau lebih unsur bauran pemasaran; Integrasi, yang menyangkut interaksi harmonis aktif antara unsur-unsur bauran; Leverage, yang mencakup pendekatan yang lebih canggih dan berkaitan dengan setiap unsur sebaik mungkin untuk mendukung semua bauran pemasaran. Hubungan pemasaran yang efektif didasari oleh pemilihan dan perancangan unsur-unsur bauran pemasaran ini, diilustrasikan dalam Gambar 1. Gambar 1. Tujuh Komponen dalam Bauran Pemasaran Sumber : Payne 2001 Keputusan bauran pemasaran harus diambil untuk mempengaruhi saluran perdagangan dan juga konsumen akhir. Seperti ditunjukan pada Gambar 2 berikut: Gambar 2. Strategi Bauran Pemasaran Sumber :Kotler 2000

3.1.1. 1. Bauran Produk dan Bauran Pelayanan Product

Kotler 2000, mendefinisikan bauran produk product mix adalah rangkaian semua produk dan unit produk yang ditawarkan suatu penjual tertentu pada pembeli. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kesuatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Sedangkan produk menurut Swastha 1995, adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, Produk Proses Orang Bukti fisik Tempat Promosi Harga konsistensi Integrasi Leverage Perusahaan produk jasa harga Promosi I Iklan Usaha penjualan Hubungan masyarakat Direct Mail dan Telemarketing Saluran Distribusi Sasaran Pelanggan pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan Bauran produk suatu perusahaan memiliki lebar, panjang, kedalaman dan konsistensi tertentu. Keempat dimensi produk ini memberikan pegangan untuk mendefinisikan strategi perusahaan. Pengecer harus memutuskan keleluasaan sempitlebar dan kedalaman dangkaldalam ragam produk. Dimensi ragam produk lainnya adalah kualitas barang. Dalam menghadapi persaingan antar pengecer sejenis bauran produk difokuskan terutama dalam ragam dan kualitas produk.

3.1.1. 2. Bauran Harga Price

Harga adalah sejumlah uang ditambah beberapa barang kalau mungkin yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanan Swastha, 1995. Sedangkan Kotler 2000, menyatakan harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produkjasa, jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produkjasa. Harga pengecer merupakan faktor utama penentuan posisi dan harus diputuskan sesuai dengan pasar sasarannya, ragam produk, pelayanan, serta persaingan. Pengecer harus memperhatikan taktik penetapan harga, pengecer umumnya menetapkan harga yang rendah untuk beberapa jenis produk yang berfungsi sebagai penarik pengunjung. Mereka melakukan obral pada waktu-waktu tertentu dan merencanakan penurunan harga untuk beberapa jenis produk yang perputarannya lambat. Pentingnya harga tergantung dari sifat pembeli, beberapa pelanggan lebih menyukai faktor-faktor kemudahan, meskipun harganya relatif lebih tinggi. Menurut Alma 1998 harga adalah nilai barang yang dapat dinyatakan dengan uang. Pada umumnya ada tiga strategi harga yang dapat diterapkan produsen yaitu : 1. Skimming Price yaitu menetapkan harga yang setinggi-tingginya. Strategi ini mungkin apabila produk diarahkan kepada konsumen yang berpenghasilan tinggi, dan produk yang dipasarkan adalah produk baru dan istimewa. 2. Penetration Price yaitu menerobos produk yang banyak dipasaran, perusahaan mencoba merebut pasar dengan menentukan harga yang lebih rendah dari pasaran 3. Strategi harga mengikuti harga pasar yaitu perusahaan menetapkan harga- harga sama seperti harga dipasar karena ada kekhawatiran jika harga diturunkan akan ada perang harga yang sangat berbahaya. Prinsip yang sangat penting bagi suatu perusahaan dalam menetapkan harga adalah menitikberatkan kepada kemauan pembeli untuk harga yang telah ditentukan untuk menghasilkan produk dan menghasilkan laba.

3.1.1. 3. Bauran Tempat Place Saluran Distribusi

Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi Kotler, 2000. Menurut Swastha 1995, saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang dari produsen sampai ke konsumen atau atau pemakai industri. Saluran pemasaran dibagi menjadi empat tingkat untuk barang konsumsi yaitu: 1. Saluran nol tingkat atau saluran pemasaran langsung terdiri dari suatu perusahaan manufaktur yang menjual langsung kepelanggan akhir. 2. Saluran satu tingkat; yang terdiri dari suatu perusahaan manufaktur, satu perantara penjualan misalnya pengecer, konsumen akhir. 3. Saluran dua tingkat; yang terdiri dari satu perusahaan manufaktur, dua perantara penjualan pedagang besar dan pengecer pengecer, konsumen akhir. 4. Saluran tiga tingkat; yang terdiri dari satu perusahaan manufaktur, tiga perantara penjualan pedagang besar, pemborong, pengecer, konsumen akhir. Gambar 3. Saluran Pemasaran Barang Konsumsi Sumber : Kotler 2000 Suatu tempat wisata mungkin berjalan buruk karena beberapa alasan: berada dilokasi yang lalu lintasnya sepi, hanya sedikit orang yang datang kesana. Namun masalah tersebut dapat diatasi misalnya lalu lintas yang sepi dapat diatasi dengan penyediaan sarana transportasi yang baik.

3.1.1.4. Bauran Promosi Promotion

Promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya, karena dengan adanya promosi maka konsumen akan mengetahui hadirnya suatu produk. Promosi juga dapat diartikan sebagai komunikasi. Karena melalui komunikasi yang efektif akan terjadi suatu interaksi yang saling menguntungkan. Menurut Produsen Pedagang besar Pedagang besar Pemborong Pengecer Pengecer Pengecer Konsumen Swastha 1995, promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasi satu-arah yang dimuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Menurut Kotler 2000, bauran promosi terdiri dari empat alat utama yaitu iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan penjualan personal. Iklan meliputi setiap bentuk dari penyajian non personal, promosi ide-ide, dan promosi barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang mendapat imbalan dari perusahaan. Promosi penjualan berupa insentif jangka pendek untuk mendorong pembeli maupun penjual suatu produk atau jasa. Setiap tempat wisata harus menggunakan alat promosi yang dapat mendukung dan memperkuat penentuan posisi citranya.

3.1.1.5. Bauran orang-orangpersonel People

Orang karyawan merupakan unsur bauran pemasaran yang memiliki peran penting, karena terlibat langsung dalam kegiatan penyampaian produk ke tangan konsumen. Kesuksesan pemasaran sangat tergantung pada seleksi pelatihan, motivasi dan manajemen sumber daya manusia. Imej suatu tempat wisata salah satunya diukur dari orang-orang yang memberikan pelayanan pada pelanggan. Perusahaan dalam mempertahankan pelanggan salah satu caranya yaitu dengan meluncurkan serangkaian program yang fokus pada orang-orang di dalam organisasi. Para karyawan dilibatkan dalam proses memulihkan perusahaan melalui pengembangan peningkatan kesadaran akan pentingnya pelanggan. Para karyawan dilatih untuk mengembangkan sikap-sikap baru terhadap para pelanggan dengan menekankan bahwa perusahaan tersebut ingin memuaskan pelanggan. Pentingnya orang dalam pemasaran mengarah pada minat yang lebih besar dalam menarik, memotivasi, melatih dan mempertahankan kualitas karyawan dengan mengembangkan pekerjaan-pekerjaan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan individu.

3.1.1.6. Bauran Proses Process

Payne 2001, menyatakan bahwa seluruh kegiatan kerja adalah proses. Proses-proses meliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme, kegiatan dan rutinitas dimana suatu produk disampaikan kepada konsumen yang diatur dalam manajemen proses. Hal ini melibatkan keputusan kebijakan tentang keterlibatan pelanggan dan keleluasaan karyawan. Manajemen proses ini melibatkan unsur orang yang merupakan salah satu unsur bauran pemasaran, sehingga kedua bauran pemasaran ini saling berinteraksi terutama dalam layanan pelanggan. Apabila proses-proses dalam penyampaian produk tidak diperhatikan, misalnya menyediakan permintaan produk tidak sesuai waktu yang ditetapkan, kelambatan dalam melakukan transaksi, maka akan mengakibatkan tidak puasnya pelanggan. Hal ini menegaskan bahwa kerja sama yang akrab diperlukan antara staf pemasaran dan operasi yang terlibat dalam manajemen proses, misalnya staf pemasaran membuat program “pelatihan senyum” bagi staf operasi untuk layanan dan cepat tanggap terhadap berbagai keluhan pelanggan, sehingga kepuasan pelanggan dapat diciptakan melalui manajemen proses tersebut.

3.1.1.7. Bauran Bukti Fisik Physical Evidence

Bukti fisik merupakan lingkungan fisik perusahaan dimana layanan diciptakan, penyediaan dan pelanggan berinteraksi. Bukti fisik mewakili keputusan kunci mengenai desain dan lay out bangunan. Misalnya, tempat duduk, toilet, tempat ibadah dan sebagainya yang dibutuhkan pengunjung. Bukti fisik berhubungan dengan fasilitas apa yang diharapkan pelanggan sehingga dapat meningkatkan kenyamanan berbelanja selain produk yang diinginkan. Bila fasilitas yang dibutuhkan konsumen di tempat wisata telah tersedia maka tingkat kepuasan konsumen akan meningkat.

3.1.2. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen

Variasi-variasi dalam pengambilan keputusan oleh konsumen ditentukan oleh tiga determinan yaitu 1 pengaruh lingkungan, 2 perbedaan individu, dan 3 proses psikologis. Pada akhirnya, pengambilan keputusan konsumen ini akan berdampak pada jenis dan bentuk bauran pemasaran yang dipilih oleh pemasar. Hal ini diperlihatkan pada Gambar 4. Gambar 4. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen Sumber : Engel, et al, 1995 Pengaruh Lingkungan Budaya Kelas Sosial Pengaruh pribadi Keluarga Situasi Bauran Pemasaran Perbedaan Individu Sumberdaya konsumen Motivasi dan keterlibatan Pengetahuan Sikap Kepribadian, gaya hidup dan demografi Proses Psikologis Pengolahan informasi Pembelajaran Perubahan SikapPerilaku Proses Keputusan Pengenalan kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi alternatif Pembelian Hasil Sementara itu, terdapat lima tahapan dalam proses pengambilan keputusan pembelian konsumen. Hal ini dijelaskan pada Gambar 5. Gambar 5. Proses Keputusan Pembelian Sumber : Kotler, 2000 Engel, et al 1995 menjelaskan bahwa proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1. Pengenalan kebutuhan, didefinisikan sebagai persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi aktual yang memadai untuk mengaktifkan proses keputusan. Pada hakikatnya, pengenalan kebutuhan bergantung pada berapa banyak ketidaksesuaian yang ada di antara keadaan aktual yaitu situasi konsumen sekarang dengan keadaan yang diinginkan yaitu situasi yang konsumen inginkan. Gambar 6. Proses Pengenalan Kebutuhan Berpusat pada Tingkat Ketidaksesuaian Sumber : Engel, et al, 1995 Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Pembelian Hasil Keadaan yang diinginkan Diatas ambang Dibawah ambang Tidak ada pengenalan kebutuhan Tingkat ketidaksesuaian Ada pengenalan kebutuhan Keadaan aktual Ketika ketidak sesuaian ini melebihi tingkat atau ambang tertentu, kebutuhanpun dikenali. Gambar 6 mengilustrasikan apa yang terjadi selama pengenalan kebutuhan. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi kemungkinan diaktifkannya suatu kebutuhan tertentu, yaitu keadaan yang berubah, pemerolehan produki, konsumsi produk, dan perbedaan individu. 2. Pencarian informasi, adalah aktivasi termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan pencarian internal atau pemerolehan informasi dari lingkungan pencarian eksternal. Pencarian internal merupakan peneropongan ingatan untuk melihat pengetahuan yang relevan dengan keputusan yang tersimpan didalam ingatan jangka panjang. Ketika pencarian internal tidak memadai, konsumen mungkin memutuskan untuk mengumpulkan informasi tambahan dari lingkungan. Hal ini diilustrasikan dalam Gambar 7. Gambar 7. Proses Pencarian Internal Sumber : Engel, et al, 1995 Pengenalan Kebutuhan Pencarian Internal Berhasil? Pencarian Internal Lanjutkan Dengan Keputusan Jalankan Pencarian Eksternal Determinan dari Pencarian Internal: • Pengetahuan yang sudah ada • Kemampuan memperoleh kembali informasi Tidak Ya Seberapa banyak pencarian yang akan terjadi bervariasi antar konsumen dan bergantung pada kesimpulan karakteristik situasi, pasar dan konsumen. 3. Evaluasi alternatif, merupakan proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Gambar 8 menggambarkan komponen dasar dari komponen evaluasi alternatif. Keputusan yang diambil pada awalnya menge nai alternatif mana yang harus dipertimbangkan dan kriteria evaluasi yaitu atribut apa yang akan digunakan dalam menilai alternatif-alternatif. Kinerja relatif dari alternatif- alternatif yang dipertimbangkan sepanjang kriteria evaluasi pada akhirnya harus dinilai. Penentuan alternatif bergantung pada faktor-faktor situasi sekaligus individu. Begitu juga kriteria evaluasi yang ditentukan oleh pengaruh situasi, kesamaan alternatif-alternatif pilihan, motivasi, keterlibatan dan pengetahuan konsumen. Gambar 8. Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif Sumber : Engel, et al, 1995 Untuk pengukuran kriteria evaluasi, sasaran pengukuran yang penting adalah mengidentifikasi kriteria evaluasi yang mencolok dan memperkirakan saliensi kepentingan relatif dari masing-masing kriteria. Menentukan Kriteria Evaluasi Menilai Kinerja Alternatif Menentukan Alternatif Pilihan Menerapkan Kaidah Keputusan Untuk menilai kinerja alternatif-alternatif pilihan, konsumen dapat menggunakan cara pengisolasian dan pemakaian isyarat. Unsur terakhir dari proses evaluasi alternatif adalah kaidah keputusan. Kaidah keputusan menggambarkan strategi yang digunakan konsumen untuk menyeleksi alternatif-alternatif pilihan 4. Pembelian, yaitu keputusan membeli alternatif produk yang telah dievaluasi dan dipilih sebelumnya. Pembelian merupakan fungsi dari dua determinan yaitu niat, pengaruh lingkungan danatau perbedaan individu. Nilai pembelian dirujuk menjadi dua jenis yaitu pembelian yang terencana sepenuhnya dan pembelian berdasarkan impuls. Menurut penelitian Rook yang dikutip Engel, et al., 1995 pembelian berdasarkan impuls memiliki karakteristik spontanitas, kekuatan, kompulsi dan intensitas, kegairahan dan stimulasi serta ketidak perdulaian akan akibat. Untuk pengaruh situasi, yang ditekankan adalah menyadari cara dimana pertimbangan situasi ini dapat mempengaruhi pilihan dan untuk menghindari situasi yang tidak menguntungkan seperti kehabisan stok dan peragaan yang tidak memadai. 5. Hasil merupakan akibat dari konsumsi produk yang telah dibeli dan dapat berupa kepuasan atau ketidakpuasan terhadap produk tersebut.

3.1.3. Proses Hirarki Analitik PHA

Ketepatan menganalisis masalah dan kemudian menetapkan prioritas adalah suatu hal yang sangat mutlak. Dalam sistem perusahaan yang kompleks, pemi mpin dihadapkan banyak hal, mulai dari perencanaan produksi hingga pemasaran, sedangkan kemampuan yang dimiliki sangat terbatas. Guna menangani persoalan-persoalan tersebut diatas diperlukan penyusunan peringkatprioritas bagi tiap persoalan yang ada. Sehi ngga dalam jangka pendek, permasalahan yang utama atau yang menduduki prioritas tertinggi akan terpecahkan terlebih dahulu. Proses pemikiran intuitif dituntut dalam menangani permasalahan diatas. Selain menggunakan kemampuan logika yang tepat. Untuk mendukung dalam pemecahan masalah bagi pengambil keputusan, banyak alternatif alat analisis yang dapat digunakan, dengan kekuatan dan kelemahannya. Proses Hirarki Analitik PHA yang diuraikan disini, mencoba menjadikan permasalahan yang kompleks dan saling bergantung antara faktor ke dalam kerangka terstruktur yang lebih sederhana. Kerangka ini akan mempermudah dalam menstratifikasikan permasalahan dan informasi yang tersedia. Hasil yang diharapkan akan lebih mencerminkan efisiensi, baik itu efisiensi waktu dan tenaga dalam pengambilan keputusan nantinya. Menurut Saaty 1993, ada dua fokus untuk memecahkan permasalahan : 1 Ancangan deduktif, memfokuskan pada bagian-bagian. 2 Ancangan sistem yang memutuskan pada bekerjanya sistem secara keseluruhan. Kedua fokus tersebut tergabung dalam Proses Hirarki Analitik. Proses Hirarki Analitik pertama kali dikenalkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 1970. Proses Hirarki Analitik adalah suatu model yang luwes yang memberikan kesempatan bagi perorangankelompok untuk membangun gagasan- gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan dirinya. Proses Hirarki Analitik memasukkan pertimbangan-petimbangan untuk menghasilkan skala prioritas relatif. Keuntungan menggunakan Proses Hirarki Analitik adalah : 1. Memberi suatu model tunggal yang sangat mudah untuk dimengerti dan luwes terhadap segala permasalahan. 2. Memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan permasalahan yang ko mpleks. 3. Dapat menangani saling ketergantungan antar faktor dalam suatu sistem. 4. Melacak konsistensi logis dari berbagai pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas. 5. Menuntun ke arah suatu taksiran menyeluruh terhadap kebaikan setiap alternatif. 6. Mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan pemilihan alternatif terbaik berdasarkan tujuan utama yang ingin dicapai. 7. Mensintesis suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda-beda. Permasalahan yang kompleks hanya akan terpecahkan apabila terlebih dahulu dipecahkan menjadi elemen-elemen yang kecil dan kemudian masing- masing elemen disusun berdasarkan pertimbangan dari yang tertinggi sampai yang terendah untuk menghasilkan skala prioritas relatif. Hirarki merupakan alat yang mendasar yang digunakan untuk mengelompokkan berbagai elemen yang homogen ke dalam tingkatan tertentu. Dalam menyusun suatu hirarki, tidak ada batasanprosedur untuk menempatkan tujuan, kriteria dan kegiatan yang terdapat dalam hirarki. Semuanya bergantung pada tujuan apa yang hendak dicapai dalam menghadapi kompleksnya permasalahan tersebut. Setiap permasalahan, baik itu sosial, ekonomi maupun manajemen, dalam penyusunan hirarki tidak harus sama strukturnya, tetapi dilihat dulu faktor-faktor pendukungnya. Prinsip dasar Proses Hirarki Analitik, yaitu : 1. Penyusunan hirarki menggambarkan dan menguraikan secara hirarki, yaitu memecah persoalan menjadi unsur-unsur yang terpisah. 2. Penetapan prioritas pembedaan prioritas, yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya. 3. Konsistensi logis, yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis. Kelemahan metode Proses Hirarki Analitik, yaitu : 1. Jika rasio inkonsistensi lebih besar dari 10 persen, maka mutu informasi harus diperbaiki dengan memperbaiki penggunaan pertanyaan ketika membuat perbandingan berpasangan dan atau melakukan pengisian ulang kuisioner. 2. Responden adalah yang benar-benar menguasai, mempengaruhi pengambilan kebijakan perusahaan atau mengetahui informasi yang dibutuhkan. Kerangka Pemikiran Operasional Ketepatan menganalisis masalah dan kemudian menetapkan prioritas adalah suatu hal yang sangat mutlak. Dalam sistem perusahaan yang kompleks, pemimpin dihadapkan pada banyak hal, mulai dari pengadaan produkbahan baku hingga pemasaran. Sedangkan kema mpuan yang dimiliki sangat terbatas. Guna menangani persoalan-persoalan tersebut, diperlukan penyusunan peringkat prioritas bagi setiap perusahaan, sehingga dalam jangka pendek, permasalahan yang utama prioritas tertinggi akan terpecahkan terlebih dahulu. Persaingan pada industri pariwisata di daerah Bogor semakin meningkat, hal ini dapat dilihat dengan semakin bertambahnya tempat-tempat objek wisata yang dapat dikunjungi. Tahun 2002 jumlah objek wisata yang terdaftar di Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor sebanyak 22 objek wisata dan pada tahun 2004 berkembang menjadi 29 objek wisata, secara lengkap dapat dilihat di Tabel 2. Persaingan pada industri wisata berpengaruh pada strategi pemasaran perusahaan. Dukungan pemerintah terhadap kegiatan konservasi merupakan suatu pendorong bagi Taman Safari Indonesia untuk tetap beroperasi. Terdapat seperangkat peraturan pemerintah yang dituangkan dalam bentuk undang-undang yang mengatur sesuatu mengenai konservasi satwa khususnya konservasi ex-situ. Diantaranya Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 479 Kpts- 111998, Peraturan Pemerintah No. 71999. Disamping itu pula pemerintah menyiapkan seperangkat peraturan dalam rangka menjaga keseimbangan kawasan Bopunjur Bogor, Puncak dan Cianjur yaitu Kepres RI No. 1141999 tentang Penataan Ruang Kawasan Bopunjur. Peraturan Pemerintah No. 181994 tentang pengusahaan pariwisata alam di zona pemanfaatan Taman Nasional, taman hutan raya dan taman wisata . Peraturan dan kebijakan ini juga dapat mempengaruhi strategi pemasaran perusahaan. Dalam merencanakan strategi bauran pemasaran perlu diketahui faktor- faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam menyusun strategi pemasaran. Hal ini sangat penting untuk melihat faktor apa saja yang paling dominan agar perusahaan dapat mengetahui sejauh mana faktor tersebut berperan dalam penyusunan strategi pemasaran, maka digunakan metode Proses Hirarki Analitik PHA dengan menyusun suatu str uktur hirarkinya. Tujuan jangka pendek Taman Safari Indonesia adalah menjadi model bagi taman satwa dan taman rekreasi lainnya, model disini bermaksud menjadi suatu tempat wisata yang menjadi contoh baik pengelolaan maupun manajemennya. Sebagai perusahaan swasta yang bergerak dibidang pariwisata Taman Safari Indonesia, memiliki tujuan yang paling utama adalah untuk mendapatkan keuntungan, sehingga perusahaan perlu membuat suatu strategi, salah satunya adalah melalui strategi bauran pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran yang dijalankan PT Taman Safari Indonesia yang terdiri dari bauran pemasaran yaitu produkjasa, harga, promosi, tempat, people, proses dan bukti fisik dianalisis kembali dengan mempertimbangkan persepsi dari konsumen berupa proses pengambilan keputusan dari konsumenpengunjung. Hal ini penting agar alternatif strategi pemasaran yang akan diperoleh tidak hanya bersumber dari kondisi internal PT. Taman Safari Indonesia saja, namun perlu juga mempertimbangkan faktor eksternal yaitu konsumen. Bauran pemasaran yang ada di Taman Safari Indonesia dianalisis memakai alat analisis PHA sehingga diperoleh alternatif prioritas strategi pemasaran yang paling tepat bagi PT. Taman Safari Indoesia. Hasil penentuan alternatif strategi pemasaran yang paling tepat nantinya akan disampaikan kepada perusahaan sebagai suatu rekomendasi bagi perusahaan. Rekomendasi tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam menjalankan perusahannya. Kerangka pemikiran operasional dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 9. Gambar 9. Kerangka Pemikiran Operasional Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Deskriptif Peraturan dan Kebijakan Pemerintah PT. Taman Safari Indonesia Strategi Pemasaran Perusahaan Alternatif Strategi Pemasaran Perusahaan Proses Hirarki Analitik Persaingan dalam Industri Pariwisata

IV. METODE PENELITIAN