38
d. Perbaikan Kehilangan Padatan Akibat Pemasakan Mi Basah
Jagung Matang
Perbaikan sifat kehilangan padatan akibat pemasakan dilakukan dengan memvariasikan jenis pengikat dan konsentrasi yang digunakan.
Jenis pengikat yang digunakan adalah CMC dan Guar gum. Konsentrasi yang digunakan adalah 1, 1.5, dan 2. Parameter
yang diamati adalah kehilangan padatan akibat pemasakan.
e. Analisis Proksimat Produk Akhir
Analisis proksimat yang dilakukan meliputi pengukuran kadar air, kadar abu, kadar protein kasar, kadar lemak kasar dan kadar
karbohidrat by difference
2. Pengamatan
a. Analisis Sifat Fisik
Analisis fisik yang dilakukan meliputi pengukuran elongasi dan resistensi terhadap tarikan menggunakan Rheoner, pengukuran
kekerasan dan kelengketan mi menggunakan texture analyzer, pengukuran warna menggunakan chromameter, pengukuran
kehilangan padatan akibat pemasakan menggunakan metode gravimetri, dan pengamatan sifat birefringent pati menggunakan
mikroskop polarisasi.
a1. Pengamatan Sifat Birefringence Pati Dengan Menggunakan
Mikroskop Polarisasi
Pengamatan sifat birefringence pati di di bawah mikroskop polarisasi dilakukan untuk mengetahui kecukupan
proses gelatinisasi. Sampel disuspensikan dalam akuades dan diaduk secara merata. Kemudian, satu tetes sampel diteteskan ke
gelas objek dan diamati di bawah mikroskop polarisasi. Sampel yang bukan berupa tepung perlu ditepungkan terlebih dahulu
39 hingga diperoleh ukuran partikel yang dapat disuspensikan dalam
akuades. Pati yang belum mengalami proses gelatinisasi akan
memiliki sifat birefringence sehingga ketika diamati dengan mikroskop polarisasi akan tampak granula-granula yang
mengkilat dan berwarna. Sedangkan, pati yang telah mengalami gelatinisasi sempurna tidak memiliki sifat birefringence, sehingga
tidak tampak di bawah mikroskop polarisasi.
a2. Analisis Warna Menggunakan Metode Hunter
Hutching,1999
Sampel dipotong 2-3 mm dan ditempatkan pada wadah yang transparan. Pengukuran menghasilkan nilai L, a, dan b. L
menyatakan parameter kecerahan warna kromatis, 0: hitam sampai 100: putih. Warna kromatik campuran merah hijau
ditunjukkan oleh nilai aa+ = 0-100 untuk warna merah, a- = 0- - 80 untuk warna hijau. Warna kromatik campuran biru kuning
ditunjukkan oleh nilai b b+ = 0-70, untuk warna kuning, b- = 0- -70 untuk warna biru. Nilai hue dikelompokkan sebagai
berikut: Red purple
: Hue° 342-18 Green
: Hue°162-198 Red
: Hue°18-54 Purple
: Hue°306-342 Yellow red
: Hue°54-90 Blue purple : Hue°270-306
Yellow : Hue°90-126
Blue green : Hue°198-234 Blue
: Hue°234-270 Yellow green : Hue°126-162
a3. Analisis Sifat Resistensi Terhadap Tarikan dan Persen
Elongasi Menggunakan Rheoner Probe
yang digunakan adalah probe yang dapat menjepit kedua ujung mie yang akan diukur kekerasan dan elastisitasnya.
Beban yang digunakan 0.1 volt 5 gf0.25cm, test speed 1 mms, dan chart speed 40 mmmenit. Sampel yang telah direhidrasi
40 diletakkan pada probe dan dijepit sedemikian rupa pada kedua
ujungnya. Hasilnya berupa kurva yang menunjukkan hubungan antara kekuatan kgf dan waktu s.
Cara perhitungan : ¾ Kekerasan
Kekerasan = Jarak ke puncak kurva cm x 5 gf 0.25
cm ¾ Persen elongasi
b = lebar kurva mm x 1.5 c = a
2
+ b
2 ½
, dimana a = 12 mm Δ L = 2 xc – 24
elongasi = Δ L 24 x 100
a4. Analisis Kelengketan dan Kekerasan Kenggunakan Texture
Analyzer TAXT-2
Probe yang digunakan berbentuk silinder dengan diameter
35 mm. Pengaturan TAXT-2 yang digunakan adalah sebagai berikut: pre test speed 2.0 mms, test speed 0.1 mms, rupture
test distance 75, dan force 100g, test mode : measure force in
compression .
Sampel dengan panjang yang melebihi diameter probe diletakkan di atas landasan lalu ditekan oleh probe. Hasilnya
berupa kurva yang menunjukkan hubungan antara kekuatan dan waktu. Nilai kekerasan ditunjukkan dengan absolute+ peak, dan
nilai kelengketan ditunjukkan dengan absolute- peak. Satuan kedua parameter ini adalah gram force gF.
a5. Pengukuran Kehilangan Padatan Akibat Pemasakan Oh et
al., 1985
Penentuan KPAP dilakukan dengan cara merebus 5 gram mie dalam 150 ml air. Setelah mencapai waktu optimum
41 perebusan, mie ditiriskan dan disiram air, kemudian ditiriskan
kembali selama 5 menit. Mie kemudian ditimbang dan dikeringkan pada suhu 100°C sampai beratnya konstan, lalu
ditimbang kembali. KPAP dihitung dengan rumus berikut: KPAP = 1 - berat sampel setelah dikeringkan x 100
berat awal 1- kadar air contoh
a6. Analisis Derajat Gelatinisasi Birch et al., 1973
Penentuan derajat gelatinisasi diawali dengan pembuatan kurva standar yang menggambarkan hubungan antara derajat
gelatinisasi dan absorbansi. Sampel yang digunakan untuk pembuatan kurva standar adalah sampel yang tergelatinisasi 0-
100. Sampel yang tergelatinisasi 100 diperoleh dengan merebus 10 g pati jagung dalam 200 ml air hingga menjadi
bening. Sedangkan sampel yang tidak tergelatinisasi adalah pati. Lalu dibuat campuran dari kedua sampel tersebut untuk
memperoleh sampel dengan derajat gelatinisasi pati 20, 40, 60, dan 80. Perbandingan antara pati yang tergelatinisasi
100 dan tidak tergelatinisasi adalah 20:80 untuk sampel dengan derajat gelatinisasi 20, 40:60 untuk sampel dengan derajat
gelatinisasi 40, 60:40 untuk sampel dengan derajat gelatinisasi 60, dan 80:20 untuk sampel dengan derajat gelatinisasi 80.
Tahap selanjutnya adalah pembacaan absorbansi masing- masing sampel. Sampel ditimbang sebanyak 0,5 g dan
dimasukkan ke dalam gelas piala 100 ml lalu ditambahkan 47,5 ml akuades. Campuran ini kemudian di-stirer selama satu menit
dan ditambahkan 2,5 ml KOH 0,2 N dan di-stirer kembali selama lima menit. Campuran ini kemudian dipipet sebanyak 10 ml dan
disentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 3500 rpm. Supernatan yang diperoleh dipipet dan dimasukkan ke
dalam dua tabung reaksi A dan B masing-masing sebanyak 0,5 ml. Kemudian ditambahkan 0,5 ml HCl 0,5 N ke dalam kedua
42 tabung reaksi. Sebanyak 0,1 ml iodin ditambahkan ke dalam
tabung reaksi B. Lalu ke dalam kedua tabung reaksi ditambahkan akuades masing-masing sebanyak 9 ml untuk tabung A dan 8,9
ml untuk tabung B. Kedua tabung ini kemudian dikocok dan dibaca absorbansinya menggunakan spektofotometer dengan
panjang gelombang 625 nm. Larutan pada tabung A merupakan blanko pembacaan larutan pada tabung B.
Kurva standar dibuat dengan memplotkan derajat gelatinisasi pada sumbu X dan absorbansi pada sumbu Y.
Kemudian dihitung persamaan linear yang menggambarkan hubungan antar keduanya. Persamaan linear yang diperoleh
berupa : Y = a + bX
dimana y merupakan absorbansi, x merupakan derajat gelatinisasi, sedangkan a dan b merupakan konstanta.
Absorbansi sampel diukur dengan metode yang sama seperti di atas. Dan derajat gelatinisasinya dihitung dengan
menggunakan persamaan linear yang diperoleh dari kurva
b. Analisis Sifat Kimia