Analisis Sifat Kimia Pengamatan

42 tabung reaksi. Sebanyak 0,1 ml iodin ditambahkan ke dalam tabung reaksi B. Lalu ke dalam kedua tabung reaksi ditambahkan akuades masing-masing sebanyak 9 ml untuk tabung A dan 8,9 ml untuk tabung B. Kedua tabung ini kemudian dikocok dan dibaca absorbansinya menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 625 nm. Larutan pada tabung A merupakan blanko pembacaan larutan pada tabung B. Kurva standar dibuat dengan memplotkan derajat gelatinisasi pada sumbu X dan absorbansi pada sumbu Y. Kemudian dihitung persamaan linear yang menggambarkan hubungan antar keduanya. Persamaan linear yang diperoleh berupa : Y = a + bX dimana y merupakan absorbansi, x merupakan derajat gelatinisasi, sedangkan a dan b merupakan konstanta. Absorbansi sampel diukur dengan metode yang sama seperti di atas. Dan derajat gelatinisasinya dihitung dengan menggunakan persamaan linear yang diperoleh dari kurva

b. Analisis Sifat Kimia

Analisa kimia yang dilakukan pada produk mi jagung instan adalah analisa proksimat yang meliputi analisis kadar air, kadar protein kasar lemak kasar abu. Penentuan kadar karbohidrat dilakukan secara by difference . b1. Analisis Kadar Air Metode Oven AOAC, 1995 Cawan alumunium dikeringkan dalam oven, didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang. Sejumlah sampel kurang lebih 5 gram dimasukkan ke dalam cawan yang telah diketahui beratnya. Cawan beserta isinya dimasukkan ke dalam oven bersuhu 100°C selama kurang lebih 6 jam atau sampai beratnya konstan. Selanjutnya cawan beserta isinya didinginkan dalam 43 desikator, dan ditimbang. Perhitungan kadar air dilakukan dengan rumus: Kadar air b.b = c – a – b x 100 c Keterangan : a = berat cawan dan sampel akhir g b = berat cawan g c = berat sampel awal g b2. Kadar Abu AOAC, 1995 Cawan porselen dikeringkan dalam tanur bersuhu 400-600 °C, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sebanyak 3-5 g sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam cawan porselen. Selanjutnya sampel dipijarkan di atas nyala pembakar bunsen sampai tidak berasap lagi, kemudian dilakukan pengabuan di dalam tanur listrik pada suhu 400-600°C selama 4-6 jam atau sampai terbentuk abu berwarna putih. Sampel kemudian didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Kadar abu b.b = c – a – b x 100 c Keterangan : a = berat cawan dan sampel akhir g b = berat cawan g c = berat sampel awal g b3. Analisis Kadar Lemak Metode Soxhlet AOAC, 1995 Labu lemak yang akan digunakan dikeringkan dalam oven bersuhu 100-110°C, didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Sampel dalam bentuk tepung ditimbang sebanyak 5 gram, dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan ke dalam alat ekstrksi soxhlet yang telah berisi pelarurt dietil eter atau heksan 44 Refluk dilakukan selama 5 jam minimum dan pelarut yang ada di adalam labu lemak didistilasi. Selanjutnya labu lemak yang berisi lemak hasil ekstruksi dipanaskan dalam oven bersuhu 100°C hingga beratnya konstan, didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Kadar lemak b.b = a – b x 100 c Keterangan : a = berat labu dan sampel akhir g b = berat labu kosong g c = berat sampel awal g b4. Analisis Kadar Protein Metode Mikro-KjeldahlAOAC, 1995 Sejumlah kecil sampel kira-kira membutuhkan 3-10 ml HCl 0.01 N atau 0.02 N yaitu sekitar 0.1 gram ditimbang dan diletakkan ke dalam labu kjeldahl 30 ml. Kemudian ditambahkan 0.9 g K2SO4, 40 mg HgO, dan 2 ml H2SO4. Jika bobot sampel lebih dari 15 mg, ditabahkan 0.1 ml H2SO4 untuk setiap 10 mg bahan organik di atas 15 mg. Sampel dididihkan selama 1-1.5 jam sampai cairan menjadi jernih. Larutan kemudian dimasukkan ke dalam alat destilasi, dibilas dengan akuades, dan ditambahkan 10 ml larutan NaOH- Na2S2O3. Gas NH3 yang dihasilkan dari reaksi dalam alat destilasi ditangkap oleh 5 ml H3BO3 dalam erlenmeyer yang telah ditambahkan 3 tetes indikator campuran 2 bagian merah metil 0.2 dalam alkohol dan 1 bagian methylene blue 0.2 dalam alkohol. Kondensat tersebut kemudian dititrasi dengan HCl 0.02 N yang sudah distandardisasi hingga terjadi perubahan warna kondensat menjadi abu-abu. Penetapan blanko dilakukan dengan menggunakan metode yang sama seperti penetapan sampel. Kadar protein dihitung dengan menggunakan rumus: 45 Kadar N = ml HCl spl – ml HCl blk x N HCl x 14.007 x 100 mg sampel Kadar protein b.b = N x faktor konversi 6.25 b5. Analisis Kadar Karbohidrat by difference Kadar karbohidrat b.b = 100 - P + KA + A + L Keterangan : P = kadar protein KA = kadar air A = abu L = kadar lemak

3. Analisis Data