Pengertian Pembelajaran Minat Belajar

19

2.1.3 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Gagne 1977 dalam Rifa‟i dan Anni 2011: 192, “merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar”. Orientasi pembelajaran mencakup perubahan stimulus yang diperoleh dari lingkungan yang diubah menjadi informasi sehingga tercipta hasil belajar berupa ingatan jangka panjang yang seluruhnya didapat melalui suatu proses pembelajaran akibat adanya proses komunikasi antara guru dengan siswa. Terdapat tujuh k omponen dalam proses pembelajaran. Rifa‟i dan Anni 2011: 194 menjelaskan bahwa komponen-komponen tersebut, terdiri dari: 1 tujuan, 2 subjek belajar, 3 materi pelajaran, 4 strategi pembelajaran, 5 media pembelajaran, 6 penunjang, 7 evaluasi. Ketujuh komponen saling berkaitan dan membentuk satu sistem pembelajaran. Guru membimbing siswa yang merupakan subjek sekaligus objek pembelajaran supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Perencanaan sangat diperlukan sebelum dilaksanakannya pembelajaran. Perencanaan dalam pembelajaran matematika merupakan langkah awal menyusun kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika yang diharapkan secara efektif dan efisien.

2.1.4 Minat Belajar

Pengertian minat yang disampaikan oleh Sudaryono, Margono dan Rahayu 2013: 90, adalah “kesadaran yang timbul bahwa objek tertentu sangat disenangi dan melahirkan perhatian yang tinggi bagi individu terhadap objek tersebut”. Musrofi 2010: 43 berpendapat bahwa terdapat tiga pertanyaan yang melandasi 20 minat seseorang untuk mempelajari sesuatu hal, yaitu: 1 apa saja daya tariknya yang dia pelajari itu; 2 apa saja relevansinya bagi dirinya; 3 apa saja hasilnya setelah mempelajari sesuatu itu. Minat terdiri dari berbagai macam jenis, Purwaningrum 1996 dalam Susanto 2013: 61 mengelompokkan jenis-jenis minat ini menjadi sepuluh macam, yaitu: 1 minat terhadap alam sekitar; 2 minat mekanis; 3 minat hitung menghitung; minat terhadap ilmu pengetahuan; 4 minat persuasif; 5 minat seni; 6 minat leterer; 7 minat musik; 8 minat layanan sosial; 9 minat klerikal. Segala sesuatu yang diminati dapat menjadi motivasi alamiah bagi diri siswa. Motivasi alamiah dalam diri siswa akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu yang benar-benar ingin dilakukannya. Guru harus dapat memunculkan motivasi alamiah di kalangan para siswa pada saat mereka belajar, guru dapat menjelaskan keterkaitan tujuan pembelajaran dengan kepentingan atau kebutuhan siswa. Tanner dan Tanner 1975 dalam Slameto 2013: 181, menyarankan agar para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang. Jika guru mampu untuk memunculkan minat siswa untuk belajar, maka guru telah menjadikan minat sebagai pintu masuk proses belajar. Sehingga siswa akan belajar dengan sebaik-baiknya karena adanya daya tarik pada materi yang dipelajari, sehingga kepuasan belajar juga dapat diperoleh. 21 Tugas guru selain memunculkan minat belajar siswa, juga harus memelihara minat siswa dalam belajar. Nurkancana 1993 dalam Susanto 2013: 67-8 mengemukakan cara-cara yang dapat ditempuh guru dalam memelihara minat belajar siswa, yaitu: 1 meningkatkan minat anak-anak; 2 memelihara minat yang timbul; 3 mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik; 4 sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak-anak tentang lanjutan studi atau pekerjaan yang sesuai baginya. Berdasarkan pemaparan mengenai minat belajar, dapat disimpulkan bahwa pengertian minat belajar adalah berbagai pilihan kesukaan dalam melakukan aktivitas pembelajaran yang membangkitkan gairah individu untuk mempelajari suatu mata pelajaran yang dapat diukur dari beberapa dimensi antara lain: kesukaan, ketertarikan, perhatian, serta keterlibatan.

2.1.5 Minat Hitung-Menghitung

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL JIGSAW TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SIFAT SIFAT BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SDN RANJINGAN BANYUMAS

1 24 254

KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODETALKING STICK TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 01 SANGKANJOYO KABUPATEN PEKALONGAN

27 132 302

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TGT TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI MARGA AYU 01 KABUPATEN TEGAL

1 17 365

KEEFEKTIFAN MEDIA SLIDE PRESENTASI TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR DI KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 06 TEGALSARI KABUPATEN PEMALANG

0 9 281

KEEFEKTIFAN MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI TUNON 2 KOTA TEGAL

0 7 327

KEEFEKTIFAN MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI KALIGIRI 2 KABUPATEN BREBES

0 17 292

KEEFEKTIFAN STRATEGI CROSSWORD PUZZLE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AWAN DAN CUACA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI PEGIRIKAN 03 KABUPATEN TEGAL

0 21 186

KEEFEKTIFAN MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI KALIGIRI 2 KABUPATEN BREBES.

0 0 584

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK BERBASIS TEORI BELAJAR BRUNER TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI BANGUN DATAR SISWA KELAS III SDN MANYARAN OTA SEMARANG

0 0 78

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN DATAR SEDERHANA DI KELAS I SEKOLAH DASAR

0 0 8