3.1.2.3 Tahap Penyelesaian
1  Mengolah  data  yang  didapat  dari  angket  minat  belajar  siswa  pada  kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2  Mengolah data yang didapat dari tes yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3  Menulis deskripsi data untuk variabel bebas dan variabel terikat. 4  Menganalisis data minat  belajar siswa dan posttest  hasil belajar siswa untuk
menjawab hipotesis penelitian. 5  Menarik kesimpulan dari hasil yang didapatkan sesuai dengan teknik analisis
data yang digunakan.
3.2 Waktu dan Tempat
Penyusunan proposal beserta instrumennya dilaksanakan sejak awal bulan Januari  2015.  Selanjutnya,  awal  Februari  2015  merupakan  waktu  untuk
bimbingan proposal beserta instrumen penelitian. Seminar proposal dilaksanakan pada awal bulan Maret dilanjutkan dengan pengesahan proposal oleh lembaga.
Penelitian dilaksanakan  mulai  akhir bulan Maret 2015 hingga pertengahan bulan April  2015,  analisis  data  dan  penyusunan  laporan  akhir  penelitian  dilaksanakan
selama bulan April hingga Mei 2015 dan pengujian penelitian direncanakan pada akhir bulan Mei 2015.
Tempat  yang  dipilih  untuk  melaksanakan  penelitian  yaitu  SD  Negeri  1 Kalipancur  Kabupaten  Pekalongan.  Pemilihan  tempat  penelitian  didasarkan  atas
beberapa  kriteria  yang  menjadi  syarat  penelitian  eksperimen.  Pertama,  kedua
kelas  terletak  pada  lokasi  yang  sama  karena  merupakan  SD  paralel.  Kedua, memiliki  kesamaan  sarana  dan  prasarana.  Ketiga,  memiliki  kesamaan  jadwal
pembelajaran  yaitu  mulai  pukul  07.00-08.45  WIB  yang  dilaksanakan  pada  hari yang  berbeda.  Keempat,  nilai  rata-rata  mata  pelajaran  matematika  pada  ulangan
akhir semester gasal tahun ajaran 20142015 tidak jauh berbeda. Pada kelas IIIA, rata-rata  nilai  mata  pelajaran  matematika  sebesar  80,52  dan  nilai  rata-rata  nilai
matematika  kelas  IIIB  adalah  78,50.  Berdasarkan  data  tersebut  maka  peneliti menetapkan  kelas  IIIB  sebagai  kelas  eksperimen  dengan  menggunakan  metode
matematika  gasing  dan  kelas  IIIA  sebagai  kelas  kontrol  dengan  menggunakan metode konvensional.
3.3 Variabel Penelitian
Sugiyono 2013: 64 berpendapat bahwa “variabel penelitian adalah suatu atribut  atau  sifat  atau  nilai  dari  orang,  obyek,  atau  kegiatan  yang  mempunyai
variasi  tertentu  yang  diciptakan  oleh  peneliti  untuk  dipelajari  dan  ditarik kesimpulannya”.  Menurut  hubungan  antara  variabel  satu  dengan  variabel  yang
lain,  macam-macam  variabel  penelitian  dapat  dibedakan  menjadi  variabel  bebas, variabel terikat, variabel moderator, dan variabel intervening. Akan tetapi, dalam
penelitian ini hanya terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang akan dijelaskan sebagai berikut:
3.3.1 Variabel Bebas
Menurut Sugiyono 2013: 64, “variabel bebas  merupakan variabel  yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat
dependen”.  Variabel  bebas  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah
penerapan metode matematika gasing pada materi keliling bangun datar. 3.3.2
Variabel Terikat
“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabe
l bebas” Sugiyono 2013: 64. Variabel terikat yang digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  minat  dan  hasil  belajar  siswa  pada  mata
pelajaran matematika materi keliling bangun datar.
3.4 Populasi dan Sampel
Pembahasan  mengenai  populasi  akan  menjelaskan  besar  populasi  dan penentuan  sampel  yang  akan  digunakan  dalam  penelitian.  Di  bawah  ini
merupakan penjelasan lebih jelasnya dari populasi dan sampel.
3.4.1 Populasi
“Populasi  adalah  wilayah  generalisasi  yang  terdiri  atas:  obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu  yang ditetapkan oleh peneliti
untuk  dipelajari  dan  kemudian  ditarik  kesimpulannya”  Sugiyono  2013:  119. Populasi  dalam  penelitian  ini  adalah  siswa  kelas  III  semester  2  Sekolah  Dasar
Negeri 1 Kalipancur tahun ajaran 20142015 dengan jumlah 46 siswa meliputi 23 siswa
IIIA dan 23 siswa IIIB. Alasan penentuan populasi karena SD Negeri 1 Kalipancur merupakan SD paralel dengan jumlah dan kemampuan siswa di kelas
IIIA dan IIIB sama.
3.4.2 Sampel
Pengertian sampel seperti  yang dikemukakan oleh Sugiyono 2013:  120, adalah bagian dari jumlah dan karakteristik  yang  dimiliki oleh populasi tersebut.
Data  yang  dipelajari  dari  sampel  merupakan  gambaran  dari  keadaan  populasi, oleh  karena  itu  sampel  yang  diambil  dari  populasi  harus  representatif  mewakili
seluruh anggota populasi. Pengambilan  sampel  dalam  penelitian  ini  menggunakan  teknik
nonpropability  sampling  dengan  sampling  jenuh.  Sampling  jenuh  merupakan teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi yang digunakan sebagai
sampel  dan  dikenal  dengan  istilah  sensus  Sugiyono,  2012:  126. Alasan
penggunaan teknik sampling ini karena jumlah populasi relatif kecil 46 siswa. Penggunaan teknik sampling jenuh didasarkan pada pendapat Musfiqon 2011:
91, yang berbunyi “jika jumlah populasi kurang dari 100 orang sebaiknya diteliti semuanya”. Kelas eksperimen maupun kontrol tidak dipilih secara random tetapi
ditetapkan  oleh  peneliti  dengan  ketentuan  kelas  IIIB  sebagai  kelas  eksperimen dengan  menggunakan  metode  matematika  gasing  dan  kelas  IIIA  sebagai  kelas
kontrol dengan menggunakan metode konvensional.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik  pengumpulan  data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  yaitu teknik  dokumentasi,  wawancara,  observasi,  dan  tes  yang  akan  diuraikan  sebagai
berikut:
3.5.1 Dokumentasi
Riduwan  2012:  77  berpendapat  bahwa  “dokumentasi  ditujukan  untuk memperoleh  data  langsung  dari  tempat  penelitian,  meliputi  buku-buku  yang
relevan,  peraturan-peraturan,  laporan  kegiatan,  foto-foto,  film  dokumenter,  dan data  yang  relevan  dengan  penelitian”.  Dokumentasi  yang  dikumpulkan  dalam
penelitian  ini  meliputi  daftar  nama  siswa,  nilai  hasil  belajar  siswa,  silabus  mata pelajaran matematika, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, foto dan video
kegiatan pembelajaran matematika materi keliling bangun datar. 3.5.2
Wawancara
“Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab atau dialog secara lisan antara  pewawancara  interviewer  dengan  responden  atau  yang  diinterview
interviewee  dengan  tujuan  untuk  memperoleh  informasi  yang  dibutuhkan  oleh peneliti”    Widoyoko  2014:  40.  Jenis  wawancara  yang  digunakan  dalam
penelitian  ini  adalah  wawancara  tidak  terstruktur  sehingga  tidak  membutuhkan pedoman wawancara  yang disusun secara sistematis. Wawancara dilakukan pada
saat observasi atau studi pendahuluan. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi pembelajaran matematika di SD Negeri 1 Kalipancur
agar dapat menentukan variabel yang harus diteliti.
3.5.3 Observasi
Sebagai  teknik  pengumpulan  d ata,  “observasi  bisa  diartikan  sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur  yang nampak dalam  suatu  gejala  pada  objek  penelitian”  Widoyoko  2014:  46.  Kegiatan
observasi  dalam  penelitian  ini  dilakukan  sebanyak  dua  kali.  Observasi  pertama
dilakukan  oleh  peneliti  pada  saat  studi  pendahuluan  untuk  mengetahui  kondisi pembelajaran  matematika.  Observasi  kedua  dilakukan  oleh  guru  kelas  terhadap
peneliti  pada  saat  menyampaikan  materi  keliling  bangun  datar  menggunakan metode konvensional dan metode matematika gasing. Observasi dilakukan untuk
mengamati  langkah-langkah  kegiatan  pembelajaran  yang  disampaikan  oleh peneliti  sudah  sesuai  atau  belum  dengan  prosedur.  Guru  kelas  mengisi  lembar
observasi berdasarkan pedoman observasi yang telah disiapkan oleh peneliti.
3.5.4 Angket Kuisioner
Sugiyono  2014:142  menyatakan  bahwa  kuesioner  atau  angket merupakan  teknik  pengumpulan  data  yang  dilakukan  dengan  cara  memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Sudaryono,  dkk  2013:30  menyatakan  angket  atau  kuesioner  merupakan  suatu
teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden. Angket  yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket tertutup yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.
Sudaryono,  dkk  2013:31-32  menyatakan  angket  terbuka  atau  angket tidak  berstruktur  ialah  angket  yang  diisajikan  dalam  bentuk  sederhana  sehingga
responden  dapat  memberikan  isian  sesuai  dengan  kehendak  dan  keadaanya. Sedangkan  angket  tertutup  merupakan  angket  yang  disajikan  dalam  bentuk
sedemikian  rupa,  sehingga  responden  diminta  untuk  memilih  satu  jawaban  yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang X atau
tanda  checklist  √.  Angket  yang  diberikan  berisi  pernyataan  mengenai  minat belajar matematika siswa. Teknik pengambilan data dengan menggunakan angket
digunakan untuk  mengukur indikator-indikator  yang dikembangkan dari  variabel minat belajar siswa.
3.5.5 Tes
Sudjana 2009: 35 berpendapat bahwa “tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari
siswa  dalam  bentuk  lisan,  dalam  bentuk  tulisan,  maupun  dalam  bentuk perbuatan”.  Teknik  tes  digunakan  untuk  memperoleh  data  hasil  belajar  siswa
kelas III SD Negeri 1 Kalipancur pada materi keliling bangun datar. Jenis  tes  yang  akan  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  tes  objektif
bentuk  pilihan  ganda  dengan  empat  pilihan  jawaban.  Masing-masing  jawaban benar mendapatkan skor 1 sedangkan jawaban salah mendapatkan skor 0. Alasan
menggunakan  bentuk  soal  pilihan  ganda  yaitu  memudahkan  dalam  penskoran, cakupan  materi  luas,  dan  objektif.  Tes  dilaksanakan  dalam  dua  tahap  yaitu  tes
awal  pembelajaran  dan  tes  akhir  pembelajaran.  Tes  awal  digunakan  untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Tes akhir digunakan untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda.
3.6 Instrumen Penelitian
Kualitas  hasil  penelitian  dipengaruhi  oleh  kualitas  instrumen  penelitian dan kualitas pengumpulan data. Riduwan 2012: 37 berpendapat bahwa “dalam
penelitian  kuantitatif  instrumen  digunakan  untuk  mengumpulkan  data”.  Dalam penelitian  kuantitatif,  kualitas  instrumen  berkenaan  dengan  validitas  dan
reliabilitas  instrumen.  Akan  tetapi,  instrumen  yang  telah  teruji  validitas  dan reliabilitasnya  belum  tentu  dapat  menghasilkan  data  yang  valid  dan  variabel
apabila  tidak  digunakan  secara  tepat  dalam  pengumpulan  datanya.  Oleh  karena itu, instrumen penelitian harus disesuaikan dengan teknik pengumpulan data.
Dalam penelitian ini instrumen penelitian  yang digunakan  yaitu pedoman wawancara, lembar observasi, dokumentasi, angket, dan instrumen tes. Penjelasan
selengkapnya sebagai berikut:
3.6.1 Pedoman Wawancara
Pedoman  wawancara  yang  digunakan  untuk  instrumen  penelitian  adalah pedoman wawancara tidak terstruktur. Instrumen tersebut berisi daftar pertanyaan
yang digunakan pada saat observasi pendahuluan. Pedoman wawancara terlampir pada bagian lampiran.
3.6.2 Lembar Observasi Metode
Lembar observasi  digunakan untuk  mengetahui  keterlaksanaan penerapan metode matematika gasing pada kelompok eksperimen. Pengamatan pelaksanaan
metode  matematika  gasing  dilakukan  pada  saat  pembelajaran  berlangsung  oleh guru  kelas  IIIB  SD  Negeri  1  Kalipancur  Kabupaten  Pekalongan.  Indikator  yang
terdapat  dalam  lembar  observasi  pengamatan  metode  matematika  gasing diantaranya  yaitu:  1  dialog  sederhana;  2  berimajinasi  atau  berfantasi;  3
menyajikan  contoh-contoh  soal  secara  relevan;  4  menyajikan  materi  secara mendalam;  dan  5  memberikan  variasi  soal.  Indikator-indikator  tersebut
kemudian  diperinci  dengan  menggunakan  deskriptor,  yang  bertujuan  untuk memperjelas indikator yang dimaksud.
Pengamatan penerapan metode matematika gasing pada kelas eksperimen diukur  dengan  menggunakan  skala  Likert.  Skala  Likert  yang  peneliti  gunakan
pada  lembar  pengamatan  yaitu  dengan  melihat  berapa  jumlah  deskriptor  yang
tampak.  Cara  menilai  kesesuaian  pelaksanaan  metode  yaitu  dengan membubuhkan  tanda  cek
√  pada  lembar  pengamatan.  Perhitungan  skor pelaksanaan  metode  matematika  gasing  berdasarkan  lembar  pengamatan  untuk
setiap pertemuan dilaksanakan dengan menggunakan rumus:
Skor = × 100
Langkah  selanjutnya  ialah  dilaksanakan  penilaian  dengan  menggunakan pedoman penilaian UNNES 2011: 52, sebagai berikut:
Tabel 3.1 Pedoman Penilaian UNNES Angka
Huruf Predikat
86-100 A
Baik sekali 81-85
AB Lebih dari baik
71-80 B
Baik 66-70
BC Lebih dari cukup
61-65 C
Cukup 56-60
CD Kurang dari cukup
D Kurang
E Gagal Tidak lulus
3.6.3 Dokumentasi
Dokumentasi  digunakan  untuk  memperoleh  daftar  nama  siswa  dan  data nilai  ulangan  tengah  semester  gasal  tahun  ajaran  20142015.  Dokumentasi  juga
dilengkapi  dengan  foto,  video,  surat  izin  penelitian,  dan  lain-lain,  sebagai  bukti
bahwa penelitian telah dilaksanakan oleh peneliti. 3.6.4
Angket
Angket  digunakan  untuk  mengetahui  minat  belajar  siswa  pada  kelas eksperimen  dan  kontrol  terhadap  mata  pelajaran  matematika.  Angket  ini
menggunakan  skala  Likert.  Pada  skala  Likert,  variabel  yang  akan  diukur
dijabarkan  menjadi  indikator  variabel,  kemudian  indikator  tersebut  dijadikan acuan  untuk  menyusun  item-item  instrumen  yang  dapat  berupa  pernyataan  atau
pertanyaan  Sugiyono,  2013:  136.  Minat  belajar  ini  akan  diukur  dengan menggunakan angket yang dirancang agar mudah dipahami dan dijawab oleh oleh
siswa  selaku  responden  dalam  penelitian  ini.  Berikut  merupakan  dimensi  dan indikator minat belajar menurut Sudaryono, dkk 2013: 90
Tabel 3.2 Dimensi dan Indikator Minat Belajar
No   Dimensi Indikator
1.   Kesukaan Gairah
Inisiatif 2.   Ketertarikan
Responsif Kesegeraan
3.   Perhatian Konsentrasi
Ketelitian
4.   Keterlibatan Kemauan
Keuletan Kerja keras
Cara  menghitung  minat  belajar  siswa  melalui  angket  ialah  dengan menggunakan  rumus  analisis  indeks.  “Perhitungan  angka  indeks  ini  dapat
dilakukan untuk sebuah konstruk penelitian yang dibangun dengan menggunakan beberapa indikator” Ferdinand, 2006: 292. Sehingga, tinggi rendahnya
pernyataan responden terhadap suatu indikator dapat diketahui .Setelah  diketahui  nilai  indeks  akhir  dari  angket,  presentase  minat  dapat
dikategorikan dengan menggunakan rumus Three Box Method, yakni sebagai berikut:
Keterangan: i = interval r
= rentang k = 3
Ferdinand, 2006: 292. Dengan  analisis  angka  indeks  menggunakan  rumus  Three  Box  Method  ,  maka
setiap indikator dan hasil akhir angket minat belajar siswa dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu: tinggi, sedang, dan rendah.
3.6.5 Instrumen Tes
Soal-soal  yang  digunakan  sebagai  instrumen  penelitian  berbentuk  soal pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban.  Pembuatan soal didasarkan pada
kompetensi dasar yang dijabarkan ke dalam indikator soal dalam bentuk kisi-kisi soal. Jumlah soal yang ada pada kisi-kisi soal yaitu sebanyak 20 butir soal.
Setelah soal dibuat, dilaksanakan uji prasyarat instrumen dan analisis butir soal.  Berikut  ini  merupakan  pengertian,  rumus  dan  hasil  uji  prasyarat  instrumen
serta analisis butir soal, yaitu:
3.6.5.1 Uji Prasyarat Instrumen
Uji  prasyarat  instrumen  dilakukan  untuk  mendapatkan  instrumen  yang valid  dan  reliabel.  Berikut  ini  merupakan  cara  untuk  menguji  validitas  dan
reliabilitas suatu instrumen. 3.6.5.1.1  Uji Validitas Instrumen
Sudaryono,  Margono,  dan  Rahayu  2013:  103  mengemukakan  bahwa “validitas  adalah  suatu  konsep  yang  berkaitan  dengan  sejauhmana  tes  telah
mengukur apa  yang seharusnya diukur”. Menurut Arikunto 2012: 80,  terdapat dua macam validitas yaitu validitas logis dan empiris.
“Validitas  logis  menunjuk  pada  kondisi  bagi  sebuah  instrumen  yang memenuhi  persyaratan  valid  berdasarkan  hasil  penalaran”  Arikunto  2012:  81.
“Pengujian validitas logis dilakukan oleh para pakar yang berkaitan dengan mata pelajaran  yang  diteliti”  Sudaryono,  Margono,  dan  Rahayu  2013:  106.  Dalam
penelitian  ini  pengujian  dilakukan  oleh  tim  ahli  yang  terdiri  dari  dosen pembimbing dan guru kelas IIIA, IIIB, dan IVA SD Negeri 1 Kalipancur.
“Sebuah  instrumen  dikatakan  memiliki  validitas  empiris  apabila  sudah diuji  dari  pengalaman”  Arikunto  2012:  81  Hasil  belajar  siswa  dikatakan
meningkat  apabila  dalam  pengalaman  dibuktikan  hasil  belajar  siswa  meningkat. Dalam  penelitian  ini,  pengujian  validitas  empiris  menggunakan  rumus  korelasi
product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Instrumen diujicobakan  kepada siswa kelas  IVA SD Negeri 1 Kalipancur
dengan alasan siswa sudah pernah mendapatkan materi keliling bangun datar pada saat  masih  kelas  III.  Selanjutnya  data  hasil  uji  coba,  dianalisis  dengan  cara
mengkorelasikan  antara  skor  item  instrumen  menggunakan  rumus  korelasi product moment Pearson. Berikut ini merupakan rumus korelasi product moment
Pearson.
Keterangan:
X = skor instrumen yang akan dicari validitasnya Y
= skor instrumen yang dijadikan sebagai standar r
hitung
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
Selanjutnya, dihitung dengan menggunakan uji-t. Rumus uji-t sebagai berikut:
Keterangan: t       = nilai t hitung r       = koefisien
korelasi hasil t hitung n      = jumlah responden
Widoyoko, 2014: 153. Distribusi tabel t untuk α = 0,05 dan dengan derajat kebebasan dk = n-2 kaidah
keputusan : Jika t
hitung
dari t
tabel
, berarti valid sebaliknya
Jika t
hitung
dari t
tabel
, berarti tidak valid Untuk mempermudah menghitung validitas empiris dapat menggunakan program
Statistical Product and Service Solution SPSS 17. 3.6.5.1.1.1 Validitas Lembar Pengamatan Metode Matematika Gasing
Instrumen  lembar  pengamatan  metode  matematika  gasing  nantinya digunakan  untuk  menilai  bagaimana  penerapan  metode  matematika  gasing  pada
materi  keliling  bangun  datar.  Sebelum  lembar  pengamatan  digunakan,  terlebih dahulu dilakukan validitas logis lembar pengamatan oleh penilai ahli yaitu dosen
pembimbing. 3.6.5.1.1.2 Validitas Angket Minat Belajar
Sebelum  instrumen  angket  minat  belajar  siswa  diujicobakan  pada  siswa, terlebih dahulu dilakukan validitas logis oleh penilai ahli yaitu Drs. Yuli Witanto
dosen  pembimbing.  Setelah  item  dinilai  dan  dinyatakan  layak  diujicobakan, maka  dilakukan  uji  coba  item  kepada  siswa  kelas  IVA  SD  Negeri  1  Kalipancur
yang  berjumlah  20  siswa.  Uji  coba  angket  minat  belajar  dilakukan  pada  tanggal 14 Maret 2015.
Penghitungan  validitas  untuk  tiap  item  dapat  dilakukan  dengan membandingkan  r  hasil  dan  r  tabel.  Angket  diujicobakan  pada  20  siswa  oleh
karena itu, r tabelnya adalah 0,444. Dari hasil perhitungan menggunakan program Statistical  Product  and  Service  Solution  selanjutnya  disingkat  SPSS  SPSS  17
memakai  analisis  Corrected  Item-Total  Correlation  dinyatakan  bahwa  16  item lembar  pengamatan  minat  siswa  valid  dan  4  item  tidak  valid.  Item  yang  valid
yaitu  nomor  1,  4,  5,  7,  8,  9,  10,  11,  12,  14,  15,  16,  17,  18,  19,  dan  20.  Hasil penghitungan validitas item minat belajar terdapat pada lampiran 21.
3.6.5.1.1.3 Validitas Soal Tes Sebelum  instrumen  soal  tes  diujicobakan,  perlu  dilakukan  uji  validitas
logis.  Pada  penelitian  ini,  untuk  validitas  logis  soal  tes  dilakukan  oleh  tim  ahli yaitu dosen pembimbing dan guru kelas IIIA dan IIIB SD Negeri 1 Kalipancur.
Soal  yang  dipakai  pada  saat  proses  penilaian  dalam  pembelajaran sebanyak 20 butir. Namun, untuk proses validitas, soal dibuat paralel yang setara
cakupan materi dan tingkat kesulitan soalnya dengan jumlah 40 butir soal. Dari 40 butir soal tes matematika yang diujicobakan didapatkan 28 butir soal yang valid.
Butir soal yang valid meliputi soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 26, 27, 29, 31, 33, 35, 37, 39, dan 40. Hasil penghitungan
uji validitas dan butir soal yang valid secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 40.
3.6.5.1.2 Reliabilitas Instrumen Reliabilitas  menunjuk  pada  suatu  pengertian  bahwa  sesuatu  instrumen
cukup  dapat  dipercaya  untuk  digunakan  sebagai  alat  pengumpul  data  karena instrumen  tersebut  sudah  baik.  Instrumen  yang  sudah  dapat  dipercaya,  yang
feliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga Arikunto 2013: 221. Sedangkan menurut Sudjana 2013: 16 reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan
atau  keajegan  alat  tersebut  dalam  menilai  apa  yang  dinilainya.  Reliabilitas  pada penelitian  ini  menggunakan  SPSS  17.  Dalam  program  SPSS  uji  yang  sering
digunakan  pada  penelitian  mahasiswa  adalah  dengan  menggunakan  metode Cronbach’s Alpha Priyatno, 2010: 97. Menurut Sekaran dalam Priyatno 2012:
120 menyatakan bahwa reliabilitas ≤ 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, d
an ≥ 0,8 adalah baik. 3.6.5.1.2.1 Reliabilitas Angket Minat Belajar
Uji  realibilitas  yang  digunakan  untuk  mengetahui  reliabilitas  instrumen minat  belajar  siswa  adalah  program  SPSS  17  metode
Cronbach’s  Alpha.  Uji realibilitas dilakukan terhadap 16 item indikator lembar angket minat belajar yang
telah dinyatakan valid. Hasil uji reliabilitas tiap butir item yang diperoleh setelah data  dihitung  dengan  menggunakan  SPSS  17  selengkapnya  terdapat  pada
lampiran 22.
Hasil  dari  perhitungan  nilai Cronbach’s  Alpha  pada  SPSS  17  untuk  16
item  indikator  angket  minat  belajar  siswa  ialah  0,891.  Nilai  0,891    0,8  maka dapat  dikatakan  bahwa  instrumen  bahwa  16  item  angket  minat  belajar  siswa
reliabel dengan kriteria baik. Item yang reliabel yaitu nomor 1, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, dan 20.
3.6.5.1.2.2 Reliabilitas Soal Uji Coba Uji realibilitas soal uji coba hanya dilakukan terhadap soal-soal yang telah
valid. Berdasarkan uji validitas, ada 28 butir soal yang akan diuji realibilitasnya. Pengujian realibilitas soal tes menggunakan program SPSS 17 metode
Cronbach’s Alpha. Hasil uji reliabilitas tiap butir soal yang diperoleh setelah data dihitung dengan menggunakan SPSS versi 17 terdapat pada lampiran 41.
Hasil dari perhitungan nilai Cronbach’s Alpha pada SPSS versi 17 untuk
28  item  soal  uji  coba  yang  valid  ialah  0,949.  Nilai  0,949    0,8  sehingga  dapat dikatakan bahwa 28 item soal uji coba tersebut reliabel dengan kriteria baik. Soal
yang reliabel yaitu nomor nomor 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 26, 27, 29, 31, 33, 35, 37, 39, dan 40.
3.6.5.2 Analisis Butir Soal
Arikunto  2012:  222  berpendapat  bahwa  “analisis  butir  soal  dilakukan untuk mengidentifikasi soal ya
ng baik, kurang baik, dan soal yang jelek”. Dalam analisis  butir  soal  terdapat  beberapa  masalah  seperti  taraf  kesukaran  dan  daya
pembeda soal. 3.6.5.2.1 Analisis Taraf Kesukaran
Soal  yang  baik  adalah  soal  yang  tidak  terlalu  mudah  dan  tidak  terlalu sukar.  “Bilangan  yang  menunjukkan  sukar  dan  mudahnya  sesuatu  soal  disebut
indeks  kesukaran  difficulty  index ”  Arikunto  2012:  223.  Rentang  kesukaran
berkisar  antara  0,00  sampai  dengan  1,0.  Soal  dengan  indeks  kesukaran  0,0 menunjukkan bahwa soal terlalu sukar, sedangkan indeks 1,0 menunjukkan bahwa
soal  terlalu  mudah.  Sehingga  semakin  besar  indeks  kesukaran,  berarti  soal semakin  mudah.  Perhitungan  analisi  taraf  kesukaran  dilakukan  pada  butir  soal
yang  sudah  valid  dan  reliabel  dengan  menggunakan  rumus  manual.  Berikut  ini merupakan rumus untuk mencari indeks kesukaran.
P = Keterangan:
P  = indeks kesukaran B  = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Arikunto, 2012: 223.
Berdasarkan  nilai  P  yang  diketahui,  indeks  kesukaran  diklasifikasikan  sebagai berikut:
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah Arikunto, 2012: 225.
Berdasarkan  hasil  perhitungan  manual  diperoleh  data  yang  valid  dengan tingkat kesukaran „mudah‟ terdapat pada nomor 2, 6, 10, 12, 14, 17, 18, 19, 21,
26, 27, dan 29; tingkat kesukaran „sedang‟ terdapat pada nomor 1, 3, 4, 8, 9, dan 13, 20, 31, 33, 37, 39, 40; dan tingkat kesukaran „sukar‟ terdapat pada nomor 11,
15, 23, dan 35. 3.6.5.2.2 Analisis Daya Pembeda Soal
Arikunto 2012: 226 mengemukakan bahwa “daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai
berkemampuan  tinggi  dengan  siswa  yang  bodoh  berkemampuan  rendah”. Angka  yang  menunjukkan  besarnya  daya  pembeda  disebut  indeks  diskriminasi
bersimbol D. Untuk mengetahui  besarnya D, dapat  menggunakan  rumus sebagai berikut:
Di mana: J   = jumlah peserta didik
J
A
= banyak peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar Arikunto, 2012: 228.
Setelah  mendapatkan  nilai  D,  langkah  selanjutnya  yaitu  mencocokkan  nilai  D dengan klasifikasi daya pembeda. Menurut Arikunto 2012: 232, daya pembeda
diklasifikasikan sebagai berikut: D : 0,00
– 0,20 : jelek poor D : 0,21
– 0,40 : cukup satistifactory D : 0,41
– 0,70 : baik good D : 0,71
– 1,00 : baik sekali excellent
D : negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.
Hasil analisis daya pembeda butir soal uji coba selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 42. Dari hasil perhitungan manual, dapat diketahui terdapat 2 soal
berdaya  beda  jelek  yaitu  butir  soal  nomor  17  dan  18,    terdapat  15  soal  berdaya beda cukup yaitu butir soal nomor 2, 4, 6, 10, 12, 14, 19, 21, 26, 27, 29, 31, 33,
37, dan 40, dan terdapat sebesal soal berdaya beda baik yaitu butir soal nomor 1, 3, 8, 9, 11, 13, 15, 20, 23, 35, dan 39. Berdasarkan pertimbangan uji validitas, uji
reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal didapatkan soal yang layak digunakan sebagai instrumen. Soal yang digunakan pada penelitian berjumlah 20
soal yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 15, 19, 20, 23, 27, 29, 31, 33, 35, dan 40 dengan komposisi 30 soal mudah, 50 soal sedang dan 20 soal
sukar. Adapun kisi-kisi umum instrumen tes terdapat pada lampiran 35.
3.7 Teknik Analisis Data
Kegiatan  analisis  data  menurut  Sugiyono  2013:  199  adalah “mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data
berdasarkan  variabel  dari  seluruh  responden,  menyajikan  data  tiap  variabel  yang teliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan
perhitungan  untuk  menguji  hipotesis  yang  telah  diajukan”.  Teknik  analisis  data dalam penelitian kuantitatif menggunakan perhitungan statistik.
3.7.1 Analisis Deskripsi Data
Penelitian  yang  dilaksanakan  merupakan  penelitian  eksperimen  untuk menguji apakah metode pembelajaran dapat meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa.  Deskripsi  data  yang  dilakukan  peneliti  dengan  menggunakan  metode
analisis  statistik  yang  terdiri  dari  tendensi  sentral  dan  dispersi.  Tendensi  sentral adalah  kecenderungan  memusat  atau  mengelompoknya  suatu  data.  Tendensi
sentral  sangat  diperlukan untuk  mengetahui di  mana sekumpulan data itu berada atau memusat. Ada tiga metode dalam mengukur tendensi sentral  yaitu: rata-rata
mean, nilai tengah median, dan nilai yang paling sering muncul modus. Sedangkan  dispersi  merupakan  suatu  ukuran  untuk  mengetahui  seberapa
besar penyimpangan data. Melalui dispersi dapat diketahui seberapa jauh datadata menyebar dari titik pusat data, sehingga normal  atau menyimpangnya data dapat
diketahui  dengan  jelas.  Dispersi  terdiri  dari  rentang,  kuartil,  jangkauan  antar
kuartil, persentil, jumlah dan interval kelompok, standar deviasi. 3.7.1.1
Variabel Metode Matematika Gasing
Proses  pembelajaran  dalam  penelitian  ini  menggunakan  metode matematika  gasing.  Dalam  pelaksanaannya,  peneliti  yang  berperan  sebagai  guru
harus  mengetahui  komponen-komponen  metode  matematika  gasing  agar pembelajaran  berjalan  sesuai  dengan  komponen-komponen  yang  sudah
ditentukan.  Dengan  memperhatikan  dan  melaksanakan  komponen-komponen tersebut,  maka  dapat  dinyatakan  bahwa  metode  matematika  gasing  benar-benar
terlaksana dalam proses pembelajaran. Dalam  penelitian  ini,  peneliti  menggunakan  lembar  pengamatan
pelaksanaan  metode  matematika  gasing  guna  melihat  apakah  pembelajaran  yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur atau tidak. Pengamatan pelaksanaan metode
matematika  gasing  dilakukan  oleh  guru  kelas.  Pengamatan  dilakukan  untuk mengamati
pelaksanaan metode
pembelajaran pada
setiap pertemuan
pembelajaran.  Pembelajaran  dikatakan  berhasil  jika  komponen-komponen  yang
tertera  pada  deskriptor  lembar  pengamatan  telah  dilaksanakan  dalam  kegiatan pembelajaran.  Selanjutnya,  nilai  hasil  pengamatan  disajikan  dalam  bentuk  skor
pelaksanaan metode matematika gasing.
3.7.1.2 Variabel Minat Belajar
Data  variabel  minat  belajar  siswa  merupakan  data  yang  diperoleh  dari hasil  pengisian  angket  minat  belajar  oleh  siswa.  Analisis  dilaksanakan  dengan
menggunakan  statistik  deskriptif.  Termasuk  dalam  statistik  deskriptif  antara  lain adalah penyajian data melalui tabel,  grafik, diagram  lingkaran, pictogram, mean,
median,  modus,  persentase,  dan  lain-lain  Sugiyono  2013:  200.  Penyajian  data minat  belajar  dalam  penelitian  ini  menggunakan  tabel  dan  presentase.  Dalam
analisis deskriptif ini, perhitungan digunakan untuk mengetahui tingkat persentase
skor jawaban dari masing-masing butir pertanyaan. 3.7.1.3
Variabel Hasil Belajar
Data  variabel  hasil  belajar  merupakan  data  yang  diperoleh  dari  hasil posttest  siswa.  Analisis  dilaksanakan  dengan  menggunakan  statistik  deskriptif.
Termasuk  dalam  statistik  deskriptif  antara  lain  adalah  penyajian  data  melalui tabel,  grafik,  diagram  lingkaran,  pictogram,  mean,  median,  modus,  persentase,
dan lain-lain Sugiyono, 2013: 200. Penyajian data hasil belajar dalam penelitian
ini menggunakan tabel dan diagram. 3.7.2
Analisis Statistik Data
Analisis  data  dalam  penelitian  kuantitatif  menggunakan  teknik  statistik, dimana  dalam  penelitian  ini  menggunakan  statistik  inferensial  karena  penelitian
yang  diterapkan  pada  sampel  akan  diberlakukan  pada  populasi.  Statistik inferensial  terdiri  dari  dua  bentuk  yaitu  statistik  parametris  dan  non  parametris.
Analisis  statistik  data  dalam  penelitian  ini  meliputi  uji  prasyarat  analisis  dan analisis  akhir.  Penghitungannya  menggunakan  program  SPSS  versi  17.  Berikut
akan dijelaskan secara lebih lengkap mengenai analisis statistik data tersebut:
3.7.2.1 Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini meliputi uji kesamaan rata-rata, uji  normalitas  dan  uji  homogenitas.  Penghitungannya  menggunakan  program
SPSS versi 17. Berikut akan dijelaskan secara lebih lengkap mengenai uji prasyarat analisis tersebut:
3.7.2.1.1 Uji Kesamaan Rata-rata Uji  kesamaan  rata-rata  dilakukan  untuk  mengetahui  rata-rata  kemampuan
awal kelas eksperimen dan kelas kontrol. untuk mengetahui kemapuan awal siswa dapat dilakukan secara empiris maupun statistik. Secara empiris selisis nilai kelas
kontrol  dan  eksperimen  harus  ≤  3,  sedangkan  secara  statistik  penghitungan menggunakan aplikasi SPSS versi 17 dengan menerapkan rumus Mann Whitney U
Test  dikarenakan  data  tidak  homogen.  Jika  kemampuan  awal  kedua  kelas  relatif sama maka kedua kelas tersebut dapat digunakan sebagai objek penelitian, namun
jika berbeda maka kedua kelas tersebut tidak dapat digunakan sebagai objek penelitian.
Data yang digunakan untuk mengetahui rata-rata kemampuan awal adalah data  nilai  pretest  kelas  eksperimen  dan  kelas  kontrol.  Pengujian  secara  empiris
menunjukkan selisih nilai kelas eksperimen dan kontrol adalah 0,2174. Nilai 0,2174 ≤ 3 sehingga secara empiris kedua kelas tersebut dikatakan relatif sama.
Berdasarkan  hasil  uji  statistik  dengan  menggunakan  SPSS  versi  17  dapat
diketahui bahwa nilai signifikansi pada kolom sig. 2-tailed sebesar 0,973. Nilai signifikansi tersebut lebih dari 0,05 0,973  0,05. Sehingga disimpulkan bahwa
siswa, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol mempunyai kemampuan awal yang  relatif  sama.  Penghitungan  uji  kesamaan  rata-rata  siswa  kelas  eksperimen
dan kontrol secara lengkap terdapat pada bagian lampiran 48.
3.7.2.1.2 Uji Normalitas Pengujian  normalitas  bertujuan  untuk  mengetahui  persebaran  data  dalam
kurva.  Jika  persebaran  data  tersebut  merata,  maka  data  tersebut  berdistribusi normal.  Berdasarkan  pendapat  Priyatno  2010:  71,  uji  normalitas  data
menggunakan uji Liliefors pada kolom Kolmogorov-Smirrnov dengan kriteria jika signifikansi  lebih  besar  dari  0,05,  maka  data  dinyatakan  berdistribusi  normal.
Pengolahan data dalam uji normalitas menggunakan program SPSS 17. Dalam  penelitian  ini  data  yang  di  uji  normalitasnya  adalah  data  nilai
postest  yang  dilakukan  di  kelas  eksperimen  dan  kontrol.  Uji  normalitas menunjukan  taraf  signifikansi  kelas  IIIA  sebesar  0,190  ≥  0,05  dan  kelas  IIIB
sebesar  0,200  ≥  0,05.  Taraf  signifikansi  kelas  IIIA  dan  kelas  IIIB  ≥  0,05  yang berarti data berdistribusi normal, oleh karena itu perlu dilakukan uji homogenitas.
Hasil uji normalitas nilai postest siswa selengkapnya terdapat pada lampiran 50.
3.7.2.1.3 Uji Homogenitas Priyatno 2010: 76 mengemukakan bahwa, “uji homogenitas digunakan
untuk mengetahui apakah ada kesamaan atau tidak dari beberapa varians populasi data”.  Priyatno  2010:  35  menjelaskan  bahwa,  “sebelum  dilakukan  uji  t,  harus
dilakukan uji homogenitas dengan Levene’s test. Uji homogenitas bertujuan untuk
mengetahui  rumus  uji  t  mana  yang  akan  digunakan.  Nilai  homogenitas ditunjukkan  melalui  perhitungan  dengan  taraf  kesalahan  5.  Jika  nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05, maka datanya homogen. Pengujian homogenitas dihitung dengan program SPSS versi 17.
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan program SPSS 17 didapatkan nilai taraf signifikansi 0,483. Nilai 0,483 ≥ 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
data tersebut homogen. Jika data dinyatakan homogen, maka uji t menggunakan
Equal Variances Assumed. Perhitungan homogenitas terdapat pada lampiran 51. 3.7.2.2
Analisis Akhir Pengujian Hipotesis
Analisis  akhir  digunakan  untuk  menyimpulkan  efektif  tidaknya  metode matematika gasing terhadap minat dan hasil belajar siswa materi keliling bangun
ruang.  Berdasarkan  rumusan  hipotesis  pada  pembahasan  sebelumnya,  maka teknik  analisis  yang  digunakan  untuk  menguji  hipotesis  tersebut  yaitu  analisis
komparatif  dengan  menggunakan  uji  statistik  independent  sample  t  test  karena data  hasil  belajar  siswa  kelompok  eksperimen  dan  kontrol  berdistribusi  normal,
komparatif  dua  sampel,  serta  bentuk  datanya  interval  atau  rasio.  Dalam  analisis akhir terdapat uji perbedaan dan uji keefektifan.
3.7.2.2.1 Uji Perbedaan Uji perbedaan dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara
dua  data  yang  tidak  saling  berhubungan.  Pengujian  perbedaan  menggunakan rumus  independent  sample  t  test  dengan  melihat  pada  item  Equal  Variances
Assumed. Kriteria keputusan jika nilai t
hitung
t
tabel
dan signifikansi   0,05 maka memiliki variansjenis yang sama.
3.7.2.2.2 Uji Kefektifan
Setelah  data  dinyatakan  berbeda  kemudian  dilakukan  uji  keefektifan, menggunakan uji pihak kanan pengujian hipotesis komparatif dua sampel dengan
rumus  polled  varian.  Uji  pihak  kanan  digunakan  apabila  hipotesis  nol  Ho
berbunyi lebih kecil atau sama dengan ≤ dan hipotesis alternatif Ha berbunyi lebih besar .
Rumus polled varian dalam Sugiyono 2013: 259 selengkapnya yaitu:
t
=
x
1
x
2
n
1
1s
12
n
2
1s
22
1 1  n
1
n
2
2  n
1
n
2
Keterangan: x
1
= nilai rata-rata sampel 1 x
2
= nilai rata-rata sampel 2 n
1
= jumlah sampel 1 n
2
= jumlah sampel 2 S
1
= standar deviasi sampel 1 S
2
= standar deviasi sampel 2 Taraf  signifikasni  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  yaitu  0,05.  Kriteria
keputusan jika nilai t
hitung
t
tabel
, maka Ho diterima dan Ha ditolak Sugiyono, 2013: 261.
3.8 Pedoman Penelitian Eksperimen
Pedoman  penelitian  digunakan  sebagai  panduan  peneliti  dalam melaksanakan  penelitian.  Panduan  penelitian  ini  berisi  data  lokasi  penelitian,
kemampuan awal, subjek penelitian, mata pelajaran, materi, perlakuan, instrumen penelitian,  uji  coba  instrumen,  dan  jadwal  pelaksanaan  pembelajaran  di  SD
Negeri 1 Kalipancur.
123
BAB 5 PENUTUP
Penutup  merupakan  kajian  terakhir  dalam  penelitian.  Pada  penutup memuat tentang simpulan dan saran. Pembahasan lebih mendalam mengenai bab
penutup akan diuraikan dalam penjelasan dibawah ini.
5.1 Simpulan