3.1.2.3 Tahap Penyelesaian
1 Mengolah data yang didapat dari angket minat belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2 Mengolah data yang didapat dari tes yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3 Menulis deskripsi data untuk variabel bebas dan variabel terikat. 4 Menganalisis data minat belajar siswa dan posttest hasil belajar siswa untuk
menjawab hipotesis penelitian. 5 Menarik kesimpulan dari hasil yang didapatkan sesuai dengan teknik analisis
data yang digunakan.
3.2 Waktu dan Tempat
Penyusunan proposal beserta instrumennya dilaksanakan sejak awal bulan Januari 2015. Selanjutnya, awal Februari 2015 merupakan waktu untuk
bimbingan proposal beserta instrumen penelitian. Seminar proposal dilaksanakan pada awal bulan Maret dilanjutkan dengan pengesahan proposal oleh lembaga.
Penelitian dilaksanakan mulai akhir bulan Maret 2015 hingga pertengahan bulan April 2015, analisis data dan penyusunan laporan akhir penelitian dilaksanakan
selama bulan April hingga Mei 2015 dan pengujian penelitian direncanakan pada akhir bulan Mei 2015.
Tempat yang dipilih untuk melaksanakan penelitian yaitu SD Negeri 1 Kalipancur Kabupaten Pekalongan. Pemilihan tempat penelitian didasarkan atas
beberapa kriteria yang menjadi syarat penelitian eksperimen. Pertama, kedua
kelas terletak pada lokasi yang sama karena merupakan SD paralel. Kedua, memiliki kesamaan sarana dan prasarana. Ketiga, memiliki kesamaan jadwal
pembelajaran yaitu mulai pukul 07.00-08.45 WIB yang dilaksanakan pada hari yang berbeda. Keempat, nilai rata-rata mata pelajaran matematika pada ulangan
akhir semester gasal tahun ajaran 20142015 tidak jauh berbeda. Pada kelas IIIA, rata-rata nilai mata pelajaran matematika sebesar 80,52 dan nilai rata-rata nilai
matematika kelas IIIB adalah 78,50. Berdasarkan data tersebut maka peneliti menetapkan kelas IIIB sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode
matematika gasing dan kelas IIIA sebagai kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional.
3.3 Variabel Penelitian
Sugiyono 2013: 64 berpendapat bahwa “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang diciptakan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Menurut hubungan antara variabel satu dengan variabel yang
lain, macam-macam variabel penelitian dapat dibedakan menjadi variabel bebas, variabel terikat, variabel moderator, dan variabel intervening. Akan tetapi, dalam
penelitian ini hanya terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang akan dijelaskan sebagai berikut:
3.3.1 Variabel Bebas
Menurut Sugiyono 2013: 64, “variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat
dependen”. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penerapan metode matematika gasing pada materi keliling bangun datar. 3.3.2
Variabel Terikat
“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabe
l bebas” Sugiyono 2013: 64. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah minat dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika materi keliling bangun datar.
3.4 Populasi dan Sampel
Pembahasan mengenai populasi akan menjelaskan besar populasi dan penentuan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Di bawah ini
merupakan penjelasan lebih jelasnya dari populasi dan sampel.
3.4.1 Populasi
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” Sugiyono 2013: 119. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas III semester 2 Sekolah Dasar
Negeri 1 Kalipancur tahun ajaran 20142015 dengan jumlah 46 siswa meliputi 23 siswa
IIIA dan 23 siswa IIIB. Alasan penentuan populasi karena SD Negeri 1 Kalipancur merupakan SD paralel dengan jumlah dan kemampuan siswa di kelas
IIIA dan IIIB sama.
3.4.2 Sampel
Pengertian sampel seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono 2013: 120, adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Data yang dipelajari dari sampel merupakan gambaran dari keadaan populasi, oleh karena itu sampel yang diambil dari populasi harus representatif mewakili
seluruh anggota populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
nonpropability sampling dengan sampling jenuh. Sampling jenuh merupakan teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi yang digunakan sebagai
sampel dan dikenal dengan istilah sensus Sugiyono, 2012: 126. Alasan
penggunaan teknik sampling ini karena jumlah populasi relatif kecil 46 siswa. Penggunaan teknik sampling jenuh didasarkan pada pendapat Musfiqon 2011:
91, yang berbunyi “jika jumlah populasi kurang dari 100 orang sebaiknya diteliti semuanya”. Kelas eksperimen maupun kontrol tidak dipilih secara random tetapi
ditetapkan oleh peneliti dengan ketentuan kelas IIIB sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode matematika gasing dan kelas IIIA sebagai kelas
kontrol dengan menggunakan metode konvensional.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik dokumentasi, wawancara, observasi, dan tes yang akan diuraikan sebagai
berikut:
3.5.1 Dokumentasi
Riduwan 2012: 77 berpendapat bahwa “dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang
relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data yang relevan dengan penelitian”. Dokumentasi yang dikumpulkan dalam
penelitian ini meliputi daftar nama siswa, nilai hasil belajar siswa, silabus mata pelajaran matematika, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, foto dan video
kegiatan pembelajaran matematika materi keliling bangun datar. 3.5.2
Wawancara
“Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab atau dialog secara lisan antara pewawancara interviewer dengan responden atau yang diinterview
interviewee dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti” Widoyoko 2014: 40. Jenis wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur sehingga tidak membutuhkan pedoman wawancara yang disusun secara sistematis. Wawancara dilakukan pada
saat observasi atau studi pendahuluan. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi pembelajaran matematika di SD Negeri 1 Kalipancur
agar dapat menentukan variabel yang harus diteliti.
3.5.3 Observasi
Sebagai teknik pengumpulan d ata, “observasi bisa diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian” Widoyoko 2014: 46. Kegiatan
observasi dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali. Observasi pertama
dilakukan oleh peneliti pada saat studi pendahuluan untuk mengetahui kondisi pembelajaran matematika. Observasi kedua dilakukan oleh guru kelas terhadap
peneliti pada saat menyampaikan materi keliling bangun datar menggunakan metode konvensional dan metode matematika gasing. Observasi dilakukan untuk
mengamati langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang disampaikan oleh peneliti sudah sesuai atau belum dengan prosedur. Guru kelas mengisi lembar
observasi berdasarkan pedoman observasi yang telah disiapkan oleh peneliti.
3.5.4 Angket Kuisioner
Sugiyono 2014:142 menyatakan bahwa kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Sudaryono, dkk 2013:30 menyatakan angket atau kuesioner merupakan suatu
teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden. Angket yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket tertutup yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.
Sudaryono, dkk 2013:31-32 menyatakan angket terbuka atau angket tidak berstruktur ialah angket yang diisajikan dalam bentuk sederhana sehingga
responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaanya. Sedangkan angket tertutup merupakan angket yang disajikan dalam bentuk
sedemikian rupa, sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang X atau
tanda checklist √. Angket yang diberikan berisi pernyataan mengenai minat belajar matematika siswa. Teknik pengambilan data dengan menggunakan angket
digunakan untuk mengukur indikator-indikator yang dikembangkan dari variabel minat belajar siswa.
3.5.5 Tes
Sudjana 2009: 35 berpendapat bahwa “tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari
siswa dalam bentuk lisan, dalam bentuk tulisan, maupun dalam bentuk perbuatan”. Teknik tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa
kelas III SD Negeri 1 Kalipancur pada materi keliling bangun datar. Jenis tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif
bentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Masing-masing jawaban benar mendapatkan skor 1 sedangkan jawaban salah mendapatkan skor 0. Alasan
menggunakan bentuk soal pilihan ganda yaitu memudahkan dalam penskoran, cakupan materi luas, dan objektif. Tes dilaksanakan dalam dua tahap yaitu tes
awal pembelajaran dan tes akhir pembelajaran. Tes awal digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Tes akhir digunakan untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda.
3.6 Instrumen Penelitian
Kualitas hasil penelitian dipengaruhi oleh kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Riduwan 2012: 37 berpendapat bahwa “dalam
penelitian kuantitatif instrumen digunakan untuk mengumpulkan data”. Dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen berkenaan dengan validitas dan
reliabilitas instrumen. Akan tetapi, instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan variabel
apabila tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya. Oleh karena itu, instrumen penelitian harus disesuaikan dengan teknik pengumpulan data.
Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan yaitu pedoman wawancara, lembar observasi, dokumentasi, angket, dan instrumen tes. Penjelasan
selengkapnya sebagai berikut:
3.6.1 Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara yang digunakan untuk instrumen penelitian adalah pedoman wawancara tidak terstruktur. Instrumen tersebut berisi daftar pertanyaan
yang digunakan pada saat observasi pendahuluan. Pedoman wawancara terlampir pada bagian lampiran.
3.6.2 Lembar Observasi Metode
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan penerapan metode matematika gasing pada kelompok eksperimen. Pengamatan pelaksanaan
metode matematika gasing dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung oleh guru kelas IIIB SD Negeri 1 Kalipancur Kabupaten Pekalongan. Indikator yang
terdapat dalam lembar observasi pengamatan metode matematika gasing diantaranya yaitu: 1 dialog sederhana; 2 berimajinasi atau berfantasi; 3
menyajikan contoh-contoh soal secara relevan; 4 menyajikan materi secara mendalam; dan 5 memberikan variasi soal. Indikator-indikator tersebut
kemudian diperinci dengan menggunakan deskriptor, yang bertujuan untuk memperjelas indikator yang dimaksud.
Pengamatan penerapan metode matematika gasing pada kelas eksperimen diukur dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert yang peneliti gunakan
pada lembar pengamatan yaitu dengan melihat berapa jumlah deskriptor yang
tampak. Cara menilai kesesuaian pelaksanaan metode yaitu dengan membubuhkan tanda cek
√ pada lembar pengamatan. Perhitungan skor pelaksanaan metode matematika gasing berdasarkan lembar pengamatan untuk
setiap pertemuan dilaksanakan dengan menggunakan rumus:
Skor = × 100
Langkah selanjutnya ialah dilaksanakan penilaian dengan menggunakan pedoman penilaian UNNES 2011: 52, sebagai berikut:
Tabel 3.1 Pedoman Penilaian UNNES Angka
Huruf Predikat
86-100 A
Baik sekali 81-85
AB Lebih dari baik
71-80 B
Baik 66-70
BC Lebih dari cukup
61-65 C
Cukup 56-60
CD Kurang dari cukup
D Kurang
E Gagal Tidak lulus
3.6.3 Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh daftar nama siswa dan data nilai ulangan tengah semester gasal tahun ajaran 20142015. Dokumentasi juga
dilengkapi dengan foto, video, surat izin penelitian, dan lain-lain, sebagai bukti
bahwa penelitian telah dilaksanakan oleh peneliti. 3.6.4
Angket
Angket digunakan untuk mengetahui minat belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol terhadap mata pelajaran matematika. Angket ini
menggunakan skala Likert. Pada skala Likert, variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan acuan untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan Sugiyono, 2013: 136. Minat belajar ini akan diukur dengan menggunakan angket yang dirancang agar mudah dipahami dan dijawab oleh oleh
siswa selaku responden dalam penelitian ini. Berikut merupakan dimensi dan indikator minat belajar menurut Sudaryono, dkk 2013: 90
Tabel 3.2 Dimensi dan Indikator Minat Belajar
No Dimensi Indikator
1. Kesukaan Gairah
Inisiatif 2. Ketertarikan
Responsif Kesegeraan
3. Perhatian Konsentrasi
Ketelitian
4. Keterlibatan Kemauan
Keuletan Kerja keras
Cara menghitung minat belajar siswa melalui angket ialah dengan menggunakan rumus analisis indeks. “Perhitungan angka indeks ini dapat
dilakukan untuk sebuah konstruk penelitian yang dibangun dengan menggunakan beberapa indikator” Ferdinand, 2006: 292. Sehingga, tinggi rendahnya
pernyataan responden terhadap suatu indikator dapat diketahui .Setelah diketahui nilai indeks akhir dari angket, presentase minat dapat
dikategorikan dengan menggunakan rumus Three Box Method, yakni sebagai berikut:
Keterangan: i = interval r
= rentang k = 3
Ferdinand, 2006: 292. Dengan analisis angka indeks menggunakan rumus Three Box Method , maka
setiap indikator dan hasil akhir angket minat belajar siswa dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu: tinggi, sedang, dan rendah.
3.6.5 Instrumen Tes
Soal-soal yang digunakan sebagai instrumen penelitian berbentuk soal pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Pembuatan soal didasarkan pada
kompetensi dasar yang dijabarkan ke dalam indikator soal dalam bentuk kisi-kisi soal. Jumlah soal yang ada pada kisi-kisi soal yaitu sebanyak 20 butir soal.
Setelah soal dibuat, dilaksanakan uji prasyarat instrumen dan analisis butir soal. Berikut ini merupakan pengertian, rumus dan hasil uji prasyarat instrumen
serta analisis butir soal, yaitu:
3.6.5.1 Uji Prasyarat Instrumen
Uji prasyarat instrumen dilakukan untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel. Berikut ini merupakan cara untuk menguji validitas dan
reliabilitas suatu instrumen. 3.6.5.1.1 Uji Validitas Instrumen
Sudaryono, Margono, dan Rahayu 2013: 103 mengemukakan bahwa “validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauhmana tes telah
mengukur apa yang seharusnya diukur”. Menurut Arikunto 2012: 80, terdapat dua macam validitas yaitu validitas logis dan empiris.
“Validitas logis menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran” Arikunto 2012: 81.
“Pengujian validitas logis dilakukan oleh para pakar yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diteliti” Sudaryono, Margono, dan Rahayu 2013: 106. Dalam
penelitian ini pengujian dilakukan oleh tim ahli yang terdiri dari dosen pembimbing dan guru kelas IIIA, IIIB, dan IVA SD Negeri 1 Kalipancur.
“Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman” Arikunto 2012: 81 Hasil belajar siswa dikatakan
meningkat apabila dalam pengalaman dibuktikan hasil belajar siswa meningkat. Dalam penelitian ini, pengujian validitas empiris menggunakan rumus korelasi
product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Instrumen diujicobakan kepada siswa kelas IVA SD Negeri 1 Kalipancur
dengan alasan siswa sudah pernah mendapatkan materi keliling bangun datar pada saat masih kelas III. Selanjutnya data hasil uji coba, dianalisis dengan cara
mengkorelasikan antara skor item instrumen menggunakan rumus korelasi product moment Pearson. Berikut ini merupakan rumus korelasi product moment
Pearson.
Keterangan:
X = skor instrumen yang akan dicari validitasnya Y
= skor instrumen yang dijadikan sebagai standar r
hitung
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
Selanjutnya, dihitung dengan menggunakan uji-t. Rumus uji-t sebagai berikut:
Keterangan: t = nilai t hitung r = koefisien
korelasi hasil t hitung n = jumlah responden
Widoyoko, 2014: 153. Distribusi tabel t untuk α = 0,05 dan dengan derajat kebebasan dk = n-2 kaidah
keputusan : Jika t
hitung
dari t
tabel
, berarti valid sebaliknya
Jika t
hitung
dari t
tabel
, berarti tidak valid Untuk mempermudah menghitung validitas empiris dapat menggunakan program
Statistical Product and Service Solution SPSS 17. 3.6.5.1.1.1 Validitas Lembar Pengamatan Metode Matematika Gasing
Instrumen lembar pengamatan metode matematika gasing nantinya digunakan untuk menilai bagaimana penerapan metode matematika gasing pada
materi keliling bangun datar. Sebelum lembar pengamatan digunakan, terlebih dahulu dilakukan validitas logis lembar pengamatan oleh penilai ahli yaitu dosen
pembimbing. 3.6.5.1.1.2 Validitas Angket Minat Belajar
Sebelum instrumen angket minat belajar siswa diujicobakan pada siswa, terlebih dahulu dilakukan validitas logis oleh penilai ahli yaitu Drs. Yuli Witanto
dosen pembimbing. Setelah item dinilai dan dinyatakan layak diujicobakan, maka dilakukan uji coba item kepada siswa kelas IVA SD Negeri 1 Kalipancur
yang berjumlah 20 siswa. Uji coba angket minat belajar dilakukan pada tanggal 14 Maret 2015.
Penghitungan validitas untuk tiap item dapat dilakukan dengan membandingkan r hasil dan r tabel. Angket diujicobakan pada 20 siswa oleh
karena itu, r tabelnya adalah 0,444. Dari hasil perhitungan menggunakan program Statistical Product and Service Solution selanjutnya disingkat SPSS SPSS 17
memakai analisis Corrected Item-Total Correlation dinyatakan bahwa 16 item lembar pengamatan minat siswa valid dan 4 item tidak valid. Item yang valid
yaitu nomor 1, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, dan 20. Hasil penghitungan validitas item minat belajar terdapat pada lampiran 21.
3.6.5.1.1.3 Validitas Soal Tes Sebelum instrumen soal tes diujicobakan, perlu dilakukan uji validitas
logis. Pada penelitian ini, untuk validitas logis soal tes dilakukan oleh tim ahli yaitu dosen pembimbing dan guru kelas IIIA dan IIIB SD Negeri 1 Kalipancur.
Soal yang dipakai pada saat proses penilaian dalam pembelajaran sebanyak 20 butir. Namun, untuk proses validitas, soal dibuat paralel yang setara
cakupan materi dan tingkat kesulitan soalnya dengan jumlah 40 butir soal. Dari 40 butir soal tes matematika yang diujicobakan didapatkan 28 butir soal yang valid.
Butir soal yang valid meliputi soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 26, 27, 29, 31, 33, 35, 37, 39, dan 40. Hasil penghitungan
uji validitas dan butir soal yang valid secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 40.
3.6.5.1.2 Reliabilitas Instrumen Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang
feliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga Arikunto 2013: 221. Sedangkan menurut Sudjana 2013: 16 reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan
atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Reliabilitas pada penelitian ini menggunakan SPSS 17. Dalam program SPSS uji yang sering
digunakan pada penelitian mahasiswa adalah dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha Priyatno, 2010: 97. Menurut Sekaran dalam Priyatno 2012:
120 menyatakan bahwa reliabilitas ≤ 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, d
an ≥ 0,8 adalah baik. 3.6.5.1.2.1 Reliabilitas Angket Minat Belajar
Uji realibilitas yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas instrumen minat belajar siswa adalah program SPSS 17 metode
Cronbach’s Alpha. Uji realibilitas dilakukan terhadap 16 item indikator lembar angket minat belajar yang
telah dinyatakan valid. Hasil uji reliabilitas tiap butir item yang diperoleh setelah data dihitung dengan menggunakan SPSS 17 selengkapnya terdapat pada
lampiran 22.
Hasil dari perhitungan nilai Cronbach’s Alpha pada SPSS 17 untuk 16
item indikator angket minat belajar siswa ialah 0,891. Nilai 0,891 0,8 maka dapat dikatakan bahwa instrumen bahwa 16 item angket minat belajar siswa
reliabel dengan kriteria baik. Item yang reliabel yaitu nomor 1, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, dan 20.
3.6.5.1.2.2 Reliabilitas Soal Uji Coba Uji realibilitas soal uji coba hanya dilakukan terhadap soal-soal yang telah
valid. Berdasarkan uji validitas, ada 28 butir soal yang akan diuji realibilitasnya. Pengujian realibilitas soal tes menggunakan program SPSS 17 metode
Cronbach’s Alpha. Hasil uji reliabilitas tiap butir soal yang diperoleh setelah data dihitung dengan menggunakan SPSS versi 17 terdapat pada lampiran 41.
Hasil dari perhitungan nilai Cronbach’s Alpha pada SPSS versi 17 untuk
28 item soal uji coba yang valid ialah 0,949. Nilai 0,949 0,8 sehingga dapat dikatakan bahwa 28 item soal uji coba tersebut reliabel dengan kriteria baik. Soal
yang reliabel yaitu nomor nomor 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 26, 27, 29, 31, 33, 35, 37, 39, dan 40.
3.6.5.2 Analisis Butir Soal
Arikunto 2012: 222 berpendapat bahwa “analisis butir soal dilakukan untuk mengidentifikasi soal ya
ng baik, kurang baik, dan soal yang jelek”. Dalam analisis butir soal terdapat beberapa masalah seperti taraf kesukaran dan daya
pembeda soal. 3.6.5.2.1 Analisis Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. “Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut
indeks kesukaran difficulty index ” Arikunto 2012: 223. Rentang kesukaran
berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,0. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal terlalu sukar, sedangkan indeks 1,0 menunjukkan bahwa
soal terlalu mudah. Sehingga semakin besar indeks kesukaran, berarti soal semakin mudah. Perhitungan analisi taraf kesukaran dilakukan pada butir soal
yang sudah valid dan reliabel dengan menggunakan rumus manual. Berikut ini merupakan rumus untuk mencari indeks kesukaran.
P = Keterangan:
P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Arikunto, 2012: 223.
Berdasarkan nilai P yang diketahui, indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut:
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah Arikunto, 2012: 225.
Berdasarkan hasil perhitungan manual diperoleh data yang valid dengan tingkat kesukaran „mudah‟ terdapat pada nomor 2, 6, 10, 12, 14, 17, 18, 19, 21,
26, 27, dan 29; tingkat kesukaran „sedang‟ terdapat pada nomor 1, 3, 4, 8, 9, dan 13, 20, 31, 33, 37, 39, 40; dan tingkat kesukaran „sukar‟ terdapat pada nomor 11,
15, 23, dan 35. 3.6.5.2.2 Analisis Daya Pembeda Soal
Arikunto 2012: 226 mengemukakan bahwa “daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai
berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah”. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi
bersimbol D. Untuk mengetahui besarnya D, dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Di mana: J = jumlah peserta didik
J
A
= banyak peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar Arikunto, 2012: 228.
Setelah mendapatkan nilai D, langkah selanjutnya yaitu mencocokkan nilai D dengan klasifikasi daya pembeda. Menurut Arikunto 2012: 232, daya pembeda
diklasifikasikan sebagai berikut: D : 0,00
– 0,20 : jelek poor D : 0,21
– 0,40 : cukup satistifactory D : 0,41
– 0,70 : baik good D : 0,71
– 1,00 : baik sekali excellent
D : negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.
Hasil analisis daya pembeda butir soal uji coba selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 42. Dari hasil perhitungan manual, dapat diketahui terdapat 2 soal
berdaya beda jelek yaitu butir soal nomor 17 dan 18, terdapat 15 soal berdaya beda cukup yaitu butir soal nomor 2, 4, 6, 10, 12, 14, 19, 21, 26, 27, 29, 31, 33,
37, dan 40, dan terdapat sebesal soal berdaya beda baik yaitu butir soal nomor 1, 3, 8, 9, 11, 13, 15, 20, 23, 35, dan 39. Berdasarkan pertimbangan uji validitas, uji
reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal didapatkan soal yang layak digunakan sebagai instrumen. Soal yang digunakan pada penelitian berjumlah 20
soal yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 15, 19, 20, 23, 27, 29, 31, 33, 35, dan 40 dengan komposisi 30 soal mudah, 50 soal sedang dan 20 soal
sukar. Adapun kisi-kisi umum instrumen tes terdapat pada lampiran 35.
3.7 Teknik Analisis Data
Kegiatan analisis data menurut Sugiyono 2013: 199 adalah “mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data
berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang teliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan”. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan perhitungan statistik.
3.7.1 Analisis Deskripsi Data
Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian eksperimen untuk menguji apakah metode pembelajaran dapat meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa. Deskripsi data yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode
analisis statistik yang terdiri dari tendensi sentral dan dispersi. Tendensi sentral adalah kecenderungan memusat atau mengelompoknya suatu data. Tendensi
sentral sangat diperlukan untuk mengetahui di mana sekumpulan data itu berada atau memusat. Ada tiga metode dalam mengukur tendensi sentral yaitu: rata-rata
mean, nilai tengah median, dan nilai yang paling sering muncul modus. Sedangkan dispersi merupakan suatu ukuran untuk mengetahui seberapa
besar penyimpangan data. Melalui dispersi dapat diketahui seberapa jauh datadata menyebar dari titik pusat data, sehingga normal atau menyimpangnya data dapat
diketahui dengan jelas. Dispersi terdiri dari rentang, kuartil, jangkauan antar
kuartil, persentil, jumlah dan interval kelompok, standar deviasi. 3.7.1.1
Variabel Metode Matematika Gasing
Proses pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan metode matematika gasing. Dalam pelaksanaannya, peneliti yang berperan sebagai guru
harus mengetahui komponen-komponen metode matematika gasing agar pembelajaran berjalan sesuai dengan komponen-komponen yang sudah
ditentukan. Dengan memperhatikan dan melaksanakan komponen-komponen tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa metode matematika gasing benar-benar
terlaksana dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lembar pengamatan
pelaksanaan metode matematika gasing guna melihat apakah pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur atau tidak. Pengamatan pelaksanaan metode
matematika gasing dilakukan oleh guru kelas. Pengamatan dilakukan untuk mengamati
pelaksanaan metode
pembelajaran pada
setiap pertemuan
pembelajaran. Pembelajaran dikatakan berhasil jika komponen-komponen yang
tertera pada deskriptor lembar pengamatan telah dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya, nilai hasil pengamatan disajikan dalam bentuk skor
pelaksanaan metode matematika gasing.
3.7.1.2 Variabel Minat Belajar
Data variabel minat belajar siswa merupakan data yang diperoleh dari hasil pengisian angket minat belajar oleh siswa. Analisis dilaksanakan dengan
menggunakan statistik deskriptif. Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, mean,
median, modus, persentase, dan lain-lain Sugiyono 2013: 200. Penyajian data minat belajar dalam penelitian ini menggunakan tabel dan presentase. Dalam
analisis deskriptif ini, perhitungan digunakan untuk mengetahui tingkat persentase
skor jawaban dari masing-masing butir pertanyaan. 3.7.1.3
Variabel Hasil Belajar
Data variabel hasil belajar merupakan data yang diperoleh dari hasil posttest siswa. Analisis dilaksanakan dengan menggunakan statistik deskriptif.
Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, mean, median, modus, persentase,
dan lain-lain Sugiyono, 2013: 200. Penyajian data hasil belajar dalam penelitian
ini menggunakan tabel dan diagram. 3.7.2
Analisis Statistik Data
Analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan teknik statistik, dimana dalam penelitian ini menggunakan statistik inferensial karena penelitian
yang diterapkan pada sampel akan diberlakukan pada populasi. Statistik inferensial terdiri dari dua bentuk yaitu statistik parametris dan non parametris.
Analisis statistik data dalam penelitian ini meliputi uji prasyarat analisis dan analisis akhir. Penghitungannya menggunakan program SPSS versi 17. Berikut
akan dijelaskan secara lebih lengkap mengenai analisis statistik data tersebut:
3.7.2.1 Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini meliputi uji kesamaan rata-rata, uji normalitas dan uji homogenitas. Penghitungannya menggunakan program
SPSS versi 17. Berikut akan dijelaskan secara lebih lengkap mengenai uji prasyarat analisis tersebut:
3.7.2.1.1 Uji Kesamaan Rata-rata Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui rata-rata kemampuan
awal kelas eksperimen dan kelas kontrol. untuk mengetahui kemapuan awal siswa dapat dilakukan secara empiris maupun statistik. Secara empiris selisis nilai kelas
kontrol dan eksperimen harus ≤ 3, sedangkan secara statistik penghitungan menggunakan aplikasi SPSS versi 17 dengan menerapkan rumus Mann Whitney U
Test dikarenakan data tidak homogen. Jika kemampuan awal kedua kelas relatif sama maka kedua kelas tersebut dapat digunakan sebagai objek penelitian, namun
jika berbeda maka kedua kelas tersebut tidak dapat digunakan sebagai objek penelitian.
Data yang digunakan untuk mengetahui rata-rata kemampuan awal adalah data nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian secara empiris
menunjukkan selisih nilai kelas eksperimen dan kontrol adalah 0,2174. Nilai 0,2174 ≤ 3 sehingga secara empiris kedua kelas tersebut dikatakan relatif sama.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan SPSS versi 17 dapat
diketahui bahwa nilai signifikansi pada kolom sig. 2-tailed sebesar 0,973. Nilai signifikansi tersebut lebih dari 0,05 0,973 0,05. Sehingga disimpulkan bahwa
siswa, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol mempunyai kemampuan awal yang relatif sama. Penghitungan uji kesamaan rata-rata siswa kelas eksperimen
dan kontrol secara lengkap terdapat pada bagian lampiran 48.
3.7.2.1.2 Uji Normalitas Pengujian normalitas bertujuan untuk mengetahui persebaran data dalam
kurva. Jika persebaran data tersebut merata, maka data tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan pendapat Priyatno 2010: 71, uji normalitas data
menggunakan uji Liliefors pada kolom Kolmogorov-Smirrnov dengan kriteria jika signifikansi lebih besar dari 0,05, maka data dinyatakan berdistribusi normal.
Pengolahan data dalam uji normalitas menggunakan program SPSS 17. Dalam penelitian ini data yang di uji normalitasnya adalah data nilai
postest yang dilakukan di kelas eksperimen dan kontrol. Uji normalitas menunjukan taraf signifikansi kelas IIIA sebesar 0,190 ≥ 0,05 dan kelas IIIB
sebesar 0,200 ≥ 0,05. Taraf signifikansi kelas IIIA dan kelas IIIB ≥ 0,05 yang berarti data berdistribusi normal, oleh karena itu perlu dilakukan uji homogenitas.
Hasil uji normalitas nilai postest siswa selengkapnya terdapat pada lampiran 50.
3.7.2.1.3 Uji Homogenitas Priyatno 2010: 76 mengemukakan bahwa, “uji homogenitas digunakan
untuk mengetahui apakah ada kesamaan atau tidak dari beberapa varians populasi data”. Priyatno 2010: 35 menjelaskan bahwa, “sebelum dilakukan uji t, harus
dilakukan uji homogenitas dengan Levene’s test. Uji homogenitas bertujuan untuk
mengetahui rumus uji t mana yang akan digunakan. Nilai homogenitas ditunjukkan melalui perhitungan dengan taraf kesalahan 5. Jika nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05, maka datanya homogen. Pengujian homogenitas dihitung dengan program SPSS versi 17.
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan program SPSS 17 didapatkan nilai taraf signifikansi 0,483. Nilai 0,483 ≥ 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
data tersebut homogen. Jika data dinyatakan homogen, maka uji t menggunakan
Equal Variances Assumed. Perhitungan homogenitas terdapat pada lampiran 51. 3.7.2.2
Analisis Akhir Pengujian Hipotesis
Analisis akhir digunakan untuk menyimpulkan efektif tidaknya metode matematika gasing terhadap minat dan hasil belajar siswa materi keliling bangun
ruang. Berdasarkan rumusan hipotesis pada pembahasan sebelumnya, maka teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut yaitu analisis
komparatif dengan menggunakan uji statistik independent sample t test karena data hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan kontrol berdistribusi normal,
komparatif dua sampel, serta bentuk datanya interval atau rasio. Dalam analisis akhir terdapat uji perbedaan dan uji keefektifan.
3.7.2.2.1 Uji Perbedaan Uji perbedaan dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara
dua data yang tidak saling berhubungan. Pengujian perbedaan menggunakan rumus independent sample t test dengan melihat pada item Equal Variances
Assumed. Kriteria keputusan jika nilai t
hitung
t
tabel
dan signifikansi 0,05 maka memiliki variansjenis yang sama.
3.7.2.2.2 Uji Kefektifan
Setelah data dinyatakan berbeda kemudian dilakukan uji keefektifan, menggunakan uji pihak kanan pengujian hipotesis komparatif dua sampel dengan
rumus polled varian. Uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol Ho
berbunyi lebih kecil atau sama dengan ≤ dan hipotesis alternatif Ha berbunyi lebih besar .
Rumus polled varian dalam Sugiyono 2013: 259 selengkapnya yaitu:
t
=
x
1
x
2
n
1
1s
12
n
2
1s
22
1 1 n
1
n
2
2 n
1
n
2
Keterangan: x
1
= nilai rata-rata sampel 1 x
2
= nilai rata-rata sampel 2 n
1
= jumlah sampel 1 n
2
= jumlah sampel 2 S
1
= standar deviasi sampel 1 S
2
= standar deviasi sampel 2 Taraf signifikasni yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 0,05. Kriteria
keputusan jika nilai t
hitung
t
tabel
, maka Ho diterima dan Ha ditolak Sugiyono, 2013: 261.
3.8 Pedoman Penelitian Eksperimen
Pedoman penelitian digunakan sebagai panduan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Panduan penelitian ini berisi data lokasi penelitian,
kemampuan awal, subjek penelitian, mata pelajaran, materi, perlakuan, instrumen penelitian, uji coba instrumen, dan jadwal pelaksanaan pembelajaran di SD
Negeri 1 Kalipancur.
123
BAB 5 PENUTUP
Penutup merupakan kajian terakhir dalam penelitian. Pada penutup memuat tentang simpulan dan saran. Pembahasan lebih mendalam mengenai bab
penutup akan diuraikan dalam penjelasan dibawah ini.
5.1 Simpulan