Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok

53.75 77.75 53.83 76.5 49.25 76.75 50.23 76.14 51.43 76.07 10 20 30 40 50 60 70 80 Perhatian terhadap konseling individu Ketertarikan terhadap konseling individu Keinginan mengikuti konseling indivdu Keyakinan mengikuti konseling individu Tindakan mengikuti konseling individu Post-test Pre-test Berdasarkan tabel 4.5 dan grafik 4.2 maka dapat diketahui bahwa semua indikator mengalami peningkatan setelah mengikuti bimbingan kelompok. Untuk persentase skor rata-rata tiap indikator mengalami peningkatan sebesar 24.76 dari yang semulanya persentase hanya 51.89 termasuk dalam kategori rendah, persentase rata-ratanya menjadi 76.65 dan termasuk dalam kategori tinggi. Indikator yang paling tinggi mengalami peningkatan adalah indikator keinginan mengikuti konseling individu, dengan peningkatan sebesar 27.5 yang semula hanya 49.25 termasuk kategori rendah menjadi 76.75 dan termasuk dalam kategori tinggi.

4.2.4 Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok

Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan Februari-Maret. Pada tanggal 2 Februari 2013 diadakan uji coba instrumen yakni skala minat pada kelas VII G SMP Negeri 4 Batang. Selanjutnya pada tanggal 6 Februari 2013 diadakan pre- test menggunakan skala minat yang telah dibimbingkan kembali dan divalidasi untuk mengetahui tingkat minat siswa mengikuti konseling individu sebelum memperoleh layanan bimbingan kelompok. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dari hasil pre-test, peneliti memilih sebanyak 10 siswa yang mempunyai tingkat minat mengikuti konseling individu secara heterogen. Pemberian treatment berupa layanan bimbingan kelompok diberikan sebanyak delapan kali. Pertemuan dalam layanan bimbingan kelompok dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2013-7 Maret 2013. Setelah memberikan treatment berupa layanan bimbingan kelompok, langkah selanjutnya adalah melaksanakan post-test untuk mengetahui tingkat minat siswa mengikuti konseling individu yang telah mengikuti kegiatan bimbingan kelompok, dan pemberian post test dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2013 di Ruang BK SMP Negeri 4 Batang. Diskripsi proses pelaksanaan bimbingan kelompok dari pertemuan pertama hingga kedelapan akan dijelaskan sebagai berikut: Pertemuan Pertama Haritanggal : Selasa, 12 Februari 2013. Tempat : Ruang kelas VII A SMP Negeri 4 Batang Topik : Mengenal tentang Konseling Individu Pada Tahap Pembukaan, pemimpin kelompok mengucapkan salam, menanyakan kabar anggota kelompok dan mengucapkan terimakasih atas keikutsertaan anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. Pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk t erlebih dahulu berdo‟a bersama. Kemudian pemimpin kelompok menjelaskan tentang pengertian, tujuan dan asas-asas yang digunakan dalam bimbingan kelompok serta perkenalan diri oleh pemimpin kelompok maupun anggota kelompok. Disini anggota kelompok terlihat tegang dan bingung. Anggota kelompok terlihat tegang dan ada yang terlihat bosan, maka pemimpin kelompok mengadakan permainan Gerakan-gerakan tambahan yang telah disiapkan oleh peneliti. Anggota kelompok terlihat antusias mengikuti permainan tersebut, suasana menjadi mencair karena anggota kelompok banyak yang tertawa dan tersenyum setelah mengikuti permainan. Pada tahap kegiatan, pemimpin kelompok menjelaskan materi yang akan dibahas atau disampaikan yaitu topik tugas “Mengenal tentang Konseling Individu” sebelum menyampaikan materi kepada anggota kelompok, pemimpin kelompok menanyakan tentang „siapa yang sudah mengerti tentang pengertian konseling individu?. Kemudian semua anggota kelompok diam dan menggelengkan kepala pertanda belum mengetahui apa itu konseling individu. Lalu pemimpin kelompok memcoba menunjuk satu per satu anggota kelompok agar mau mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian konseling individu, tujuan pemimpin kelompok menunjuk satu per satu yaitu agar anggota kelompok bisa menyampaikan pendapatnya tanpa malu dan ragu. Ada beberapa anggota kelompok yang diam saja walaupun sudah ditunjuk oleh pemimipin kelompok yaitu GB, HAK, dan DH, sedangkan ESW salah satu anggota kelompok justru sangat aktif memberikan pendapatnya. Selain pengertian juga dibahas mengenai tujuan dan tahap-tahap dalam melakukan konseling individu. Tahap pengakhiran pemimpin kelompok kembali menyimpulkan hasil pembahasan yang telah disampaikan yaitu mengenai pengertian, tujuan dan tahap- tahap-tahap dalam konseling individu, ini untuk bertujuan agar siswa mengetahui tentang kegiatan konseling individu di sekolah. Kemudian pemimpin kelompok mengakhiri pertemuan dengan memberikan laiseg serta ucapan terima kasih dan diakhiri dengan do‟a bersama dengan salam penutup. Pelaksanaan bimbingan kelompok pertemuan pertama masih belum efektif karena anggota kelompok masih dalam penyesuaian diri karena mereka belum pernah melakukan bimbingan kelompok sebelumnya. Untuk mencairkan suasana, pemimpin kelompok dan anggota kelompok saling memperkenalkan diri dan diselingi dengan permainan agar terjalin keakraban dan mengurangi kecanggungan dari anggota. Pertemuan Kedua Haritanggal : Kamis, 14 Februari 2013 Tempat : Ruang perpustakaan SMP Negeri 4 Batang Topik : Meningkatkan kepercayaan diri Pada tahap pembukaan dibuka dengan salam dan berdoa, selanjutnya saling menanyakan kabar masing-masing, setelah itu mengingatkan kembali tentang cara- cara pelaksanaan bimbingan kelompok seperti pada saat pertemuan sebelumnya. Kemudian pemimipin kelompok memberikan permainan yang bernama ”kata berantai ”, anggota kelompok mendengarkan perintah dari pemimpin kelompok dan bermain sesuai dengan peraturan. Dalam tahap peralihan ini pemimpin kelompok menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk memasuki tahap selanjutnya. Pada tahap kegiatan, pemimpin kelompok menjelaskan materi yang akan dibahas atau disampaikan yaitu topik tugas “Meningkatkan kepercayaan diri”. Pembahasan dimulai dengan pemimpin kelompok bertanya kepada anggota kelompok apakah semua anggota kelompok sudah mempunyai percaya diri yang tinggi? Kemudian anggota kelompok kompak menjawab sudah. Lalu pemimpin kelompok langsung memberikan pertanyaan mengenai pengertian kepercayaan diri. Anggota kelompok diam mendengar pertanyaan tersebut. Terlihat anggota kelompok masih kurang aktif dalam memberikan pendapatnya. Kemudian pemimpin kelompok memberikan kiat-kiat untuk meningkatkan kepercayaan diri pada siswa. Anggota kelompok terlihat menyimak baik-baik bagaimana untuk menjadi siswa yang mempunyai kepercayaan diri tinggi. Terlihat IN,MW,dan ESW bisa lebih aktif berpendapat dari pada anggota kelompok yang lain. Sementara GB dan HAK kurang aktif dalam diskusi kelompok. Tahap pengakhiran pemimpin kelompok menyimpulkan hasil pembahasan yang telah disampaikan yaitu mengenai cara meningkatkan kepercayaan diri siswa serta anggota keompok diberikan laiseg untuk diisi. Kemudian pemimpin kelompok menanyakan kegiatan lanjutan dan kesepakatan waktu yaitu bimbingan kelompok akan kembali dilakukan pada hari selasa setelah pulang sekolah selama 40 menit. Tidak lupa ucapan terima kasih serta do‟a dan salam penutup sebelum mengakhiri layanan bimbingan keompok pada pertemuan ke-dua. Pertemuan Ketiga Haritanggal : Selasa , 19 Februari 2013. Tempat : Ruang kelas VII A SMP Negeri 4 Batang Topik : Perhatian terhadap konseling individu Pada tahap pembentukan pemimpin kelompok, membuka kegiatan dengan salam, menanyakan kabar dan berdoa bersama anggota kelompok. Setelah itu pemimpin kelompok memastikan agar anggota kelompok tetap mengingat asas, tujuan dan pengertian kegiatan bimbingan kelompok. Bersama anggota kelompok menyepakati waktu pelaksanaan selama 40 menit. Lalu pemimpin kelompok memberikan permainan yaitu “pulpen tawa”. Anggota kelompok sangat menyenangi permainan ini. Dalam tahap peralihan, pemimpin kelompok mengemukakan materi yang akan dibahas dalam pertemuan ketiga yaitu tentang perhatian siswa terhadap konseling individu. Topik perhatian ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana para anggota kelompok memperhatikan konseling individu. Anggota kelompok dapat saling mengemukakan pendapat, saling berdiskusi dan menuangkan idenya masing- masing. Akan tetapi masih terlihat beberapa anggota yang masih diam dalam mengungkapkan pendapatnya. Sesekali ada yang tidak sabar mendengarkan temannya berbicara. Dalam pertemuan kali ini dapat terwujud dinamika kelompok, sehingga pembahasan topik perhatian terhadap konseling individu dapat dipahami oleh anggota kelompok. Pada tahap pengakhiran pemimpin kelompok mengungkapkan kesimpulan hasil pembahasan topik dan mengingatkan kepada anggota anggota kelompok kalau bimbingan kelompok dilanjutjan hari kamis. Setelah itu kegiatan diakhiri dengan doa dan salam penutup. Pertemuan Keempat Haritanggal : Kamis, 21 Februari 2013 Tempat : Ruang perpustakaan SMP Negeri 4 Batang Topik : Membangkitkan ketertarikan siswa Karena merupakan pertemuan keempat, pada tahap pembentukan pemimpin kelompok hanya menjelaskan sedikit tentang cara melaksanakan bimbingan kelompok dan langsung pada permainan. Untuk mencairkan suasana pemimpin kelompok mengadakan permainan “Merangkai Nama”, setelah permainan suasana mulai cair dan rileks. Pada tahap kegiatan pemimpin kelompok menjelaskan materi yang akan dibahas atau disampaikan yaitu topik tugas “Membangkitkan ketertarikan siswa”. Pembahasan dimulai dengan memberikan pertanyaan kepada anggota kelompok bahwa apakah kalian tertarik mengikuti kegiatan konseling individu di sekolah? Kalau tertarik apa yang membuat kalian tertarik? Kemudian anggota kelompok saling berpendapat. IN mengatakan tertarik dengan konseling individu karena dapat menyelesaikan masalah, kemudian ESW mengatakan baru mengetahui tentang konseling individu, sementara RA tertarik karena konseling individu bisa memberikan kedamaian. Kemudian pemimpin kelompok menyimpulkan berbagai pendapat yang dikemukakan oleh anggota-anggota kelompok dan memberi penjelasan bagaimana cara untuk membangkitkan ketertarikan siswa agar mau mengikuti konseling individu. Ada beberapa poin dalam membangkitkan ketertarikan siswa dan pemimpin kelompok menjelaskan satu persatu dan sesekali bertanya apa yang anggota ketahui tentang poin-poin itu. Dan pada saat membahas poin-poin terjadi saling tukar pendapat baik antara anggota kelompok dengan pemimpin kelompok maupun dengan anggota kelompok yang lain. Pada pertemuan kali ini dinamika kelompok lebih terbentuk dan anggota kelompok lebih terlihat rileks dan tidak ragu dalam berpendapat. Pada tahap pengakhiran, pemimpin kelompok kembali menyimpulkan hasil pembahasan tentang cara membangkitkan ketertarikan siswa dalam mengikuti konseling individu. Selanjutnya pemimpin kelompok membagikan laiseg untuk mengevaluasi pertemuan keempat. Kemudian tahap ini diakhiri dengan ucapan terima kasih dan salam. Pada pertemuan keempat dinamika kelompok terbentuk sangat baik. Anggota kelompok tanpa ragu mengemukakan pendapatnya dan menanggapi pendapat dari anggota lain. Hampir semua anggota kelompok melibatkan diri dalam pembahasan topik. Hal ini merupakan awal yang baik dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok selanjutnya. Pertemuan Kelima Haritanggal : Selasa, 26 Februari 2013 Tempat : Ruang kelas VII A SMP Negeri 4 Batang Topik : Keinginan mengikuti konseling individu Kegiatan bimbingan kelompok pada kesempatan ke lima ini membahas topik tentang keinginan mengikuti konseling individu. Pertemuan ini telah disepakati antara pemimpin kelompok dengan anggota kelompok pada pertemuan sebelumnya. Pemimpim kelompok membuka pertemuan ini dengan berdoa bersama dan menanyakan kondisi anggota kelompok. Setelah itu mengingatkan kembali tentang cara-cara pelaksanaan bimbingan kelompok seperti pada saat pertemuan sebelumnya. Dalam tahap peralihan ini pemimpin kelompok menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk memasuki tahap selanjutnya. Dalam tahap kegiatan, pemimpin kelompok mengemukakan materi yang akan dibahas topik yaitu Keinginan mengikuti konseling individu. Dalam tahap ini anggota mulai berfikir dan menyadari bahwa konseling individu bisa membantu membantu siswa memecahkan masalahnya. Seluruh anggota sudah berani mengungkapkan pendapatnya, mungkin karena sudah terbiasa mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. Dalam pertemuan kali ini dapat terwujud dinamika kelompok, sehingga pembahasan topik dapat dipahami oleh anggota kelompok. Pada tahap pengakhiran pemimpin kelompok mengungkapkan kesimpulan hasil pembahasan topik dan membahas waktu pelaksanaa bimbingan kelompok selanjutnya. Kegiatan diakhiri dengan doa dan salam penutup. Pertemuan Keenam Haritanggal : Kamis, 28 Februari 2013 Tempat : Ruang perpustakaan SMP Negeri 4 Batang Topik : Meningkatkan keyakinan Pada tahap awal, pemimpin kelompok membuka kegiatan bimbingan kelompok dengan berdoa bersama dan menanyakan keadaan anggota kelompok. Pada pertemuan ini anggota kelompok telah terbiasa dengan layanan bimbingan kelompok. Hal tersebut ditunjukkan dengan pertanyaan salah satu anggota kelompok tentang topik pembahasan. Pada pertemuan ini disepakati akan melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok selama 40 menit. Pada tahap peralihan pemimpin kelompok menanyakan kesiapan anggota kelompok dan memberitahukan topik pembahasan. Topik bahasan dalam pertemuan ini adalah meningkatkan keyakinan. Tujuan pembahasan topik ini adalah agar anggota kelompok dapat menjadi yakin bahwa konseling individu dapat memberikan manfaat yang optimal. Pada tahap kegiatan semua anggota kelompok bersedia untuk mengutarakan pendapat mereka. Setiap anggota kelompok saling memberikan masukan. Bersama anggota kelompok, pemimpin kelompok membahas, setiap sub topik secara rinci dan mendalam. Pemimpin kelompok memberikan tekanan pada salah satu anggota kelompok GB yang sejak pertemuan awal masih terlihat kurang antusias, malu- malu dan enggan berpendapat untuk menyimpulkan. Pemimpin kelompok memberikan penguatan dan dorongan kepada setiap anggota kelompok yang bersedia mengemukakan pendapat mereka. Di akhir tahap kegiatan, PK mengingatakan waktu yang telah berjalan lebih dari 30 menit. Bersama anggota kelompok, pemimpin kelompok memastikan pertemuan selanjutnya. Pemimpin kelompok membagikan laiseg sebagai penilaian akhir kegiatan bimbingan kelompok. Kegiatan bkp diakhiri dengan mengumpulkan laiseg, menyepakati kegiatan bkp selanjutnya dan berdoa bersama. Pertemuan Ketujuh Haritanggal : Selasa, 5 Maret 2013 Tempat : Ruang kelas VII A SMP Negeri 4 Batang Topik : Tindakan mengikuti konseling individu Kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan ketujuh sudah sangat baik, karena sudah ada kedekatan antara pemimpin kelompok dengan anggota kelompok. Mereka sudah terbiasa dengan anggota yang lain sehingga tidak sulit untuk membentuk dinamika kelompok. Pada tahap pembukaan dibuka dengan salam dan berdoa, selanjutnya saling menanyakan kabar masing-masing, setelah itu mengingatkan kembali tentang cara- cara pelaksanaan bimbingan kelompok seperti pada saat pertemuan sebelumnya. Kemudian pemimpin kelompok memberikan permainan yang bernama ”tebak gaya”,. Anggota kelompok sangat menikmati permainan. Dalam tahap peralihan ini anggota kelompok terlihat tidak sabar untuk membahas topik yang akan dibahas. Pada tahap ini t opik yang disampaikan adalah ”Tindakan”. Topik tersebut bertujuan agar anggota kelompok mampu untuk melaksanakan atau merealisasikan kedalam bentuk tindakan yaitu mengikuti konseling individu. Dengan melakukan tindakan, berarti kegiatan layanan bimbingan kelompok yang selama ini dilakukan sangat bermanfaat. Dalam tahap ini anggota kelompok sudah terlihat aktif. Dalam tahap kegiatan, pemimpin kelompok mengemukakan materi yang akan dibahas yaitu tindakan mengikuti konseling individu. Masing-masing anggota kelompok saling berbagi pendapat tentang kapan mereka akan memulai melakukan tindakan mengikuti konseling inidividu di sekolah. Anggota dapat saling mengemukakan pendapat, saling berdiskusi dan menuangkan idenya masing-masing. Dalam pertemuan kali ini dapat terwujud dinamika kelompok, sehingga pembahasan topik dapat dipahami oleh anggota kelompok. Pada tahap pengakhiran pemimpin kelompok mengungkapkan kesimpulan hasil pembahasan topik dan memberikan kesempatan bagi anggota kelompok untuk mengungkapkan pesan, kesan, dan harapan terhadap keagiatan bimbingan kelompok. PK mengucapkan terimakasih kepada anggota bimbingan kelompok Kegiatan diakhiri dengan doa dan salam penutup. Pertemuan Kedelapan Haritanggal : Kamis, 6 Maret 2013 Tempat : Ruang perpustakaan SMP Negeri 4 Batang Topik : Keterbukaan diri Pada pertemuan ini merupakan pertemuan terakhir dalam rangka pemberian treatment berupa layanan bimbingan kelompok. Di tahap pembentukan pemimpin kelompok awali dengan berdoa bersama dan saling menanyakan kabar. Bersama dengan anggota kelompok, pemimpin kelompok membuat kesepakatan waktu. Pada pertemuan ini telah disepakati akan dilaksanakan selama 40 menit. Dalam pertemuan ini pemimpin kelompok tidak memberikan permainan. Di tahap peralihan pemimpin kelompok memastikan anggota kelompok masih ingat dan bersedia mengikuti layanan bimbingan kelompok. Melihat kondisi kelompok yang telah siap, pemimpin kelompok memberitahukan topik bahasan, yakni tentang “Keterbukaan diri”. Di tahap kegiatan, anggota kelompok memulai dengan membahas pengertian keterbukaan diri, setelah semua anggota berpendapat kemudian pemimpin menyimpulkan dan menambahkan lagi mengenai ciri-ciri dan manfaat keterbukaan diri. Materi ini bertujuan agar siswa dapat terbuka dalam mengikuti konseling individu, yaitu terbuka saat menceritakan masalah. Siswa sangat antusias dalam berpendapat. Pemimpin kelompok mencoba membatasi arah pembicarakan agar tidak membahas permasalahan pribadi, melainkan masih membahas topik yang telah diberikan. Di akhir kegiatan, pemimpin kelompok meminta perwakilan dari beberapa anggota kelompok untuk meringkas hasil pembahasan, menyampaikan kesan, memberikan komentar tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok yang telah mereka jalani sebanyak 8 kali. Hampir semua anggota kelompok merasa senang dan terbantu dalam menambah wawasan mereka, anggota kelompok jadi terlihat lebih akrab dan terbuka. Di akhir pertemuan, pemimpin kelompok membagikan laiseg kepada anggota kelompok. Setelah semua anggota kelompok mengisi laiseg, pemimpin kelompok membuat kesepakatan untuk melaksanakan penilaian akhir layanan bimbingan kelompok post-test. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui minat siswa mengikuti konseling individu setelah siswa mengikuti serangkaian kegiatan bimbingan kelompok. Setelah dilakukan pengamatan selama proses pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan delapan kali pertemuan, selanjutnya di bawah ini ditampilkan tabel hasil peningkatan perkembangan minat siswa dalam mengikuti konseling individu yang didalamnya berisi tentang perkembangan tiap indikator yang muncul yang dapat diamati oleh peneliti selama proses pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk sepuluh anggota bimbingan kelompok, berikut hasil deskripsi dari masing-masing subjek penelitian No Responden Deskripsi Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu 1. ANK Kondisi awal minat mengikuti konseling individu sebelum mengikuti layanan bimbingan kelompok tiap indikator meliputi perhatian terhadap konseling individu pada kategori rendah, ketertarikan terhadap konseling individu kategori rendah, keinginan mengikuti konseling individu kategori rendah, keyakinan mengikuti konseling individu pada kategori sangat rendah, dan tindakan untuk mengikuti konseling individu kategori rendah. Secara keseluruhan kondisi awal tingkat minat mengikuti konseling individu termasuk dalam kategori rendah. ANK termasuk siswa yang pendiam dan pemalu. Dia lebih banyak diam pada saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung, jika ditanya juga siswa cenderung malu untuk menjawab. Siswa mulai aktif berpendapat pada saat pertemuan ketiga setelah membahas materi kepercayaan diri pada pertemuan kedua. Hasil evaluasi akhir siswa mengungkapkan bahwa mengikuti layanan bimbingan kelompok menumbuhkan pengetahuan baru mengenai layanan di BK, dan konseling individu sangat penting bagi siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Selain itu, siswa merasa senang dan gembira mengikuti kegiatan bimbingan kelompok karena dapat melatih siswa untuk berbicara di depan umum dan pengalaman baru. Komitmen yang akan dilakukan adalah ingin mengikuti konseling individu dengan guru BK dan lebih berani dalam berpendapat. Kondisi akhir minat mengikuti konseling individu setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok tiap indikator meliputi perhatian terhadap konseling individu pada kategori tinggi, ketertarikan terhadap konseling individu kategori sedang, keinginan mengikuti konseling individu kategori tinggi, keyakinan mengikuti konseling individu pada kategori tinggi, dan tindakan untuk mengikuti konseling individu kategori tinggi. Secara keseluruhan kondisi akhir tingkat minat mengikuti konseling individu termasuk dalam kategori tinggi. 2. DH Pada pertemuan pertama, DH belum mengalami perkembangan pada aspek apapun karena DH merupakan termasuk siswa yang pemalu dan mudah terpengaruh orang lain. Dia lebih banyak diam pada saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung. Pada pertemuan ketiga, terdapat aspek yang mengalami peningkatan yaitu mengenai mulai mengenalnya DH dan ada pehatian dari DH tentang konseling individu. Pada pertemuan keempat, aspek yang mengalami perkembangan masih sama dengan pertemuan sebelumnya. Namun, DH mulai aktif berpendapat pada saat pertemuan kelima, dan perkembangan DH merupakan yang paling lambat mengalami peningkatan di aspek minat mengikuti konseling individu. Namun pada pertemuan yang keenam sampai kedelapan siswa terlihat senang mengikuti bkp dan bisa menumbuhkan dinamika kelompok bersama anggota kelompok lain. Dan pada pertemuan tersebut semua aspek minat sudah mengalami perkembangan. Hasil evaluasi akhir DH mengungkapkan bahwa mengikuti bimbingan kelompok menumbuhkan pengetahuan baru mengenai konseling individu, tenyata konseling individu tidak hanya untuk siswa yang bermasalah saja melainkan semua siswa yang membutuhkan. 3. ESW Pada awal pertemuan ESW mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan baik. Ia memberikan berbagai argumen tentang pelaksanaan bimbingan kelompok, ESW adalah siswa yang paling aktif diantara semua anggota kelompok, Ia juga sering memberikan pendapat selama kegiatan bimbingan kelompok berlangsung, berbeda dengan teman-temannya yang lain yang diam dan kurang memperhatikan kegiatan bimbingan kelompok, ESW sering memberikan komentar-komentarnya sehingga memunculkan dinamika dalam kelompok tersebut, selain itu juga membuat teman-teman yang lain menjadi semangat dalam mengikuti bimbingan kelompok dan memunculkan suasana humoris dalam suasana kelompok. Dari pertemuan pertama hingga terakhir ESW terlihat sangat menonjol dan menunjukkan peningkatan semua aspek dalam minat mengikuti konseling individu, aspek-aspek tersebut yaitu aspek perhatian terhadap konseling individu, ketertarikan mengikuti konseling individu, keinginan mengikuti konseling individu, keyakinan mengikuti konseling individu dan tindakan mengikuti konseling individu. Ia sangat antusias mengikuti dari awal pembentukan hingga pengakhiran kegiatan bimbingan kelompok, sehingga kemajuan peningkatan minat konseling yang dialami ESW sangat pesat. Selain itu, ESW juga merasa senang mengikuti bimbingan kelompok karena menambah pengetahuan dan sudah dijelaskan tentang berbagai macam materi sehingga ia merasa besar manfaatnya mengikuti bimbingan kelompok. Dan ESW juga baru mengetahui bahwa konseling individu sangat menarik dan penting, sehingga ia berkomitmen akan mengikuti konseling individu dengan guru BK. 4. GB Sebelum mengikuti layanan bimbingan kelompok, hasil pre test menunjukkan bahwa tiap indikator meliputi perhatian terhadap konseling individu pada kategori sangat rendah, ketertarikan terhadap konseling individu kategori sangat rendah, keinginan mengikuti konseling individu kategori sangat rendah, keyakinan mengikuti konseling individu pada kategori sangat rendah, dan tindakan untuk mengikuti konseling individu kategori sangat rendah. Secara keseluruhan kondisi awal tingkat minat mengikuti konseling individu termasuk dalam kategori sangat rendah. GB merupakan siswa yang paling nakal diantara anggota kelompok lain, namun ia mempunyai minat yang paling rendah dalam mengikuti konseling individu. Pada pertemuan pertama hingga ketiga GB masih cuek dengan kegiatan bimbingan kelompok, ia mengikuti bimbingan kelompok tapi cenderung diam dan asyik mengobrol sendiri dengan temannya. Namun pada pertemuan keempat GB bisa berubah dan bisa mengikuti bimbingan kelompok dengan baik, GB sudah mendengarkan diskusi dalam kelompok dan sudah aktif dalam berpendapat. Sebenarnya GB sudah pernah mengikuti konseling individu namun karena dipanggil guru BK sehingga GB memandang konseling individu kegiatan yang membosankan, namun setelah mengikuti delapan kali pertemuan dalam bimbingan kelompok GB menjadi sadar pentingnya konseling individu dan ingin mengikuti konseling individu dengan guru BK namun atas kemauan sendiri bukan karena dipanggil guru BK. GB merasa senang mengikuti bimbingan kelompok karena menambah minatnya dalam mengikuti konseling individu. Setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok diperoleh hasil bahwa bimbingan kelompok dapat meningkatkan minat mengikuti konseling individu. Itu ditunjukkan dengan meningkatnya tiap indikator meliputi perhatian terhadap konseling individu pada kategori sedang, ketertarikan terhadap konseling individu kategori sedang, keinginan mengikuti konseling individu kategori tinggi, keyakinan mengikuti konseling individu pada kategori sedang, dan tindakan untuk mengikuti konseling individu kategori sedang. Secara keseluruhan kondisi akhir tingkat minat mengikuti konseling individu termasuk dalam kategori sedang. 5. HAK HAK termasuk siswa yang pendiam dan pemalas. Dia lebih banyak bermain sendiri saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung. HAK termasuk siswa yang sangat rendah minatnya dalam mengikuti konseling individu. Pada awal-awal kegiatan bimbingan kelompok HAK kurang antusias ikut bimbingan kelompok, namun HAK tidak mengganggu temannya yang lain, dan cenderung bermain sendiri. Namun HAK mulai aktif berpendapat pada saat pertemuan ketiga. HAK sudah berani mengungkapkan pendapatnya saat membahas materi, walaupun masih malu-malu karena saat mengungkapkan argument HAK lebih banyak memalingkan mukanya. Kemudian pada petemuan keempat sampai keenam HAK sudah bisa menyesuaikan diri dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok dengan teman-temannya yang lain. Pada pertemuan ketujuh, hampir semua aspek minat sudah berkembang. Dan pada pertemuan terakhir HAK sudah mengalami perkembangan dalam meningkatkan minat mengikuti konseling individu. Hasil evaluasi akhir siswa mengungkapkan bahwa mengikuti bimbingan kelompok menumbuhkan pengetahuan baru dan yang paling penting pengetahuan mengenai kegiatan konseling individu disekolah, sebelumnya HAK tidak mengerti tentang layanan-layanan di BK, namun setelah mengikuti bimbingan kelompok selain menambah kepercayaan diri dalam berpendapat juga HAK berkomitmen ingin mengikuti konseling individu dengan guru BK untuk mengatasi maslah yang sedang dihadapi HAK. 6. IN IN termasuk siswa yang aktif dan rajin. Namun IN masih terlihat grogi dan takut pada pertemuan pertama, itu dibuktikan dengan IN lebih banyak diam saat pertemuan pertama karena layanan bimbingan kelompok baru pertama kali ia ikuti sehingga masih grogi. Namun pada pertemuan kedua sampai pertemuan kedelapan, Dia sudah aktif pada saat kegiatan layanan bimbingan kelompok berlangsung. Hasil evaluasi akhir siswa mengungkapkan bahwa mengikuti bimbingan kelompok menumbuhkan pengetahuan baru mengenai konseling individu sehingga siswa bisa terpacu untuk antusias mengikuti konseling individu disekolah. Selain itu, siswa merasa senang mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dan akan mencoba layanan konseling individu karena IN ingin ada orang yang diajak berkeluh kesah untuk mendengarkan masalahnya selain itu juga kegiatan bimbingan kelompok berfungsi untuk berbagi pengalaman kepada anggota kelompok yang lain. Setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok sebanyak 8 kali petemuan IN mengalami peningkatan dalam minat mengikuti konseling individu yaitu mengenai tiap indikator yang mengalami kenaikan dibandingkan sebelum mengikuti layanan bimbingan kelompok meliputi perhatian terhadap konseling individu pada kategori sangat tinggi, ketertarikan terhadap konseling individu kategori sangat tinggi, keinginan mengikuti konseling individu kategori tinggi, keyakinan mengikuti konseling individu pada kategori tinggi, dan tindakan untuk mengikuti konseling individu kategori sangat tinggi. Secara keseluruhan kondisi akhir tingkat minat mengikuti konseling individu termasuk dalam kategori sangat tinggi. 7. MK Pertemuan pertama MK belum ada aspek minat yang berkembang, pada pertemuan awal MK sulit berkomunikasi. Pada pertemuan selanjutnya yaitu pertemuan kedua sudah ada perkembangan pada aspek minat yaitu perhatian terhadap konseling individu, MK masih nampak ragu-ragu dan enggan berpendapat. MK termasuk kategori siswa yang pendiam. Dia lebih banyak diam pada saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung. Siswa mulai aktif berpendapat pada saat pertemuan keempat. MK sudah mulai menikmati kegiatan bimbingan kelompok dan berbaur dengan anggota kelompok lain. Pada pertemuan kelima, aspek yang mengalami perkembangan masih sama seperti pada pertemuan sebelumnya, namun terdapat aspek lain yang mengalami perkembangan yaitu aspek ketertarikan mengikuti konseling individu. Dan pada pertemuan terakhir semua aspek minat sudah mengalami perkembangan. Sebelum mengikuti bimbingan kelompok tingkat minat mengikuti konseling individu pada MK termasuk dalam kategori sedang namun setelah mengikuti bimbingan kelompok kondisi akhir MK dalam mengikuti konseling individu berada pada kategori tinggi, berarti ada peningkatan yang signifikan pada MK. Hasil evaluasi akhir MK mengungkapkan bahwa mengikuti bimbingan kelompok menumbuhkan pengetahuan baru dan juga menumbuhkan keberanian untuk berbicara di depan umum. Komitmen yang akan dilakukan adalah ingin mengikuti layanan konseling individu dengan guru BK untuk cerita masalah yang sedang dihadapi. 8. MW Pada awal petemuan bimbingan kelompok MW kurang tertarik mengikuti bimbingan kelompok, sampai pada pertemuan ketiga MW masih sering kurang perhatian dan fokus dalam mengikuti bimbingan kelompok. Sebenanya MW termasuk siswa yang nakal dan suka menjahili teman. Dia lebih banyak sibuk sendiri pada saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung dan ketika temannya ada yang berpendapat ia menggoda dan mengejek temannya, namun kalau MW di beri pertanyaan ia diam dan enggan menjawab. Setelah pertemuan keempat MW mulai bisa menghilangkan kebiasaannya menjahili temannya. Dan terlihat aspek mengingkatkan minat konseling individu pada diri MW meningkat. Namun secara keseluruhan sampai pertemuan kedelapan MW selalu mengikuti bimbingan kelompok dan terlihat perkembangan yang baik pada aspek minat mengikuti konseling individu pada MW, dari semula sebelum mengikuti bimbingan kelompok tingkat minat mengikuti konseling individu pada MW termasuk dalam kategori rendah namun setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok tingkat minat mengikuti konseling individu berada pada kategori tinggi, berarti ada peningkatan yang signifikan pada MW. Hasil evaluasi akhir siswa mengungkapkan bahwa mengikuti bimbingan kelompok menyenangkan karena banyak permaianan baru, tahu makna pentingnya kegiatan konseling individu. Selain itu, siswa merasa senang mengikuti kegiatan bimbingan kelompok karena dapat melatih siswa untuk berbicara di depan umum dan menambah pengetahuan baru. 9. NS NS termasuk siswa yang aktif dan siswa yang rajin. Dia lebih banyak mendengarkan dan berpendapat pada saat kegiatan bimbingan kelompok teknik. NS mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan baik dari awal pertemuan hingga akhir pertemuan dan NS tidak suka bergurau dengan temannya dan memilih unuk memperhatikan pendapat dari anggota kelompok lainnya. Hasil evaluasi akhir siswa mengungkapkan bahwa mengikuti bimbingan kelompok menumbuhkan pengetahuan baru dan pengalaman baru, NS baru pertama kali mengikuti bkp dan ia merasa kegiatan bimbingan kelompok menyenangkan. Komitmen yang akan dilakukan adalah ingin lebih terbuka dengan orang lain sehingga NS ingin mengikuti layanan konseling individu. Setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok, NS mengalami peningkatan di setiap indikator meliputi perhatian pada kriteria sangat tinggi, ketertarikan terhadap konseling individu kategori tinggi, keinginan mengikuti konseling individu kategori sangat tinggi, keyakinan mengikuti konseling individu pada kategori tinggi, dan tindakan untuk mengikuti konseling individu kriteria sangat tinggi. Keseluruhan kondisi akhir tingkat minat dalam kriteria sangat tinggi. 10. RA RA termasuk siswa yang pemalu namun RA antusias mengikuti layanan bimbingan kelompok dari awal kegiatan. RA terlihat masih grogi, tegang dan takut pada pertemuan pertama saat bimbingan kelompok, RA lebih banyak diam pada saat kegiatan bimbingan kelompok pertemuan pertama berlangsung dan juga pada saat berpendapat dia hanya ikut ikutan menjawab sama seperti teman yang lain, namun setelah membahas mengenai kepercayaan diri pada pertemuan kedua, RA terlihat mulai aktif memberikan pendapatnya dan tidak terlihat orang yang pemalu. Banyak peningkatan aspek yang dialami RA. Pada pertemuan kelima terjadi peningkatan pada aspek ketertarikan mengikuti konseling individu. Pada pertemuan ketujuh, hampir semua aspek minat sudah berkembang. Dan pada pertemuan terakhir semua aspek minat sudah mengalami perkembangan. Hasil evaluasi akhir siswa mengungkapkan bahwa mengikuti bimbingan kelompok menumbuhkan pengetahuan baru, meningkatkan percaya diri, dan meningkatkan minat mengikuti konseling individu pada RA. Selain itu, siswa merasa senang mengikuti kegiatan bimbingan kelompok karena banyak permainannya. Komitmen yang akan dilakukan adalah ingin lebih terbuka dalam berkomunikasi dan ingin mengikuti konseling individu.

4.3 Pembahasan

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN RENDAHNYA MOTIVASI MENGIKUTI PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII A SMP ISLAM UNGARAN TAHUN AJARAN 2012 2013

0 4 216

MENINGKATKAN MINAT MENGIKUTI KEGIATAN KEPRAMUKAAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X 4 SMA NEGERI 11 SEMARANG

1 6 170

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 3 KENDAL TAHUN AJARAN 2012 2013

0 12 235

MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN PADA SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 13 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012 2013

1 18 176

UPAYA MENINGKATKAN NILAI KEMANDIRIAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 3 KEMBANG KECAMATAN KEMBANG KABUPATEN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2012 2013

0 3 271

Upaya Meningkatkan Asertivitas Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Kandeman Kabupaten Batang

3 21 231

MENINGKATKAN PENGENDALIAN AMARAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS VII SMP RAKSANA MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 14

Upaya meningkatkan kepercayaan diri siswa SMP melalui layanan bimbingan pribadi sosial berbasis outbound (penelitian tindakan bimbingan konseling pada siswa kelas VIIA SMP Negeri 4 Pandak Bantul tahun ajaran 2013 / 2014).

2 6 201

UPAYA MENINGKATKAN AKHLAK MULIA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI TKR 01SMK MUHAMMADIYAH KUDUSTAHUN PELAJARAN 2012 2013

0 0 22

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS VIII A SMP N 4 BAE KUDUS TAHUN PELAJARAN 20122013

0 0 15