Upaya meningkatkan kepercayaan diri siswa SMP melalui layanan bimbingan pribadi sosial berbasis outbound (penelitian tindakan bimbingan konseling pada siswa kelas VIIA SMP Negeri 4 Pandak Bantul tahun ajaran 2013 / 2014).

(1)

ABSTRAK

UPAYAMENINGKATKANKEPERCAYAANDIRISISWASMPMELALUI LAYANANBIMBINGANPRIBADISOSIALBERBASIS OUTBOUND

(PenelitianTindakanBimbinganKonselingpadaSiswaKelasVIIA SMPNegeri4Pandak,BantulTahunAjaran2013/2014)

YunitDitaSetiyawan UniversitasSanataDharma

2015

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa serta untukmengetahuiseberapabesarpeningkatankepercayaandirisiswamelaluilayanan bimbingan pribadisosialberbasis outboundpadasiswakelasVIIA SMP N4Pandak Bantul,Tahunajaran2013/2014.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK) yang telah dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus dalam penelitian ini dilakukan dalam satu kali pertemuan. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VIIA SMP N 4 Pandak Bantul Tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 27 siswa, terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Data penelitian diperoleh melalui skala kepercayaan diri dan didukung oleh hasil observasi selama kegiatan bimbinganpribadisosialberlangsung,hasilwawancara,dandokumentasi.

Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan pre-test dan post-test, dimana terdapat peningkatan skor item dan skor subjek pada setiap siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kepercayaan diri secara signifikan pada siswa kelas VIIA SMP N 4 Pandak Bantul setelah mengikuti layanan bimbingan pribadi sosial berbasis outbound. Hasil rata-rata skor subjek pada pra siklus adalah 99,54, meningkat menjadi 124,52 pada siklus I. Pada siklus II rata-rata skor subjek meningkat menjadi 139,50. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa Ho ditolak.Hal inimenunjukkanbahwaterdapatpeningkatanyangsiginifikankepercayaandirisiswa kelas VIIA SMP N 4 Pandak Bantul melalui layanan bimbingan pribadi sosial berbasisoutbound.

Katakunci:kepercayaandiri,bimbinganpribadisosial, outbound.


(2)

ABSTRACT

EFFORTSTOINCREASECONFIDENCEAMONGTHEJUNIORHIGH SCHOOLSTUDENTS’CONFIDENCETHROUGHPERSONALSOCIAL

GUIDANCESERVICES INTHEOUTBOUNDACTIVITIES (ACounselingActionResearchInTheSeventhGradeStudents

OfSMPNegeri4PandakBantulSchoolYear2013/2014)

YunitDitaSetiyawan SanataDharmaUniversity

2015

This research aimstoimprovestudents’ confidenceand toknowthe increase ofthestudents'selfconfidencethroughpersonal andsocialguidanceservicesthrough outboundactivities to theseventh gradestudents ofSMP N 4PandakVIIA Bantul, academicyear2013/2014.

Thisstudyisacounseling actionresearch(PTBK)whichwasimplementedin two cycles.Eachcyclein this research wasdonein onemeeting.The subjectofthis study was 27 seventh grade students of SMP N 4 Pandak Bantul 2013/2014, consistingof14malestudentsand13 femalestudents. Datawereobtainedthrough a scale of confidence and was supported by theobservation ofsocial activities during ongoingpersonalguidance,theinterviews,anddocumentation.

The analysis showed the difference in pre-test and post-test, in which there was anincrease inthe itemscores andsubject scoresin each cycle.This shows that there was a significant increase in confidence among the students after joining the personal social guidance services in the outbound activities. Score of the subject in thepre-cycle99,54wasandroseto124,52incycle I.Inthesecondcycle,theaverage scoreincreased to139,50.Meanwhilethesubjecthypothesis testshowedthatHowas rejected. This shows that there was a significant increase in confidence among the seventhgrade students ofSMP N4 PandakBantulthroughpersonal social guidance servicesintheoutboundactivities.


(3)

(4)

UPAYAMENINGKATKANKEPERCAYAANDIRISISWASMPMELALUI LAYANANBIMBINGANPRIBADISOSIALBERBASIS OUTBOUND

(PenelitianTindakanBimbinganKonselingpadaSiswaKelasVIIA SMPNegeri4PandakBantulTahunAjaran2013/2014)

SKRIPSI

Diajukanuntukmemenuhisebagianpersyaratan MemperolehGelarSarjanaPendidikan ProgramStudiBimbingandanKonseling

Oleh:

YUNITDITASETIYAWAN NIM:101114079

PROGRAMSTUDIBIMBINGANDANKONSELING JURUSANILMUPENDIDIKAN

FAKULTASKEGURUANDANILMUPENDIDIKAN UNIVERSITASSANATADHARMA

YOGYAKARTA 2015


(5)

(6)

(7)

PERSEMBAHAN

Karyakuinikupersembahkanuntukorang-orangyangsenantiasa membantu, mendukung,danselalumenyemangatiku,yaitu:

Keduaorangtuaku SuwariSThdanKasiyem. AdikkuDeniSulistiyawandanDianAnggitP.

KepadaIbuDefiyangsangatmembatusayasehinggasayadapatkuliah. ZufitaRahmawatiyang selalumemberikusemangat.

Teman–temandariYayasanSahabatGloria.

Sahabat-sahabatkuBK2010B yangtidakbisakusebutkan satupersatu. AlmamaterkuUniversitasSanataDharmaYogyakarta.

Sertasemuatemandankerabatyangselalumemberikandukungan.

iv


(8)

MOTTO

“Kemenanganbukansegala-galanya,tetapiperjuanganuntukmenangadalah

segala-galanya”.

(VinceLombardi)

“Hidupadalahperjuanganjadikitaharusselaluberusahadantidakpernah

putusasa”.

(YunitDitaSetiyawan)

“Berpikirpositif,optimis,diiringiusahakerasdandoa”.

(YunitDitaSetiyawan)


(9)

(10)

(11)

ABSTRAK

UPAYAMENINGKATKANKEPERCAYAANDIRISISWASMPMELALUI LAYANANBIMBINGANPRIBADISOSIALBERBASIS OUTBOUND

(PenelitianTindakanBimbinganKonselingpadaSiswaKelasVIIA SMPNegeri4Pandak,BantulTahunAjaran2013/2014)

YunitDitaSetiyawan UniversitasSanataDharma

2015

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa serta untukmengetahuiseberapabesarpeningkatankepercayaandirisiswamelaluilayanan bimbingan pribadisosialberbasis outboundpadasiswakelasVIIA SMP N4Pandak Bantul,Tahunajaran2013/2014.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK) yang telah dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus dalam penelitian ini dilakukan dalam satu kali pertemuan. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VIIA SMP N 4 Pandak Bantul Tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 27 siswa, terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Data penelitian diperoleh melalui skala kepercayaan diri dan didukung oleh hasil observasi selama kegiatan bimbinganpribadisosialberlangsung,hasilwawancara,dandokumentasi.

Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan pre-test dan post-test, dimana terdapat peningkatan skor item dan skor subjek pada setiap siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kepercayaan diri secara signifikan pada siswa kelas VIIA SMP N 4 Pandak Bantul setelah mengikuti layanan bimbingan pribadi sosial berbasis outbound. Hasil rata-rata skor subjek pada pra siklus adalah 99,54, meningkat menjadi 124,52 pada siklus I. Pada siklus II rata-rata skor subjek meningkat menjadi 139,50. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa Ho ditolak.Hal inimenunjukkanbahwaterdapatpeningkatanyangsiginifikankepercayaandirisiswa kelas VIIA SMP N 4 Pandak Bantul melalui layanan bimbingan pribadi sosial berbasisoutbound.

Katakunci:kepercayaandiri,bimbinganpribadisosial,outbound

viii


(12)

ABSTRACT

EFFORTSTOINCREASECONFIDENCEAMONGTHEJUNIORHIGH SCHOOLSTUDENTS’CONFIDENCETHROUGHPERSONALSOCIAL

GUIDANCESERVICES INTHEOUTBOUNDACTIVITIES (ACounselingActionResearchInTheSeventhGradeStudents

OfSMPNegeri4PandakBantulSchoolYear2013/2014)

YunitDitaSetiyawan SanataDharmaUniversity

2015

This research aimstoimprovestudents’ confidenceand toknowthe increase ofthestudents'selfconfidencethroughpersonal andsocialguidanceservicesthrough outboundactivities to theseventh gradestudents ofSMP N 4PandakVIIA Bantul, academicyear2013/2014.

Thisstudyisacounseling actionresearch(PTBK)whichwasimplementedin two cycles.Eachcyclein this research wasdonein onemeeting.The subjectofthis study was 27 seventh grade students of SMP N 4 Pandak Bantul 2013/2014, consistingof14malestudentsand13 femalestudents. Datawereobtainedthrough a scale of confidence and was supported by theobservation ofsocial activities during ongoingpersonalguidance,theinterviews,anddocumentation.

The analysis showed the difference in pre-test and post-test, in which there was anincrease inthe itemscores andsubject scoresin each cycle.This shows that there was a significant increase in confidence among the students after joining the personal social guidance services in the outbound activities. Score of the subject in thepre-cycle99,54wasandroseto124,52incycle I.Inthesecondcycle,theaverage scoreincreased to139,50.Meanwhilethesubjecthypothesis testshowedthatHowas rejected. This shows that there was a significant increase in confidence among the seventhgrade students ofSMP N4 PandakBantulthroughpersonal social guidance servicesintheoutboundactivities.

Keywords:self-confidence,personalsocialguidance,outbound


(13)

KATA

PENGANTAR

Pujidansyukur senantiasakepadaTuhanYang MahaEsa,sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar dan terselesaikan dengan baik. penyusunan skripsiinibertujuanuntukmemenuhisalahsatusyarat yangwajibuntuk memperoleh gelarSarjana Pendidikan dari Programstudi Bimbingan danKonseling UniversitasSanataDharma.

Berkat bimbingan, dukungan dan nasihat dari berbagai pihak, akhirnya Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M.Si. Selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas SanataDharma serta sebagai dosenpembimbing yang telahmemberikanpendampinganbagipenulisdengan penuhkesabarandalam prosespenulisanskripsiini.

2. Juster Donal Sinaga, M.Pd selaku Wakaprodi Program Bimbingan dan Konseling.

3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas SanataDharmayangtelahmencurahkanwaktudantenagauntukberbagiilmu denganpenuhkesabarandanketulusan.

4. Suwari STh. dan Kasiyem selaku Bapak dan Ibu saya yang telah memberi dukunganbaikmaterialmaupunspiritualhinggasaatini.

x


(14)

5. WartoRejoselakusimbahsayayangtelahmemberidukunganbaikmaterial maupunspiritualhinggasaatini.

6. Deni Sulisityawan dan Dian Anggit Prasetyo selaku saudara kandung saya yang memberikan dorongan semangat serta membantu agar segera terselesaikannya skripsiini.

7. Zufita Rahmawati yang selalu memberikan motivasi dan semangat pada penulissehinggapenulisanskripsiinidapatterselesaikan.

8. IbuDefidanYayasanSahabatGloria

9. KepadaDra.MaryamselakuKepalaSekolahSMPN4PandakBantul.

10.Ibu Sumaryanti SPd. Dan Ibu Titien Suwartini SPd. Selaku Guru BK dan selalumembantusayadalampenelitianini.

11.SeluruhsiswakelasVIIASMPN4PandakBantulyangtelahmembantusaya dalamPenelitianini.

12.Teman-teman Bimbingan dan Konseling Sanata Dharma angkatan 2010 dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satuper satu, terimakasih atassegalabantuanya.

Penulismenyadaridalampenulisanskripsi inimasihjauhdarisempurna.Segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan dikemudian hari. Semogaskripsiinidapatmemberikanmanfaatbagikitasemua.

Yogyakarta,27Juli2015

Penulis xi


(15)

DAFTAR

ISI

Halaman

HALAMANJUDUL……….……….. i

HALAMANPERSETUJUANPEMBIMBING………... ii

HALAMANPENGESAHAN………...……. iii

HALAMANPERSEMBAHAN ………...……... iv

HALAMANMOTTO………... v

HALAMANKEASLIANKARYA... vi

LEMBARPUBLIKASI………...…. vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT... ix

KATAPENGANTAR………..………...………...…..……... x

DAFTARISI……….………...…...………..…...……... xii

DAFTARTABEL ... xvii

DAFTARGAMBAR ………... xviii

DAFTARGRAFIK... xix

DAFTARLAMPIRAN... xx

BABI PENDAHULUAN………...………... 1

A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. IdentifikasiMasalah... 4

C. PembatasanMasalah... 5

D. RumusanMasalah... 5

E. TujuanPenelitian... 6

F. ManfaatPenelitian... 6

G. DefinisiOperasionalVariabel... 7

xii


(16)

BABIILANDASANTEORIDANHIPOTESISTINDAKAN... 9

A. HakikatKepercayaanDiri... 9

1. PengertianKepercayaanDiri... 9

2. ProsesTerbentuknyaRasaPercayaDiri... 11

3. Ciri-ciriOrang yangPercayaDiri... 12

4. Aspek-aspekKepercayaanDiri... 12

5. Faktor-faktoryangMempengaruhiKepercayaanDiri... 17

B. HakikatBimbinganPribadiSosial... 18

1. PengertianBimbinganPribadiSosial... 18

2. TujuanBimbinganPribadiSosial... 20

3. FungsiBimbinganPribadiSosial... 21

4. AspekBimbinganPribadiSosial... 22

5. EfektifitasLayananBimbinganPribadiSosialdalam MeningkatkanKepercayaanDiri... 23

C. HakikatOutbound.... 23

1. PengertianOutbound... 23

2. TujuanOutbound... 24

3. Jenis-jenisOutbound... 25

4. ManfaatOutbound... 28

5. HasilPenelitianSebelumnya... 30

D. KerangkaBerpikir... 31

E. HipotesisTindakan... 33

BABIII MetodePenelitian... 34

A. JenisPenelitian... 34

B. SubjekdanObjekPenelitian... 35

C. WaktudanTempatPenelitian... 36


(17)

D. SettingPenelitian... 36

E. PartisipandalamPenelitian... 36

F. PerandanPosisiPeneliti... 37

G. ProsedurPenelitian... H. TahapPenelitian... 39 41 I. TeknikPengumpulanData... 47

1. Skala/Angket... 47

2. Observasi... 47

3. Wawancara... 48

4. StudiDokumen... 48

J. InstrumenPenelitian... 48

1. SkalaKepercayaanDiri... 48

2. PedomanPengamatan/Observasi... 51

3. PedomanWawancara... 52

4. StudiDokumen... 53

K. AnalisisUjiInstrumen... 53

1. Validitas... 53

2. Relibilitas... 55

L. TeknikAnalisisData... 56

1. DataKuantitatif... 57

2. DataKualitatif... 59

M. KriteriaKeberhasilan... 61

1. Kuantitatif... 61

2. Kualitatif... 62

BABVIHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN... 64

A. HasilPenelitian... 64

xiv


(18)

1. PraTindakan... 64

a. PerencananPraTindakan... 64

b. PelaksanaanPraTindakan... 66

a).ObservasidiKelas... 66

b).BimbinganklasikalPraTindakan... 67

c. DataHasilPengukuranPraTindakan... 70

1).DataskorItemKepercayaanDiri... 71

2).DataskorSubjek... 73

d. HasilRefleksiPraTindakan... 75

2. PenelitianTindakanSiklusI... 76

a. PerencanaanTindakanSiklusI... 76

b. PelaksanaanTindakanSiklusI... 78

1).RekamanFakta... 78

2).DataHasilPengukuranSiklusI... 83

c. HasilRefleksiTindakanSiklusI... 88

3. PenelitianTindakanSiklusII... 89

a. PerencanaanTindakanSiklusII... 89

b. PelaksanaanTindakanSiklusII... 90

1).RekamanFakta... 90

2).DataHasilPengukuranSiklusII... 93

c. HasilRefleksiTindakanSiklusII... 99

4. HasilObservasidanWawancaraSetiapSiklus... 100

a. PraTindakan... 100

1).HasilObservasi... 100

2).HasilWawancara... 101

b. SiklusI... 103

1).HasilObservasi... 103


(19)

2).HasilWawancara... 104

c. SiklusII... 105

1).HasilObservasi... 105

2).HasilWawancara... 106

5. KetercapaianKriteriaKeberhasilan... 107

6. HasilUjiHipotesis... 108

B. Pembahasan... 109

BABVPENUTUP... 115

A. Kesimpulan... 115

B. KeterbatasanPeneliti... 116

C. Saran... 116

DAFTARPUSTAKA... 118

LAMPIRAN... 120

xvi


(20)

DAFTAR

TABEL

Tabel3.1 TugasPenelitidanKolabolator... 38

Tabel3.2 KegiatanPengumpulanData... 41

Tabel3.3 Kisi-kisiSkalaKepercayaanDiri... 50

Tabel3.4 KriteriaPanduanPengamatan... 52

Tabel3.5 KriteriaPanduanWawancara... 53

Tabel3.6 KategoriSkorItem... 58

Tabel3.7 KategoriSkorSubjek... 59

Tabel3.8 KriteriaKeberhasilan... 62

Tabel4.1 DataSkorItemPraTindakan... 71

Tabel4.2 KategorisasiSkorItemPraTindakan... 72

Tabel4.3 DataSkorSubjekPraTindakan... 73

Tabel4.4 KategorisasiSkorSubjekPraTindakan... 74

Tabel4.5 DataSkorItemPraTindakandanSiklusI... 84

Tabel4.6 KategorisasiSkorItemSiklusI... 85

Tabel4.7 DataSkorSubjekPraTindakandanSiklusI... 86

Tabel4.8 KategorisasiSkorSubjekSiklusI... 87

Tabel4.9 DataSkorItemPraTindakan,SiklusI,danSiklusII... 94

Tabel4.10 KategorisasiSkorItemSiklusII... Tabel4.11 Rekapitulasi data Skor Kepercayaan Diri Subjek Pra Tindakan, SiklusI,danSiklusII... Tabel4.12 KategorisasiSkorSubjekSiklusII... Tabel4.13 RekapitulasiDataKategoriSkorSubjek... Tabel4.14 HasilObservasiPraTindakan... 94 96 97 98 101 Tabel4.15 HasilObservasiSiklusI... 104


(21)

Tabel4.16 HasilObservasiSiklusII... 106 Tabel4.17 KetercapaianKriteriaKeberhasilan... 107 Tabel4.18 RekapitulasiHasilUjiHipotesisTindakan... 108

xviii


(22)

DAFTAR

GAMBAR

Gambar2.1 KerangkaBerpikir... 38 Gambar3.1 BaganPenelitianTindakanModelHopkins... 39


(23)

DAFTAR

GRAFIK

Grafik1 SkorItem PraTindakan... 72 Grafik2 SkorSubjekPraTindakan... 75 Grafik3 PerbandinganSkorItemPraTindakandanSiklusI... 85 Grafik4 PerbandinganSkorSubjekPraTindakandanSiklusI... 88 Grafik5 Perbandingan SkorItemPraTindakan,Siklus I,Siklus

II... 95 Grafik6 Perbandingan Skor Subjek Pra Tindakan, Siklus I,

SiklusII... 98

xx


(24)

DAFTAR

LAMPIRAN

Lampiran1 SatuanPelayananBimbingan... 121 Lampiran2 InstrumenPenelitian... 138 Lampiran3 TabulasiDataSkorKepercayaanDiri... 148 Lampiran4 RekapitulasiDataKepercayaanDiri……….. 152 Lampiran5 HasilUjiValiditas,Reliabilitas,Ujit... 161 Lampiran6 PresensiSiswa... 167 Lampiran7 Foto-FotoPenelitian... 171 Lampiran8 SuratIjinPenelitian... 175


(25)

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Masa SMP adalah masa dimana seseorang berusia 12 sampai 15 tahun, secara umum termasuk dalam kategori remaja. Pada masa remaja, terjadi peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Dalam masa peralihaan ini sebagian besar remaja masih labil dalam menentukan keputusan, mencari identitas diri, dan mencoba mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam usia tersebut, remaja mempunyai tugas perkembangan yang sangat menuntut perubahan besar dalam bersikap dan berperilaku. Hurlock (2005) menyebutkan berbagai perubahan yang terjadi pada masa remaja tersebut, antara lain perubahan emosional, perubahan fisik, perubahan minat, dan perubahan perilaku. Meskipun ini merupakan proses kedewasaan yang normal, tetapi perubahan-perubahan yang terjadi pada individu tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kepercayaan diri, sehingga individu merasa kurang percaya diri.

Kepercayaan diri (self confidence) merupakan salah satu aspek kepribadian pada seseorang dalam menghadapi dan menyikapi kehidupannya, sehingga seseorang akan mampu mengaktualisasikan segala potensi dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(26)

(Ghufron dan Risnawati, 2012). Remaja yang memiliki kepercayaan diri tidak akan memandang kelemahan dan keterbatasan yang dimilikinya sebagai sebuah hambatan, melainkan sebagai batu loncatan untuk meraih keberhasilan (Rini, 2010).

Kepercayaan diri pada remaja, terbentuk karena adanya pengaruh dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat. Ketiga faktor itu sangat mempengaruhi dalam pembentukan kepercayaan diri remaja. Sebagai contoh, kalau keluarga terlalu over protektif mengatur apa-apa yang harus dilakukan si anak, anak boleh ini dan tidak boleh itu, menganggap anak belum bisa berbuat apa-apa tanpa arahan keluarga, maka akan terbentuk kepercayaan diri yang rendah, sehingga anak merasa dirinya tidak bisa berbuat apa-apa. Berbeda bila dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya, anak selalu diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi-potensinya, maka kepercayaan diri pada anak akan tumbuh.

Selain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah sangat mempengaruhi terbentuknya kepercayaan diri remaja, karena di lingkungan sekolah para remaja berinteraksi, baik dengan teman sebaya maupun dengan guru. Lingkungan sekolah juga merupakan salah satu tempat pendidikan bagi siswa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, dan tempat mengembangkan semua potensi yang ada pada diri siswa. Dengan memiliki kepercayaan diri, maka remaja akan mudah bergaul secara fleksibel, mempunyai toleransi yang cukup baik, bersikap positif, dan tidak mudah terpengaruh orang lain dalam


(27)

3

bertindak, serta mampu menentukan langkah yang pasti dalam kehidupannya (Ghufron dan Risnawati, 2012).

Realitasnya, disekolah tidak setiap siswa mempunyai kepercayaan diri yang cukup. Masih banyak siswa yang mengalami kurang percaya diri, sehingga sangat berpengaruh pada perkembangan siswa itu sendiri, seperti di SMP Negeri 4 Pandak Bantul khususnya kelas VIIA. Siswa di SMP Negeri 4 Pandak Bantul khususnya kelas VIIA banyak yang memiliki kepercayaaan diri yang rendah, hal ini ditunjukan dengan adanya perilaku siswa yang bila disuruh maju kedepan tidak mau dan hanya diam saja, tidak ada siswa yang berani bertanya kepada guru pada saat guru memberikan materi pembelajaran, mempunyai rasa malu, minder, takut. Maka dari itu kepercayaan diri pada kelas VIIA SMP Negeri 4 Pandak harus ditingkatkan sehingga tidak mempengaruhi perkembangan akademik, pengembangan minat dan bakat, maupun perkembanganya dalam menjalin relasi dengan orang lain. Kepercayan diri yang rendah dalam hal akademik menyebabkan anak merasa malu dan takut bertanya pada guru, sehingga mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Secara tidak langsung dapat menyebabkan kepercayaan diri yang rendah. Dalam hal pengembangan minat dan bakat, anak merasa kesulitan dalam menyalurkan bakat dan minat yang dimilikinya sehingga bakat dan minat yang mereka miliki tidak tersalurkan dengan baik. Selain itu dalam relasi sosialnya, anak akan banyak menutup diri, dan sulit menjalin relasi dengan orang lain sehingga anak itu selalu minder, merasa rendah diri, tidak pandai bergaul,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(28)

mudah pesimis, mudah putus asa. Bahkan mereka merasa kurang mampu dalam menyesuaikan diri dengan siswa lain.

Untuk mengatasi siswa yang kurang percaya diri diperlukan pendampingan khusus, dalam bentuk layanan bimbingan pribadi sosial, yang dimaksudkan agar siswa dapat menghadapi masalahnya, dan mengelola diri sendiri, serta menjalin hubungan yang baik dengan sesamanya, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Pemberian layanan bimbingan pribadi sosial harus menggunakann cara yang menarik sehingga membuat siswa senang dalam mengikuti bimbingan, salah satunya dengan menggunakan kegiatan outbound. Maka dari itu peneliti memilih judul penelitian sebagai berikut :“Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa SMP Melalui Layanan Bimbingan Pribadi Sosial Berbasis Outbound (Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Pandak Bantul)’’.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, ditemukan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Dalam kenyataannya terlihat ada indikasi siswa yang memiliki kepercayaan diri yang rendah, dan perlu mendapatkan perhatian sebagai solusi untuk mengatasinya.

2. Sebagian besar siswa di SMP Negeri 4 Pandak, Bantul, khususnya kelas VIIA memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah, hal ini terlihat dari perilaku mereka yang kurang percaya diri seperti tidak berani maju


(29)

5

kedepan, kalau ditanya hanya diam saja, malu bertanya, dan takut salah dengan apa yang dilakukannya.

3. Bimbingan Pribadi sosial dengan menggunakan outbound belum diketahui hasilnya.

4. Bimbingan yang kurang diberikan oleh Guru BK kelas VIIA SMP Negeri 4 Pandak Bantul, sehingga menjadi salah satu penyebab kepercayaan diri rendah.

C. Pembatasan Masalah

Masalah yang teridentifikasi dalam penelitian ini sangat luas dan cukup kompleks. Maka dari itu peneliti merasa perlu untuk memberikan pembatasan masalah agar penelitian ini lebih fokus dan sesuai dengan tujuan. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah “ Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Melalui Bimbingan Pribadi Sosial Berbasis Outbound Pada Siswa Kelas VIIA di SMP Negeri 4 Pandak Bantul.”

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian maka penulis mengajukan rumusan masalah penelitian, yaitu :

1. Apakah tingkat kepercayaan diri siswa kelas VIIA dapat ditingkatkan melalui bimbingan pribadi sosial dengan berbasis outbound di SMP Negeri 4 Pandak Bantul?


(30)

2. Seberapa tinggi peningkatan kepercayaan diri siswa setelah melalui bimbingan pribadi sosial dengan berbasis outbound pada setiap siklusnya?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan tingkat kepercayaan diri siswa setelah melalui bimbingan pribadi sosial dengan berbasis outbound antar siklusnya?

E.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas VIIA melalui bimbingan pribadi sosial dengan berbasis outbound di SMP Negeri 4 Pandak, Bantul.

2. Mengetahui seberapa tinggi peningkatan kepercayaan diri siswa melalui bimbingan pribadi sosial dengan berbasis outbound pada setiap siklusnya.

3. Mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan tingkat kepercayaan diri siswa secara signifikan melalui bimbingan pribadi sosial dengan berbasis outbound antar siklusnya.

F. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu : 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan, khususunya dalam bidang ilmu Bimbingan dan Konseling, menyangkut upaya peningkatan kepercayaan diri siswa


(31)

7

dengan pemanfaatan outbound dalam pemberian layanan bimbingan pribadi sosial.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru BK

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kepercayaan diri pada siswa melalui layanan bimbingan pribadi sosial dengan berbasis outbound.

b. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa, sehingga dapat berkembang secara optimal, dan menyadarkan siswa akan perilaku dan sikapnya saat ini.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi peneliti untuk menerangkan ilmu yang telah didapat selama kuliah di program Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam praktek penelitian secara ilmiah, khususnya mengenai upaya meningkatkan kepercayaan diri siswa melalui pemberian layanan bimbingan pribadi sosial berbasis outbound.

G. Definisi Operasional Variabel

Supaya tidak terjadi salah pengertian dalam memaknai maksud dari judul penelitian ini, maka peneliti merasa perlu memberikan penegasan-penegasan batasan istilah dalam judul “Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa SMP Melalui Layanan Bimbingan Pribadi Sosial Berbasis Outbound

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(32)

(Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling Siswa Kelas VII SMP N 4 Pandak Bantul,)’’, yaitu :

1. Kepercayaan diri merupakan sikap mental seseorang dalam menilai diri maupun objek sekitarnya, sehingga orang tersebut mempunyai keyakinan akan kemampuan dirinya untuk dapat melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuannya. Orang yang memiliki kepercayaan diri tinggi, selain yakin akan kemampuan dirinya, juga tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, yang ditandai oleh beberapa aspek yaitu : Adanya keyakinan atas kemampuan diri, optimis, objektif, bertanggungjawab, rasional dan realistis.

2. Layanan bimbingan pribadi sosial adalah suatu cara memberikan bantuan kepada individu (siswa) melalui bimbingan kelas, dimana berguna untuk menunjang perkembangan siswa secara optimal di kelas VIIA SMP N 4 Pandak Bantul.

3. Outbound adalah semua aktivitas pembelajaran yang dilakukan di luar kelas atau di alam terbuka. Melalui aktivitas tersebut diharapkan siswa dapat belajar langsung dari pengalaman (experiential learning), dan dapat belajar secara menyenangkan karena berada di alam terbuka, sehingga penuh dinamika, sekaligus terhindar dari kebosanan atas rutinitas pembelajaran klasikal di dalam kelas.

4. Siswa yaitu semua peserta didik yang terdaftar pada kelas VIIA SMP N 4 Pandak Bantul Tahun Ajaran 2013/2014.


(33)

9

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Dalam bab ini dipaparkan beberapa hal, yaitu kajian pustaka mengenai hakekat kepercayaan diri, hakekat bimbingan pribadi sosial, dan hakekat Outbound. Selain itu juga dipaparkan kerangka berpikir dan hipotesis tindakan.

A. Hakikat Kepercayaan Diri

1. Pengertian Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri (self confidence) adalah salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam diri seseorang. Dengan memiliki kepercayaan diri, seseorang akan menyadari bahwa di satu sisi ia memiliki potensi sedangkan di sisi lain memiliki kelemahan (Margaretha Rini, 2010). Maksudnya, dengan memiliki rasa percaya diri, di satu sisi seseorang sangat percaya pada potensi yang ada dalam dirinya dan berkeyakinan akan mampu mengaktualisasikan segala potensi yang ada dalam dirinya tersebut, di sisi lain ia akan sangat menyadari keterbatasan dan kelemahannya sebagai manusia, sehingga mungkin saja melakukan berbagai kesalahan dan kekhilafan, tetapi akan selalu berjuang mengoreksinya agar semakin lebih baik .

Kepercayaan diri merupakan sesuatu yang penting untuk dimiliki oleh setiap orang. Kepercayaan diri sangat diperlukan, baik oleh seorang anak maupun orang tua, secara individual maupun kelompok (Ghufron dan Risnawati, 2012).


(34)

Ghufron dan Risnawati (2012) pernah mencatat beberapa pengertian kepercayaan diri menurut beberapa pakar psikologi. Beberapa diantaranya, Willis (1985) mengartikan kepercayaan diri sebagai keyakinan seseorang bahwa ia memiliki kemampuan untuk menanggulangi suatu masalah dengan baik, dan dia juga yakin kalau mampu memberikan sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain.

Anthony (1992) mengartikan kepercayaan diri sebagai sikap dalam diri seseorang yang dapat menerima kenyataan, dapat mengembangkan kesadaran diri, berpikir positif, memiliki kemandirian, dan mempunyai kemampuan untuk memiliki serta mencapai segala sesuatu yang diinginkannya.

Afiatin dan Andayani (1998) menegaskan, kepercayaan diri adalah aspek kepribadian yang berisi keyakinan tentang kekuatan, kemampuan, dan ketrampilan yang dimiliki. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah sikap mental seseorang dalam menilai diri maupun objek di sekitarnya, sehingga orang tersebut mempunyai keyakinan akan kemampuan dirinya untuk dapat melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuanya. Dengan kata lain, kepercayaan diri adalah keyakinan pada diri subyek sebagai karakteristik pribadi yang di dalamnya terdapat keyakinan akan kemampuan diri, optimis, objektif, bertanggungjawab, rasional dan realistis.


(35)

11

2. Proses Terbentuknya Rasa Percaya Diri

Kepercayaan diri yang melekat pada diri individu bukan bawaan sejak lahir melainkan hasil proses belajar melalui interaksi dengan lingkungannya. Dengan demikian kepercayaan diri adalah hasil proses panjang, tidak didapat secara instan (Lusi, 2010). Setiap orang sering berhadapan dengan rangsangan dari luar, baik yang disadari maupun tidak disadari sehingga setiap orang akan merespon dan mempersepsikanya.

Individu menjadi pribadi yang percaya diri atau tidak, sangat tergantung dari individu tersebut. Individu yang memiliki rasa percaya diri memiliki kemampuaan untuk menjawab tantangan yang ada di lingkungannya. Ketika individu berhasil mengatasi permasalahannya sangat mungkin dia akan percaya diri, tetapi sebaliknya kegagalan dalam menyelesaikan permasalahannya akan membuatnya tidak percaya diri (Iswidharmanjaya, 2004 dalam Rini, 2010).

Hakim (2005) menjelaskan, terbentuknya rasa percaya diri yang sangat kuat terjadi melalui beberapa proses. Pertama, terbentuknya kepribadian yang baik sesuai proses perkembangan yang melahirkan kelebihan-kelebihan tertentu. Kedua, pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya sehingga melahirkan keyakinan yang kuat bahwa ia bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihan tersebut. Ketiga, pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan-kelemahan yang dimilikinya sehingga tidak menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit untuk menyesuaikan diri. Keempat, pengalaman dalam menjalankan berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(36)

Kekurangan dalam salah satu proses tersebut, menjadikan seseorang mengalami hambatan untuk mendapatkan rasa percaya diri. Sebagai contoh individu-individu yang mengalami hambatan-hambatan dalam perkembangannya ketika bersosialisasi akan mengakibatkan individu tersebut cenderung tertutup dan rendah diri, yang bila dibiarkan terus akan mengakibatkan kurang percaya diri.

3. Ciri-Ciri Orang yang Percaya Diri

Lie (2006) menyebutkan beberapa ciri individu yang mempunyai kepercayaan diri, yaitu yakin kepada diri sendiri, tidak tergantung pada orang lain, dan tidak ragu- ragu, merasa dirinya berharga, tetapi tidak menyombongkan diri dan memiliki keberaniaan untuk bertindak.

Hakim (2005) menyebutkan beberapa ciri individu yang memiliki kepercayaan diri tinggi, antara lain selalu bersikap tenang dalam mengerjakan sesuatu, mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai, dan mampu menetralisir ketegangan yang muncul dalam berbagai situasi, memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang penampilannya, memiliki kecerdasan yang cukup, memiliki tingkat pendidikan formal yang memadai, serta memiliki keahlian atau ketrampilan yang menunjang kehidupannya, tetap tegar, sabar dan tabah menghadapi persoalan dan tantangan hidup.

4. Aspek-Aspek Kepercayaan Diri

Menurut Angelis (2003) ada tiga aspek kepercayaan diri yaitu tingkah laku, emosi dan religius. Berikut ini penjabarannya.


(37)

13

a. Aspek tingkah laku

Ditinjau dari aspek tingkah laku seseorang yang memiliki kepercayaan diri akan selalu yakin untuk melakukan apapun secara maksimal. Ciri-cirinya, antara lain :

1) Memiliki keyakinan atas kemampuan sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan.

2) Memiliki keyakinan atas kemampuan untuk menindaklanjuti apa yang telah direncanakan secara konsekuen.

3) Memiliki keyakinan atas kemampuan pribadi dalam menanggulangi segala permasalahan.

4) Memiliki keyakinan atas kemampuan sendiri untuk memperoleh bantuan.

b. Aspek emosi

Ditinjau dari aspek emosi seseorang yang memiliki kepercayaan diri akan memiliki keyakinan yang kuat untuk menguasai diri sendiri. Ciri-cirinya, antara lain :

1) Memiliki keyakinan terhadap kemampuan untuk mengetahui perasaan terhadap diri sendiri. Kemampuan untuk mengidentifikasi perasaan, sedih, senang, dan emosi. Sehingga seseorang memiliki kepercayaan diri, akan dapat mengetahui perasaan yang sedang dialaminya dalam kehidupanya sehari-hari.

2) Memiliki keyakinan terhadap kemampuan untuk mengungkapkan perasaan sendiri.


(38)

Idealnya, setiap orang perlu mengenal perasaannya sendiri, setelah itu ia harus mampu mengungkapkan perasaan tersebut kepada pihak-pihak yang terkait. Emosi yang tidak disalurkan dapat membendung perasaan, sehingga menghalangi untuk memberi dan menerima perhatian dan kasih sayang.

3) Memiliki keyakinan terhadap kemampuan untuk menyatukan diri dengan kehidupan orang lain, dalam pergaulan yang positif dan penuh perhatian. Dalam hidup ini orang selalu bersosialisasi dengan orang lain melalui berbagai kesempatan, seperti mengikuti pertemuan, dan kemampuan bersosialisasi yang baik akan menambah kepercayaan diri emosional seseorang.

4) Memiliki keyakinan terhadap kemampuan untuk memperoleh rasa sayang, pengertian dan perhatian dalam segala situasi, khususnya pada saat mengalami kesulitan. Salah satu cara untuk menciptakan hubungan yang baik adalah berusaha untuk melawan emosi-emosi yang buruk. Dalam hidup ini setiap orang bisa saja mengalami cobaan dalam berbagai hal yang menimbulkan emosi walaupun dalam kadar yang berbeda-beda. Setiap orang harus mempunyai keyakinan bahwa ia mampu menelusuri perasaan sendiri dan mengelolahnya secara baik.

5) Memiliki keyakinan terhadap kemampuan untuk mengetahui manfaat apa yang dapat disumbangkan kepada orang lain.


(39)

15

Mengenal diri sendiri dan tahu apa yang bisa disumbangkan adalah bagian dari kepercayaan diri pada aspek emosional, dengan menyadari betapa berharganya diri kita bagi orang lain.

c. Aspek spiritual

Angelis (2003) menggunakan istilah aspek spiritual karena menegaskan kedudukan seseorang dengan keberadaan seluruh alam semesta. Ciri-cirinya, antara lain :

1) Keyakinan bahwa semesta ini adalah suatu misteri yang terus berubah, bahwa setiap perubahan dalam kesemestaan itu merupakan bagian dari suatu perubahan yang lebih besar lagi.

2) Kepercayaan atas adanya kodrat alami sehingga segala yang terjadi tidak lebih dari kewajaran belaka.

3) Keyakinan kepada diri sendiri dan adanya Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Tinggi, ataupun ungkapan rohani orang tersebut pada maha pencipta semesta ini.

Lauster (1992) sebagaimana dikutip Ghufron dan Risnawati (2012) menyebutkan aspek-aspek dari kepercayaan diri sebagai berikut :

a. Yakin pada kemampuan diri sendiri.

Suatu sikap percaya diri yang positif akan dirinya, bahwa dia mampu melaksanakan apa yang diyakininya sendiri, tidak bergantung pada orang lain .Ciri-cirinya :

1) Yakin terhadap apa yang dilakukan atau dikerjakannya. 2) Tidak tergantung pada orang lain.


(40)

b. Optimis

Optimis adalah sikap positif yang dimiliki seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri dan kemampuannya. Ciri–cirinya:

1) Yakin dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. 2) Yakin dapat mengatasi berbagai tantangan dan hambatan

secara cepat dan tepat. c. Obyektif

Orang yang obyektif memandang permasalahan atau sesuatu sesuai dengan kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri. Ciri-cirinya :

1) Bersikap terbuka terhadap semua masukan. 2) Memandang persoalan dari segala aspek. d. Bertanggung jawab.

Bertanggung jawab adalah kesediaan orang untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya. Ciri- cirinya :

1) Siap menerima apapun konsekuensi dari langkah yang diambil.

2) Konsisten dalam bersikap dan bertindak. e. Rasional dan realistis

Rasional dan realistis adalah kemampuan analisis terhadap suatu masalah, dan suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akal sesuai dengan kenyataan. Ciri-cirinya :


(41)

17

1) Tidak mudah percaya dengan hal-hal yang tidak bisa dinalar.

2) Sesuai dengan kenyataan, apa adanya.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri

Ghufron dan Risnawati (2012) menegaskan bahwa kepercayaan diri individu sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

a. Konsep diri

Menurut Antony (dalam Ghufron dan Risnawati, 2012) terbentuknya kepercayaan diri pada seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperolehnya melalui pergaulan dalam suatu kelompok. Hasil interaksi yang terjadi akan menghasilkan konsep diri. Pembentukan konsep diri akan sangat mempengaruhi pola hidup, pola pikir, emosi dan perilaku seseorang. Pembentukan konsep diri yang negatif cenderung membuat seseorang hanya memusatkan pikiran pada hal-hal yang negatif dalam dirinya. Akibatnya ia menjadi pesimis dengan kemampuan yang dimiliki, bahkan cenderung menyalahkan diri sebagai orang yang tidak bisa berbuat apa-apa. Hal sebaliknya bila konsep dirinya positif.

b. Harga diri

Konsep diri yang positif akan membentuk harga diri yang positif. Harga diri adalah penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Tingkat harga diri seseorang akan mempengaruhi tingkat kepercayaan seseorang. Ketika konsep dirinya negatif tentu akan membentuk harga diri yang negatif pula. Ketika seseorang merasa dirinya tidak berharga, otomatis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(42)

akan terjadi krisis kepercayaan diri. Hal sebaliknya bila harga dirinya positif maka akan terbentuk kepercayaan diri yang positif.

c. Pengalaman

Pengalaman masa lalu dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri. Ketika seseorang sering mengalami kegagalan, sering kalah dalam persaingan, seseorang akan mudah gugup, cemas, takut, malu, minder, dan sebagainya. Mereka sering tidak berani menghadapi masalah, merasa tidak mampu, oleh karena itu lebih suka menutup diri, tidak berani bersikap dan bertindak. Hal ini berbeda dengan pengalamannya berkaitan dengan keberhasilan.

d. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan diri seseorang. Tingkat pendidikan yang rendah akan menjadikan seseorang tersebut, tergantung dan berada di bawah kekuasaan orang lain yang lebih pandai dari dirinya. Sebaliknya orang yang mempunyai pendidikan tinggi, akan memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih dibandingkan dengan orang yang memiliki pendidikan yang rendah.

B.Layanan Bimbingan Pribadi Sosial

1.Pengertian Bimbingan Pribadi Sosial

Menurut Yusuf (2008 : 11) menjelaskan bahwa bimbingan pribadi sosial merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan karakteristik pribadi serta ragam


(43)

19

permasalahan yang dihadapi individu. Bimbingan pribadi sosial diarahkan untuk perkembangan kepribadian yang menyangkut dirinya sendiri, serta hubungannya dengan orang lain, dan bidang perencanaan masa depan yang menyangkut jabatan yang akan dipangku kelak.

Menurut Winkel (2004) istilah bimbingan pribadi sosial digunakan bila isi pelayanan bimbingan terutama mengenai hal-hal yang menyangkut keadaan batinnya sendiri dan kejasmaniaanya sendiri, atau Bimbingan Pribadi lain. Sebetulnya kalau perhatian khusus diberikan pada hal-hal yang menyangkut dirinya sendiri, digunakan istilah bimbingan pribadi, kalau perhatian khusus diberikan pada hal yang menyangkut hubungan dengan orang lain digunakan istilah bimbingan sosial. Namun mengingat kaitannya yang erat sekali antara keadaan batinnya sendiri dan keberhasilan atau kegagalan dalam berhubungan dengan orang lain, maka digunakan istilah bimbingan pribadi sosial untuk ragam bimbingan ini (Personal –Social Guidence).

Oleh karena itu menurut Winkel (2004) bimbingan pribadi sosial adalah bimbingan yang digunakan dalam menghadapi keadaan batinya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri, dalam mengatur diri sendiri di bidang kerohaniaan, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual, serta bimbingan dalam membangun hubungan dengan orang lain di dalam pergaulan sosial.

Gunawan (1992) mengartikan bimbingan pribadi sosial sebagai bimbingan yang diberikan kepada individu agar mengenal diri sendiri,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(44)

menerima diri apa adanya atau secara realistis dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungannya. Dengan kata lain bimbingan untuk memecahkan masalah-masalah pribadi dan sosial, agar terjadi perubahan sikap, tingkah laku dan perilaku. Sedangkan menurut Yusuf (2006), bimbingan pribadi sosial adalah bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi.

Jadi bimbingan pribadi sosial adalah bimbingan yang diberikan kepada pribadi atau individu agar mereka mengenal dirinya, mengenal permasalahannya, dan dapat memecahkan masalah-masalah pribadi sosial, sehingga terjadi perubahan sikap, perilaku individu tersebut.

2. Tujuan Bimbingan Pribadi Sosial

Gunawan (1992) menegaskan bahwa tujuan bimbingan pribadi sosial yang utama adalah memberikan bantuan kepada individu agar individu itu dapat berkembang secara optimal. Winkel (2004) menegaskan bahwa tujuan bimbingan pribadi sosial adalah agar individu yang diberikan bimbingan menjadi mampu menghadapi semua tugas perkembangannya, secara sadar dan bebas, serta mewujudkan kesadaran dan kebebasan dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana, serta dapat menyesuaikan diri dengan baik.

Bantuan itu tidak hanya berfungsi bila seseorang sudah menghadapi suatu masalah aktual yang harus segera diselesaikannya dengan membuat pilihan atau mengambil tindakan penyesuaian diri, tetapi sudah


(45)

21

dapat berfungsi jauh sebelumnya, bila orang menyadari bahwa aneka tugas hidup menantang dia untuk mengembangkan segala potensinya.

Gunawan (1992) secara lebih terperinci menyebutkan bahwa tujuan bimbingan pribadi sosial adalah membantu siswa agar :

a. Mengerti dirinya dan lingkungannya. Mengerti diri meliputi pengenalan kemampuan, bakat khusus, minat, cita-cita, dan nilai-nilai hidup yang dimilikinya. Mengerti lingkungan meliputi ligkungan sosial, maupun budaya.

b. Mampu memilih, memutuskan, dan merencanakan hidupnya secara bijaksana dalam bidang sosial pribadi, termasuk di dalamnya membantu individu untuk mengembangkan pola hidup pribadinya.

c. Mengembangkan kemampuan dan kesanggupanya secara maksimal. d. Memecahkan masalah yang dihadapi secara bijaksana termasuk

memberikan bantuan dalam menghilangkan kebiasaan-kebiasaaan buruk atau sikap hidup yang menjadi sumber timbulnya masalah.

e. Dapat mengambil keputusan dengan bijaksana serta dapat pertanggungjawabkannnya.

f. Memahami dan mengarahkan diri dalam bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungannya.

3. Fungsi Bimbingan Pribadi Sosial

Fungsi bimbingan pribadi sosial yang diungkapkan Rima, Puspita (2007) adalah :


(46)

a. Membantu individu bertumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya.

b. Membantu individu memahami dirinya sendiri yaitu menyadari kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya.

c. Belajar berkomunikasi yang lebih sehat dan baik dengan lingkungannya. d. Melalui bimbingan pribadi sosial diharapkan individu dapat bertahan.

dengan keadaan masa kini, dapat menerima keadaan dengan lapang dada, dan mengatur kembali kehidupannya dengan kondisi yang baru.

2. Aspek-aspek Bimbingan Pribadi Sosial

Menurut Surya dan Winkel (dalam Tohirin, 2007 : 123), aspek-aspek persoalan individu yang membutuhkan layanan bimbingan pribadi sosial adalah sebagai berikut :

a. Kemampuan individu memahami dirinya sendiri. b. Kemampuan individu mengambil keputusan.

c. Kemampuan individu memecahkan masalah yang menyangkut keadaan batinnya sendiri.

d. Kemampuan individu melakukan sosialisasi dengan lingkungannya. e. Kemampuan individu melakukan adaptasi.

f. Kemampuan individu melakukan hubungan sosial (interaksi sosial) dengan lingkungannya baik lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.


(47)

23

3. Efektifitas Layanan Bimbingan Pribadi Sosial dalam Meningkatkan

Kepercayaan Diri.

Setiap siswa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, maka dalam proses belajar mengajarnya pasti berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, dengan adanya perbedaan tersebut maka akan menimbulkan permasalahan. Permasalahan itu bisa berasal dari keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat.

Melalui layanan bimbingan pribadi sosial adalah jenis bimbingan yang bertujuan membantu individu dalam menyelesaikan masalah-masalah pribadi sosial (Nurhisan, 2006: 16). Mengingat masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, maka remaja sering mengalami kurang percaya diri. Melalui layanan bimbingan pribadi sosial para remaja dibantu untuk menyelesaikan permasalahannya yang berkaitan dengan masalah pribadi sosialnya. Sehingga pada usia remaja, perlu adanya penanganan sejak dini, sehingga dapat melakukan pencegahan dan perbaikan agar permasalahan tersebut dapat diselesaikan. Dalam hal ini yang sangat berperan aktif adalah guru, karena sebagian besar waktu para siswa dihabiskan di sekolah. Maka dari itu guru memberikan layanan bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa.

C. Hakikat Outbound

1. Pengertian Outbound

Outbound adalah segala kegiatan yang dilakukan di luar kelas atau di alam terbuka. Fungsi utamanya untuk rekreatif atau bersenang-senang,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(48)

walaupun ada juga yang dmanfaatkan sebagai sarana pendidikan untuk membina watak dan kepribadian sekaligus wahana pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan

Outwardbound (2009) menegaskan bahwa kegiatan outbound adalah sebuah petualangan yang berisi tantangan, bertemu dengan sesuatu yang tidak diketahui tetapi penting untuk dipelajari, belajar tentang diri sendiri, tentang orang lain. Melalui outbound seseorang bisa mendapatkan pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilainya langsung dari pengalaman lapangan (learning by doing). Kegiatan tersebut diharapkan bisa memunculkan sikap saling mendukung, komitmen, rasa puas, dan memikirkan masa yang akan datang. Oleh karena itu menurut Outwardbound (2009). Outbound dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran . Outbound sejauh ini dapat dianggap sebuah simulasi dari kehidupan yang sesungguhnya yang sangat komplek, kehidupan itu disimulasikan sehingga anak bisa mempelajari miniatur kehidupan dengan segala permasalahannya. Selain itu melalui outbound, orang bisa belajar melalui pengalaman (experiential learning). Pembelajaran melalui kegiatan outbound cocok bagi remaja karena mengandung banyak hiburan yang membuat mereka bergembira dan berbagai tantangan yang ada membuat mereka bisa belajar mengatasinya.

2. Tujuan Outbound

Menurut Hamid Bahari (2010) untuk para siswa selaku remaja mengikuti kegiatan outbound pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan berbagai komponen perilaku siswa sehingga membantu


(49)

25

mereka mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang ideal baik untuk masa depan maupun kehidupan sehari-hari sekarang. Secara lebih spesifik, outbound dilakukan untuk tujuan sebagai berikut :

a. Membuka wawasan baru dalam berinteraksi dengan linkungan sosial serta bekerjasama dengan orang lain.

b. Memberikan pengalaman untuk mandiri dan menyelesaikan masalah. c. Meningkatkan kemampuan ,kreatif dalam menyelesaikan masalah. d. Belajar untuk berkomunikasi secara efektif.

e. Meningkatkan kepercayaan diri.

3. Jenis-jenis Outbound

Menurut Hamid Bahari (2010) terdapat bermacam-macam permainan dalam outbound dan tujuan outbound serta prosedurnya dalam bermain outbound diantaranya adalah:

1) Trust Fall Tujuannya:

a. Menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta. b. Menumbuhkan rasa percaya pada teman. c. Menumbuhkan tanggung jawab.

d. Melatih kerjasama kelompok.

e. Menumbuhkan keberanian untuk mengambil resiko. Prosedurnya :

a) Salah seorang peserta diminta untuk berdiri dan membelakangi peserta lain.


(50)

b) Peserta lainya berada dibelakang lalu kedua tangan berada dibelakang punggung peserta yang ada didepannya dan dikasih jarak 15 cm.

c) Kemudian peserta yang berada didepan disuuh untuk menjatuhkan diri dan peserta yang belakang berusaha menahan dari belakang.

2). Human Ladder Tujuan:

a. Menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta. b. Menumbuhkan tanggung jawab dalam diri peserta c. Melatih kegigihan dalam mencapai tujuan.

d. Membuat peserta menjadi aktif. Prosedurnya :

a) Peserta berdiri sejajar dan berpasangan berhadap-hadapan. b) Setiap pasangan memegang kayu sehingga terlihat seperti anak

tangga.

c) Ketinggian kayu yang dipegang bisa bervariasi sesuai dengan keinginan masing-masing pasangan.

d) Salah satu peserta yang tidak ikut memegang kayu diminta untuk menaiki anak tangga tersebut.

e) Pasangan yang sudah dilewati berpindah kedepan untuk membuat anak tangga berikutnya.


(51)

27

3). Almost Infinite Circle Tujuannya :

a. Melatih kemampuan peserta untuk menyelesaikan masalah b. Melatih kesabaran peserta dalam mengerjakan sesuatu. c. Melatih kepercayaan diri.

d. Menumbuhkan rasa saling pengertian

e. Mengetahui kekurangan dan kelebihan orang lain. Prosedurnya :

a) Seluruh peserta diminta untuk berpasangan berpasangan berdua. b) Setiap orang mengikatkan tali raffia dipergelangan tangannya

dengan saling menyilang dengan pasangannya.

c) Setiap orang diharuskan untuk melepaskan tali yang terikat dengan tali pasanganya.

d) Tidak boleh memotong tali.

e) Tidak boleh membuka simpul yang mengikat kepergelangan tangan. 4). Estafet karet

Tujuan:

a. Melatih keberanian kepercayaan diri. b. Melatih kerjasama.

c. Meningkatkan komunikasi antar anggota peserta. d. Melatih kemandiriian.


(52)

Prosedurnya :

a) Peserta disuruh membentuk 2 kelompok dengan jumlah 13 dan 13. Satu orang untuk menjadi juri.

b) Setelah itu disuruh membentuk barisan selang-seling cewek cowok cewek cowok dan seterusnya.

c) Lalu peserta disuruh menggigit selang sedotan yang sudah disediakan d) Setelah itu peserta disuruh memindahkan karet gelang dari ujung kiri

sampai ujung kanan menggunakan sedotan diestafetkan.

4. Manfaat Outbound

Menurut Hamid Bahari (2010) manfaat outbound memberikan masukan yang positif dalam perkembangan kedewasaan seseorang. Kedewasaan itu terbentuk mulai dari pembentukan kelompok, bagaimana cara bekerja sama. Bersama-sama dilatih mengambil keputusan termasuk siap menerima segala konsekuensinya. Setiap kelompok akan dilatih untuk tanggung jawab dan siap menerima segala tantangan.

Tujuan utama kegiatan outbound adalah melatih para peserta untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada, membentuk sikap professionalisme dan tercapainya kinerja yang diidealkan. Sikap dan perilaku profesionalisme yang bisa terbentuk outbound meliputi :

1). Terbentuknya suatu komitmen yang utuh dari setiap peserta melalui 4C, yaitu :

a) Peningkatan kompetensi (competency).


(53)

29

c) Terjadinya hubungan ( connection ) yang semakin erat antara peserta.

d) Munculnya keyakinan akan kepercayaan (confidence) diri akan kemampuan masing-masing pesera yang akan berpengaruh dalam membangun rasa memiliki

2). Pola perilaku yang berkarakter

Melalui pelatihan dalam outbound akan semakin disiplin, bertanggung jawab, berorientasi ke masa depan, mengutamakan tugas pengabdian, memiliki sikap, etika dan etos kerja yang tinggi.

3). Meningkatkan semangat kerja dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab masing-masing, serta meningkatkan keberanian peserta dalam mengambil setiap resiko (risk taking) dari setiap tantangan yang dihadapi.

4.) Team building yang solid

Melalui pelatian dalam outbound akan terbangun saling pengertian, kerja sama, koordinasi, menghargai perbedaan, dengan demikian akan terbangun team yang solid.

5). Peningkatan kematangan Emotional Question (EQ)

Melalui program Olahrasa yang menjadi porsi perhatian outbound akan membantu peserta semakin matang dalam Emotional Question (EQ) bahkan Spiritual Quotion (SQ) sehingga mampu menghadapi berbagai tantangan dan hambatan dalam setiap penyelesaian tugas-tugas yang dihadapi.


(54)

5. Hasil Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan penelusuran kepustakaan, penulis menemukan beberapa penelitian yang hampir sama dengan penelitian yang akan penulis lakukan, diantaranya adalah :

a. Penelitian Ristin Rahmawati (2010) yang berjudul Upaya Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa Melalui Layanan Bimbingan Pribadi Sosial Klasikal dengan menggunakan media Permainan Titian Balok. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Surwohdukuh yang berjumlah 21 siswa yang terdiri 14 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Metode yang digunakan untuk membantu para siswa tersebut adalah dengan media permainan titian balok dan metode bimbingan pribadi sosial klasikal. Dari hasil penelitian diketahui bahwa ada perbedaan pres-test dan post-test, dimana terdapat peningkatan sekor itemdan skor subyek pada setiap siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat adanya peningkatan kepercayaan diri secara signifikan pada siswa kelas III SD Surwohdukuh setelah mengikuti layanan bimbingan pribadi sosial klasikal dengan menggunakan media permaianan titian balok.

b. Penelitian Yusika Dwi Martafani (2010) yang berjudul Upaya Peningkatan Percaya Diri Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Berbasis Aktivitas Outbound. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Kalasan Yogyakarta yang berjumlah 25 siswa yang terdiri 18 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Metode yang digunakan


(55)

31

untuk membantu para siswa tersebut adalah dengan media permainan aktivitas berbasis aktivitas outbound dan metode bimbingan kelompok. Dari hasil penelitian diketahui bahwa ada perbedaan pres-test dan post-test, dimana terdapat peningkatan sekor item dan skor subyek pada setiap siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat adanya peningkatan kepercayaan diri secara signifikan pada siswa kelas VIII A SMP Kalasan Yogyakarta setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok melalui bimbingan kelompok berbasis outbound.

D. Kerangka Berpikir

Kepercayaan diri pada setiap orang, termasuk pada siswa remaja, sesungguhnya tidak mutlak dalam kondisi benar antara positif dan negatif. Ada remaja yang sangat menonjol sisi positifnya, tetapi masih lebih banyak lagi yang sisi negatifnya yang menonjol. Tetapi mengingat kepercayaan diri sangat berperan penting sebagai pengarah dan penentu perilaku, maka yang harus diupayakan adalah bagaimana meningkatkan kepercayaan diri yang positif dalam diri siswa.

Dalam rangka meningkatkan kepercayaan diri pada siswa SMP kelas VII digunakan Layanan bimbingan pribadi sosial. Efektif tidaknya layanan bimbingan pribadi sosial dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa, sangat tergantung bagaimana layanan tersebut dikemas. Kalau dilakukan secara klasikal sering kurang efektif karena siswa merasa bosan dan jenuh. Oleh karena itu, melalui penelitian ini mencoba pendekatan lain yang diharapkan dapat lebih menarik yaitu berbasis outbound. Tujuannya, dengan penerapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(56)

outbound diharapkan siswa lebih bersemangat dalam mengikuti layanan bimbingan pribadi sosial, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa.

Berdasarkan paparan di atas, maka kerangka berpikir ini dapat digambarkan seperti di bawah ini :

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir tersebut memperlihatkan bahwa pada awalnya siswa mempunyai kepercayaan diri yang rendah. Kemudian pada rentang waktu tertentu peneliti memberikan tindakan pada siklus 1 dan 2 dengan menerapkan outbound melalui bimbingan pribadi sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri pada siswa kelas VIIA. Setelah diberikan tindakan diduga bahwa tingkat kepercayaan diri siswa kelas VIIA meningkat. Kondisi

awal

a. Guru dalam memberikan layanan bimbingan pribadi sosial pada siswa masih menggunakan ceramah dan sharing, dan selalu dilakukan dilingkup kelas / sekolah. b. Banyak siswa kelas VIIA yang

kurang aktif dan mempunyai kepercayaan diri rendah.

Siswa : tingkat kepercayaan diri siswa kelas VIIA masih rendah.

Peneliti memberikan bimbingan pribadi sosial berbasis outbound.

Siklus II:

Menerapkan outbound dalam memberikan bimbingan pribadi sosial dan perbaikan pada siklus I Kondisi Akhir Tindakan Siklus I: Memberikan bimbingan pribadi sosial dengan outbound

Diduga melalui penggunaan outbound melalui bimbingan pribadi sosial dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa VIIA .


(57)

33

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir maka diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :

Ha : Tingkat kepercayaan diri siswa SMP kelas VIIA dapat ditingkatkan melalui bimbingan pribadi sosial berbasis outbound di SMP Negeri 4 Pandak.

Ho : Tingkat kepercayaan diri siswa SMP kelas VIIA tidak dapat ditingkatkan melalui bimbingan pribadi sosial berbasis outbound di SMP Negeri 4 Pandak


(58)

34

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini berisi jenis penelitian, subyek dan obyek penelitian, waktu dan tempat penelitian, setting penelitian, prosedur penelitian, tahapan penelitian, teknik pengumpulan data, instrument pengumpulan data, teknik analisis data, dan indikator keberhasilan.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan bimbingan kelas. Penelitian tindakan bimbingan kelas pada dasarnya mengikuti prosedur penelitian tindakan kelas, dengan fokus penelitian dalam bimbingan dan konseling. Menurut Arikunto (2009:3), Penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Dede Rahmat dan Badrujaman (2011) menjelaskan penelitian tindakan merupakan salah satu strategi yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah, dengan adanya suatu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.


(59)

35

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpilkan bahwa penelitian tindakan bimbingan dan konseling adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mempelajari suatu masalah, mencari solusi, dan memberikan perbaikan dengan melakukan perencanaan, melakukan tindakan, melakukan pengamatan, dan melakukan refleksi, sehingga dapat menghasilkan proses pengembangan dalam bidang bimbingan dan konseling dalam sekolah tersebut. Dalam penelitian ini akan diteliti tindakan bimbingan kelas

dengan judul “Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa SMP Melalui

Layanan Bimbingan Pribadi Sosial Berbasis Outbound (Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling Siswa Kelas VII SMP N 4 Pandak di Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta).

B. Subyek Penelitian dan Objek Penelitian

Subyek penelitian merupakan subyek yang diteliti atau sasaran penelitian (Arikunto, 2006). Pada penelitian ini subyek penelitiannya adalah para siswa kelas VIIA SMP N 4 Pandak, Bantul tahun ajaran 2014/2015. Terdiri atas 27 siswa (14 laki-laki dan 13 perempuan). Objek penelitian ini adalah meningkatkan kepercayaan diri siswa melalui layanan bimbingan pribadi sosial berbasis outbound.


(60)

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada jam bimbingan klasikal yaitu pada saat jam bimbingan konseling ataupun mengganti jam pelajaran yang kosong. Penelitian ini dilaksanakan satu kali setiap minggunya yaitu pada hari yang telah dijadwalkan oleh sekolah. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2014 dan dilaksanakan di ruang kelas VIIA ataupun di lapangan belakang SMP N 4 Pandak, Bantul yang beralamatkan di Desa Ngaran, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul.

D. Setting Penelitian

Penelitian ini menggunakan setting di dalam kelas ataupun di luar kelas. Data diperoleh pada saat proses bimbingan tersebut dilaksanakan

E. Partisipan dalam Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian, peneliti dibantu oleh mitra kolaboratif yang terdiri atas :

1. Mitra kolaboratif 1 Nama : Dra.Maryam

NIP :195804141984032003 Jabatan : Kepala Sekolah


(61)

37

2. Mitra kolaboratif 2

Nama : Sumaryanti, SP.d NIP : 196601161997022003 Jabatan : Guru BK

3. Mitra kolaboratif 3

Nama : Titien Suwartini, SP.d. NIP : 195809301980032003 Jabatan : Guru BK

F. Peran dan Posisi Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pihak luar yang sedang mengadakan penelitian dan ingin memberikan kontribusi dalam konteks layanan bimbingan pribadi sosial di kelas VIIA SMP N 4 Pandak. Oleh sebab itu, terlebih dahulu peneliti membicarakan peran dan tugas masing-masing dengan mitra kolaboratif. Berdasarkan hal tersebut, maka ditetapkan kesepakatan sebagai berikut :

1. Pelaksana tindakan

Dalam hal ini, disepakati bahwa peneliti sendiri yang menjadi pelaksana tindakan perbaikan yang direncanakan.


(62)

2. Kolaborator

Kolaborator berperan sebagai pihak yang membantu peneliti mengumpulkan data dan merencanakan tindakan perbaikan untuk setiap pertemuan yang akan diadakan. Pekerjaan inti kolaborator ketika pelaksanaan tindakan adalah sebagai observer proses.

Kolaborator yang dilibatkan adalah kepala sekolah sebagai pihak yang memahami kondisi siswa. Selain itu, kolaborator yang juga dilibatkan adalah guru BK di sekolah yang bertugas sebagai pengumpul data untuk meningkatkan keobjektifan dan tafsiran yang dilakukan atas data yang terkumpul. Berikut adalah tugas dan peran antara peneliti dan kolaborator

Tabel 3.1

Tugas Peneliti & Kolaborator

No Peran Deskripsi Tugas

1 Peneliti a. Membuat desain penelitian dan rencana perbaikan

b. Merancang Instrumen pengungkapan data

c. Mengumpulkan data awal sebagai dasar penelitian

d. Pelaksana layanan bimbingan pribadi sosial dengan berbasis outbound. e. Mengamati proses tindakan

2. Kolaborator a. Bersama peneliti membuat disain penelitian dan rencana perbaikan

b. Mengamati dan berbagi informasi hasil observasi

c. Bersama peneliti mendiskusikan hasil interpretasi data hasil observasi


(63)

39

G. Prosedur Penelitian

Menurut model Hopkins (1993) PTK mencakup empat langkah utama setelah adanya identifikasi masalah. Keempat langkah utama tersebut, yaitu: 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), 4) refleksi (reflecting). Keempat langkah tersebut bersifat spiral dan dipandang sebagai satu siklus (Wiriatmadja, 2005). Keempat langkah tersebut tergambar di bawah ini:

Gambar 3.1

Bagan Penelitian Tindakan Model Hopkins (1993 dalam Sanjaya, 2009)

Bagan PTK di atas dapat diartikan bahwa setiap tahapan penelitian wajib dilakukan agar memperoleh hasil yang sesuai dengan kriteria keberhasilan PTK itu sendiri. Berdasarkan bagan PTK dapat diketahui bahwa kegiatan penelitian diawali dari tahap identifikasi masalah. Tahap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(64)

identifikasi masalah dilakukan peneliti dengan melakukan wawancara, FGD (Focus Group Discussion) dan observasi. Tujuannya untuk menemukan dan merumuskan akar masalah agar mempermudah peneliti membuat perencanaan. Tahap perencanaan ini digunakan sebagai acuan pemberian tindakan bimbingan.

Tahap tindakan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Pada tahap ini peneliti memberikan tindakan kepada siswa sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti. Pada pelaksanaan tahapan ini peneliti tetap melakukan observasi, wawancara dan membagikan angket untuk mengetahui hasil yang dicapai melalui tindakan yang diberikan. Pada tahapan ini peneliti akan melihat kesesuaian proses dengan pelaksanaan dan membuat refleksi atas setiap siklusnya.

Tahap terakhir yang dilakukan adalah membuat refleksi. Hal ini dilakukan setelah tindakan. Refleksi ini berisi renungan dari peneliti dan juga hasil yang diperoleh melalui observasi dan angket. Pada tahapan refleksi juga berisi evaluasi proses. Jika peneliti masih belum mencapai tujuan dari patokan yang telah dibuat maka akan melaksanakan siklus selanjutnya dengan perbaikan yang menunjang pencapaian tujuan.


(65)

41

H. Tahapan Penelitian

Tahap pertama, peneliti melakukan analisis terhadap situasi yang terjadi di SMP N 4 Pandak. Setelah itu, peneliti mulai menyusun rancangan penelitian.

1. Identifikasi Masalah

Sebelum menyusun rencana penelitian, terlebih dahulu peneliti menganalisis situasi dengan melakukan kegiatan pengumpulan data awal atau studi pendahuluan di SMP N 4 Pandak. Tujuannya mendapatkan gambaran yang nyata mengenai tingkat kepercayaan diri siswa. Kegiatan pengumpulan data awal yang telah dilakukan sebagai berikut :

Tabel 3.2

Kegiatan Pengumpulan Data

No. Kegiatan Tanggal

1. Mengajukan surat izin kepada Kepala Sekolah SMP N 4 Pandak.

21 Agustus 2014

2. Wawancara dengan guru BK 27 Agustus 2014 3. Observasi kegiatan

pemberian bimbingan di kelas oleh Guru BK

27 Agustus 2014 4. Kegiatan pra tindakan 4 Oktober 2014 5. Wawancara dan pengisian

kuesioner terhadap siswa kelas VIIA.

4 Oktober 2014

Dari semua hasil pengumpulan data awal tersebut, observasi, wawancara dengan Guru BK dan Kepala Sekolah dan Guru mata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(66)

Pelajaran Bahasa Indonesia, diketahui bahwa kepercayaan diri siswa kelas VIIA masih rendah.

2. Rancangan Siklus Penelitian (Siklus I)

Sebelum melakukan tindakan, peneliti menyusun pokok-pokok rencana kegiatan yang akan dilakukan sebagai berikut :

a. Perencanaan Tindakan

Pada kegiatan penelitian ini peneliti membuat perencanaan yaitu : 1) Mempersiapkan Satuan Pelayanan Bimbingan dengan topik

“Percaya Diri”.

2) Mempersiapkan lembar kerja siswa dan handout.

3) Mempersiapkan panduan permainan autbund di luar kelas. 4) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa angket, lembar

observasi dan panduan wawancara. 5) Mempersiapkan peralatan dokumentasi. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan penelitian berdasarkan rencana yang telah disusun :

1) Pembukaan

a) Penelitimemberikansalampembukadanpengantar.


(67)

43

2) IntiKegiatan

a) Tanya jawab pembuka sebagai pengantar masuk pada kegiatanbimbingan.

b) Pemberianmateribimbingan.

c) Kegiatan inti berupa Outbound di luar kelas. d) Pemberiankesimpulan.

e) Pemberianpenguatan(reinforcment). 3) Penutup

a) Mengisilembarrefleksi

b) Pemberiandanpengisianangket c) Menutupkegiatan

c. Observasi

Obsevasi dilakukan selama proses kegiatan bimbingan berlangsung. Hal ini dilakukan guna mengamati pelaksanaan tindakan. Hal yang diobservasi yaitu perilaku anak selama mengikuti kegiatan bimbingan dan sikap peneliti selama memberikan bimbingan

d. Refleksi

Pada tahap ini, peneliti berdiskusi bersama mitra kolaboratif mengenai pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan selam bimbingan berlangsung. Hal yang dijadikan sebagai bahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(68)

refleksi yaitu kelebihan dan kekurangan selama bimbingan berlangsung.

3. Siklus II

Siklus ini dilakukan sebagai perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang masih ditemukan pada siklus 1 agar hasilnya lebih maksimal. Perencanaan pada siklus ini dilakukan oleh peneliti, mitra kolaborator, dan pengamat berdasarkan refleksi pada siklus 1. Siklus II meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi kegiatan, dan refleksi. a. Tahap perencanaan

Perencanaan tindakan pada siklus II ini sama dengan perencanaan tindakan pada siklus I. Pada siklus II peneliti memberikan topik bimbingan “Komunikasi dalam Kerjasama dalam membangun Kepercayaan Diri”

b. Pelakasanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan penelitian berdasarkan rencana yang telah disusun.

1) Pembukaan

a) Peneliti memberikan salam pembuka dan pengantar. b) Pemberian Ice breaking untuk penyemangat kegiatan.


(69)

45

2) Inti Kegiatan

Pelaksanaan upaya perbaikan pada siklus II dilakukan sesuai tahapan dalam SPB dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus I. Layanan bimbingan klasikal pada siklus II diharapkan siswa lebih terlibat dalam seluruh kegiatan dan aktif.

a) Tanya jawab pembuka sebagai pengantar masuk pada kegiatan bimbingan.

b) Pemberian materi bimbingan.

c) Kegiatan inti berupa Outbound di luar kelas. d) Pemberian kesimpulan.

3) Penutup

a) Mengisi lembar refleksi

b) Pemberian dan pengisian angket c) Menutup kegiatan

Adapun urutan kegiatan topik bimbingan pada tiap siklusnya, disusun dalam Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB), yang termuat pada lampiran 1.


(70)

c. Observasi

Obsevasi dilakukan selama proses kegiatan bimbingan berlangsung. Hal ini dilakukan guna mengamati pelaksanaan tindakan. Hal yang diobservasi yaitu perilaku anak selama mengikuti kegiatan bimbingan dan sikap peneliti selama memberikan bimbingan. Saat melakukan observasi, peneliti dibantu mitra kolaboratif dalam mengamati proses jalannya kegiatan bimbingan.

d. Refleksi

Pada tahap ini, peneliti berdiskusi bersama mitra kolaboratif mengenai pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan selama bimbingan berlangsung. Hal yang dirasa masih kurang optimal akan diperbaiki. Setelah tindakan dilakukan, peneliti segera mengolah data yang telah didapatkan melalui angket, observasi, dan wawancara dari setiap siklusnya untuk kemudian dianalisis.

Refleksi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terjadi saat bimbingan tiap siklusnya. Hasil dari diskusi bersama mitra kolaborator dan identifikasi melalui alat pengumpul data, akan digunakan


(71)

47

sebagai pertimbangan merencanakan pemberian tindakan bimbingan pada siklus selanjutnya

I. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu : 1. Skala/Angket.

Penyebaran skala kepercayaan diri dilakukan pada setiap akhir bimbingan. Penyebaran skala ini bertujuan untuk membandingkan hasil pre test dan post test setelah diberikan perlakuan. Skala kepercayaan diri yang diberikan kepada siswa dibuat peneliti sendiri berdasarkan teori-teori yang ada.

2. Pengamatan/Observasi

Observasi dilakukan oleh mitra kolaborator yang mengamati selama proses bimbingan dilaksanakan tiap siklus. Observasi dilakukan dengan lembar panduan observasi yang disusun oleh peneliti. Observer memberikan penilaian sesuai lembar panduan observasi, serta menuliskan apa saja yang terjadi pada setiap siklusnya, sebagai catatan untuk peneliti dalam berefleksi serta merencanakan tindakan untuk siklus berikutnya.


(72)

3. Wawancara

Sanjaya (2011: 96) menjelaskan bahwa wawancara adalah teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu untuk mendapatkan informasi-informasi. Wawancara dilakukan setelah kegiatan bimbingan terlaksana. Peneliti mewawancarai siswa yang terlihat kurang percaya diri berdasarkan hasil observasi.

4. Studi Dokumen

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah foto selama proses penelitian tindakan bimbingan dan konseling berlangsung dan catatan lapangan yang disusun oleh mitra kolaboratif.

J. Instrumen Penelitian

Menurut Winkel (2004) pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan pengertian yang luas, lebih lengkap dan lebih mendalam tentang subjek yang diteliti, serta membantunya memperoleh pemahaman akan diri sendiri. Oleh karena itu peneliti menggunakan instrumen pengumpulan data sebagai berikut :

1. Skala Kepercayaan Diri.

Skala kepercayaan diri digunakan untuk mengukur tingkat kepercayaan diri siswa pada saat bimbingan di kelas. Tingkat


(73)

49

kepercayaan diri siswa diukur menggunakan skala semantic differential. Jumlah pertanyaan dalam skala pengukuran ini sebanyak 20 butir. Masing-masing pertanyaan memiliki nilai 1-9. Contohnya sebagai berikut:

Apakah saya sudah berani tampil didepan kelas ? 1 √ 5 9

Tidak Pernah Selalu

Pada setiap butir pertanyaan siswa diharuskan untuk mengisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dengan memberikan tanda check list (V) pada rentang nilai yang sudah disiapkan. Kisi-kisi skala kepercayaan diri dapat dilihat pada lampiran 2. Berikut ini adalah kisi-kisi kepercayaan diri.


(74)

Tabel3.3

Kisi-Kisi SkalaKepercayaanDiri

Aspek Indikator NoItem Jumlah

+ -Yakin Pada Kemampuan Sendiri a.Memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri b.Tidak bergantung pada orang lain

1 3 2 4 2 2 Optimis a.Mempunyai kemampuan untuk mencapai tujuan b.Mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah dengan tepat 5 7 6 8 2 2

Obyektif a.Mempunyai sikap terbuka

b. Menilai semua persoalan dari berbagai aspek 9 11 10 12 2 2 Bertanggung jawab a.Mampu

mengambil resiko b.Mempunyai

sikap yang konsisten

13 15 14 16 2 2 Rasional

a. Bersikap dan bertindak dengan penuh pertimbangan b. Tidak mudah

percaya dengan hal-hal yang tidak bisa dinalar

17

18

1

1 Realistis a. Mempunyai sikap

yang sesuai dengan kenyataan.

b.Mampu bekerja keras sesuai dengan kemampuan 19 20 1 1


(75)

51

2. Pedoman Pengamatan/Observasi

Pedoman observasi merupakan instrumen utama yang digunakan untuk mengumpulkan data proses dalam PTK. Observasi merupakan suatu pengamatan setiap kejadian yang sedang berlangsung, dengan maksud untuk mendapatkan informasi atau data tentang perilaku siswa sebagai pengaruh tindakan yang telah dilakukan (Sanjaya, 2011: 86). Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kepercayaan diri. Lembar observasi kepercayaan diri siswa merupakan lembar yang berisi pedoman dalam melaksanakan pengamatan dan pencatatan hal penting selama bimbingan berlangsung. Hasil observasi ini juga digunakan sebagai tolak ukur tindakan berikutnya. Panduan observasi dapat dilihat pada lampiran 2. Berikut adalah kriteria panduan pengamatan yang didapatkan dari partisipasi siswa.Tabel di bawah ini merupakan lembar observasi yang digunakan oleh peneliti.


(76)

Tabel 3.4

Kriteria Panduan Pengamatan

3. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara disusun untuk menelusuri lebih lanjut tentang hal-hal yang tidak dapat diketahui melalui observasi dan pengisian skala. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Menurut Sugiyono (2010: 194) wawancara terstruktur adalah wawancara dimana peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian yang berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Selain wawancara dengan siswa peneliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas VIIA, untuk mengetahui tanggapan guru mengenai kegiatan bimbingan yang dilakasanakan. Panduan wawancara dapat dilihat pada lampiran 2

Aspek Indikator Jumlah

Responsisiswa terhadaplayanan bimbingan pribadi sosial berbasis Outboud

a. Perilakusiswayangmenunjukkan tidakpercayadiridalammengikuti bimbinganpribadisosialberbasis outbound

8 butir

b. Perilakusiswayangmenunjukkan percayadiridalammengikuti bimbinganpribadisosial berbasis outbound


(77)

53

Tabel3.5

KriteriaPanduanWawancaraSiswa

4. StudiDokumen

Dokumentasi dalam penelitian ini adalah catatan lapangan, foto, dan hasil evaluasikegiatan selama proseslayanan bimbingan berlangsung.

K. Analisis Uji Instrumen

1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010: 173). Pada penelitian ini, validitas yang dilakukan peneliti yaitu:

a. Validitas Konstruk

Sugiyono (2010: 177) menjelaskan bahwa untuk menguji validitas konstruk dapat digunakan pendapat para ahli (experts judgment). Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, selanjutnya Instrumen

Aspek Indikator Sumber

Responsisiswa terhadaplayanan bimbinganpribadi sosial berbasis Outbound

a. Kegiatan

bimbinganyang telahberlangsung. b. Penggunanaa Outbound

dalambimbingan pribadisosial. c. Ketercapaian

kepercayaandiri siswayangtinggi.

Siswakelas VIIA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(1)

Foto Penelitian


(2)

171

Foto Siklus I


(3)

(4)

173

LAMPIRAN 8

SURAT IJIN PENELITIAN


(5)

No Hal

:ATTPen1BKJ\PNUU?AM

: ljin Penelitian

Kepada

Yth. Kepala SMP N 4 Pandak Bantul

Yogyakarta

Dengan hormat,

Dengan ini kami memohonkan ijin bagi mahasiswa kami,

Nama

No Mahasiswa Program Studi

Jurusan Fakultas

Perguruan Tinggi

Yunit Dita Setiyawan

101 1 14079

Bimbingan dan Konseling llmu Pendidikan

Keguruan dan llmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Untuk melaksanakan

penelitian

dalam rangka persiapan penyusunan skripsinya, dengan

ketentuan bahwa waktu

penelitian

disesuaikan dengan waktu yang diberikan

oleh

pihak sekolah.

JudulSkripsi

:

UPAYA

PENINGKATAN KEPERCAYAAN

DIRI

MELALUI LAYANAN BIMBI NGAN PRIBADI.SOSIAL BERBASIS AUTBOU ND

Atas perhatian dan ijin yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 26 Agustus 2014

Dekan,

Tembusan:

1.

DekanFK|P

2.

Mahasiswa Ybs

3.

Arsip


(6)

PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL

DINAS PENDIDIKAN DASAR KAB. BANTUL

SMP

NEGERI

4 PANDAK

Alamat

:

Gilangharjo,

Pandak, Bantul,

Yogyakarta

55761

I

085100994384

E-Mail

:

smp4.pandak@vahoo.com

Yang

bertanda tangan

dibawah

ini

:

Nama

NIP

Jabatan

Unit

Kerja

SURAT

KETERANGAN

Nomor :4221

136

I

2015

Dra.

MARYAM

19580414

198403

2003

Kepala

Sekolah

SMP

Negeri

4 Pandak

:

YUNIT DITA

SETIYAWAN

:

101 I 14079

Menerangkan

dengan sesungguhnya bahwa:

Nama

NIM

Program

Studi

:

Bimbingan

dan

Konseling

Alamat

Instansi

:

Universitas

Sanata

Dharma

Yogyakarta

Yang

bersangkutan

telah

melaksanakan

penelitian

untuk Skripsi

dengan

judul:

"

UPAYA

MENINGKATKAN KEPERCAYAAN

DIRI

SISWA

SMP

MELALUI

LAYANAN

BIMBINGAN

PRIBADI

SOSIAL BERBASIS OUTBOND

(

Penelitian Tindakan Bimbingan

Konseling

Pada

Siswa Kelas

VII

A

SMP Negeri

4

Pandak

Bantul

Tahun

Ajaran

201312014

)

dari tanggal 27 September 2014

dan

tanggal 4

,

1 1, 18

Oktober 2014.

Demikian

surat

keterangan

ini

dibuat

agar dapat

dipergunakan

sebagaimana

mestinya.

8

Agustus

2015

olah

7

,580414

198403

2003