LATAR BELAKANG UPAYA MENINGKATKAN MINAT SISWA MENGIKUTI KONSELING INDIVIDU MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 4 BATANG TAHUN PELAJARAN 2012 2013

1 BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan garis besar sistematika penulisan skripsi.

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap individu pada umumnya selalu menemui masalah baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar individu. Pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri merupakan usaha membantu siswa dalam mengembangkan kehidupan pribadi, sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karier. Pelayanan bimbingan dan konseling memfasilitasi pengembangan diri siswa, baik secara individual maupun kelompok, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan serta peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga bertujuan membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi siswa. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dilaksanakan dengan pola 17, yang terdiri dari empat 4 macam bidang bimbingan, yaitu : bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karier; tujuh 7 macam layanan, yaitu : layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling individual, bimbingan kelompok dan konseling kelompok; serta lima 5 kegiatan pendukung, yaitu : aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus. Dari beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada peserta didik, layanan konseling individu perlu mendapat perhatian lebih. Karena layanan yang satu ini boleh dikatakan merupakan ciri khas dari layanan bimbingan dan konseling, serta pelayanan konseling individu di sekolah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat, masalah pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir difasilitasi atau dilaksanakan oleh konselor. Permasalahan yang dialami oleh siswa tidak dapat dihindari meski dengan pengajaran yang baik dari tenaga pengajar dan permasalahan yang dialami oleh siswa tidak hanya bersumber dari dalam sekolah saja namun juga dari luar sekolah. Pelayanan BK di sekolah mengacu pada empat dimensi kemanusiaan dalam rangka mewujudkan manusia seutuhnya. Dalam panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah bimbingan dan konseling di sekolah berisikan pengembangan diri, yaitu kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik. Dari uraian di atas jelas bahwa bimbingan dan konseling di sekolah sangat dibutuhkan agar siswa dapat mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dan mencapai perkembangan optimal sesuai potensi yang dimiliki. Sebenarnya masalah itu dapat diatasi dengan adanya layanan konseling individu di sekolah. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, konseling individu kurang maksimal karena kurangnya minat siswa dalam memanfaatkan layanan konseling individu tersebut. Pada dasarnya layanan konseling individu terselenggara atas inisiatif siswa. Namun demikian, konselor tidak boleh hanya sekedar menunggu saja kedatangan siswa, tetapi konselor harus aktif mengupayakan agar siswa yang bermasalah menjadi sadar bahwa dirinya bermasalah dan masalah itu tidak boleh dibiarkan begitu saja tetapi memerlukan bantuan untuk memecahkan masalah tersebut. Konseling individu merupakan layanan yang memungkinkan peserta didik siswa mendapatkan layanan langsung tatap muka secara perorangan untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Konseling merupakan proses belajar yang bertujuan agar konseli siswa dapat mengenal dirinya sendiri, menerima diri sendiri serta realistis dalam proses penyesuaian dengan lingkungannya. Suatu hubungan yang unik dalam konseling dapat membantu individu membuat keputusan, pemilihan dan rencana yang bijaksana, serta dapat berkembang dan berperan lebih baik di lingkungannnya. Dalam konseling diharapkan siswa dapat mengembangkan kesehatan mental, mengubah sikap, keputusan diri sendiri sehingga ia dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan lingkungannnya dan memberikan kesejahteraan pada diri sendiri dan masyarakat sekitar. Selain itu, juga untuk membantu individu untuk memecahkan masalah-masalah pribadi, baik sosial maupun emosional, yang dialami saat sekarang dan yang akan datang Nurihsan, 2010:11. Konseling individu tersebut diyakini sangat membantu siswa-siswa jika siswa mengikuti konseling individu dengan konselor. Tetapi jika minat siswa mengikuti konseling individu rendah maka siswa tersebut akan mengalami berbagai hambatan dalam kehidupannya. Hurlock 2004:114 menyatakan bahwa minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila orang melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, orang merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minat pun berkurang. Mengingat pentingnya konseling individu bagi siswa, idealnya layanan konseling individu diberikan oleh konselor kepada siswa dengan tujuan berkembangnya potensi siswa, mampu mengatasi masalah sendiri, dan dapat menyesuaikan diri secara positif. Willis, 2004:35. Namun, konselor kerap kali kesulitan mengadakan layanan konseling individu sehingga dampak yang timbul adalah siswa sering kebingungan dan kurang terarah dalam melakukan tindakan, selain itu siswa menjadi kurang terdidik dengan baik, dan menjadikan siswa tidak berkembang secara optimal. Salah satu kriteria keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah semakin banyak siswa yang mencari dan mendatangi guru pembimbing untuk meminta layanan konseling individu. Sukardi, 2003:47 Kenyataan yang terjadi di sekolah pada umumnya adalah siswa menganggap kalau bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu saja. Pelayanan bimbingan dan konseling bukan tersedia dan tertuju hanya untuk klien- klien tertentu saja, tetapi terbuka untuk segenap individu ataupun kelompok yang memerlukannya. www. bimbingan-konseling-isu-bk-dlm.html. Diakses pada 25 November 2012. Selain itu salah satu isu yang sangat penting bagi konselor dalam hubungan konseling adalah “kerahasiaan”. Rahasia harus bisa bukan hanya diterapkan pada klien yang ditandai, tapi juga para individu lain atau organisasi lain seperti teman, keluarga, sekolah , agen-agen keamanan dan lain-lain yang mungkin memberikan informasi, dijaga kerahasiaannya sebagai bagian dari proses klinis. Para profesional menyimpan informasi tersebut yang tidak akan pernah dibocorkan secara sembrono kepada siapapun. Selain menjaga rahasia konselor juga harus jeli dalam menangani masalah klien misalnya konselor akan membocorkan informasi kepada pihak lain hanya untuk kebaikan klien dan dibocorkan hanya dalam situasi yang ekstrim seperti membahayakan orang lain. www. KERAHASIAAN DALAM KONSELING DI ERA GLOBAL Isu Etik Antara Hak dan Kewajiban 1 Oleh Helma 2 _ Camp Counseling.htm. Diakses pada 25 November 2012. Fenomena yang ditemukan oleh peneliti di SMP Negeri 4 Batang yaitu siswa kurang berminat mengikuti layanan konseling individu. Hasil yang diperoleh dari wawancara dengan guru bimbingan dan konseling SMP Negeri 4 Batang diperoleh informasi bahwa dari semua siswa yang ada, di siswa kelas VII mempunyai minat yang rendah dalam mengikuti konseling individu. Dari jumlah total sebanyak 223 siswa, hanya ada sekitar 15 siswa yang bersedia dengan sukarela dan kemauan sendiri mengikuti konseling individu dengan konselor di sekolah, dari 15 siswa yang mengikuti konseling individu tidak ada satupun siswa dari kelasVII A yang mengikutinya, ada 3 siswa dari kelas VII B, 1 siswa dari kelas VII C, 1 siswa dari kelas VII D, 5 siswa dari kelas VII E, 3 siswa dari kelas VII F, dan 2 siswa dari kelas VII G. Jadi, di kelas VII A inilah minat siswa mengikuti konseling individu yang paling rendah diantara kelas lainnya. Dari hasil angket yang telah dianalisis konselor, pada kelas VII A merupakan kelas yang mempunyai tingkat minat yang rendah dalam mengikuti konseling individu diantara kelas yang lainnya. Konselor menambahkan bahwa terdapat 32 jumlah siswa, yang terdiri dari 16 laki-laki dan 16 perempuan, dari seluruh siswa yang ada, tidak ada yang dengan sukarela mengikuti konseling individu, dari 10 siswa yang mengikuti konseling individu hampir seluruhnya merupakan paksaan dari konselor di sekolah, itu artinya hanya siswa yang bermasalah saja yang mengikuti konseling individu dengan guru BK di sekolah dan di kelas VII A inilah paling banyak siswa yang bermasalah dengan 10 siswa. Konselor menambahkan kalau layanan konseling individu sudah disosialisasikan dan dilaksanakan namun siswa kurang antusias. Sebenarnya banyak siswa yang memiliki masalah sayangnya mereka tidak datang dengan kemauan sendiri untuk memanfaatkan layanan konseling individu dengan konselor. Siswa sering kali melakukan layanan konseling individu hanya karena dipanggil oleh konselor, hal ini bertolak dengan pemahaman bahwa konseling individu itu merupakan hal yang penting bagi siswa. Banyak penyebab sehingga siswa kurang berminat mengikuti layanan konseling individu. Berdasarkan keterangan dari beberapa siswa kelas VII A, salah satu siswa HR mengatakan bahwa konseling individu hanya untuk siswa yang bermasalah saja. Dan HR juga mempunyai pandangan yang negatif terhadap siswa yang datang ke ruang BK, karena biasanya siswa-siswa yang nakal dan bermasalah saja yang datang ke ruang BK. Sumber lain NM salah satu siswa kelas VII A memiliki keraguan bahwa masalah yang diceritakannya hanya diketahui klien itu sendiri dan konselor yang menangani seperti asas kerahasiaan yang terdapat dalam layanan konseling individu. Siswa takut apabila menceritakan masalahnya dengan konselor karena takut masalah itu akan diketahui orang banyak seperti konselor yang lain, guru mapel, teman di kelas atau bahkan orang tua dirumah. Selain itu juga ada siswa yang mengatakan bahwa ia tidak mengerti dengan konseling individu dan tidak tahu manfaatnya. Persoalan tersebut menyebabkan kurangnya minat siswa terhadap layanan konseling individu. Sedangkan menurut pengamatan peneliti, kurangnya minat siswa kelas VII terhadap layanan konseling individu diasumsikan karena adanya rasa takut dan malu dari siswa untuk bercerita dengan guru BK, hal ini disebabkan kepercayaan diri dari siswa yang kurang sehingga menimbulkan siswa enggan mengikuti konseling individu di sekolah. Adanya perasaan takut dikatakan siswa bermasalah karena berurusan dengan BK, lalu siswa juga takut kerahasiaannya akan terbongkar menjadi persoalan tambahan lain yang menyebabkan siswa lebih memilih menceritakan masalah dengan orang tua atau temannya. Melihat fenomena yang terjadi pada siswa tersebut dapat menyebabkan proses kegiatan belajar mengajar terhambat dan prestasi belajar menurun. Guna meningkatkan minat siswa mengikuti konseling individu dapat digunakan beberapa cara yang efektif, salah satunya adalah layanan bimbingan kelompok. Dewasa ini praktik bimbingan kelompok hanya dilakukan oleh konselor profesional yang memahami benar hakekat serta memiliki keterampilan dan keberanian dalam menyelenggarakan bimbingan kelompok. Melalui bimbingan kelompok diharapkan anggota kelompok dapat mengembangkan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap terarah kepada tingkah laku khususnya dalam komunikasi dan terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya imbasan pemecahan masalah tersebut bagi individu-individu lain peserta bimbingan kelompok itu sendiri menjadikan siswa diharapkan bisa merasa nyaman dan tenang untuk konseling individu. Tujuan bimbingan kelompok adalah untuk memberi informasi dan data untuk mempermudah pembuatan keputusan dan tingkah laku Mungin, 2005:17. Dari pengalaman penulis, kegiatan layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan BK yang paling digemari oleh siswa-siswa disekolah, dikarenakan didalam kegiatan bimbingan kelompok memiliki sifat yang lebih santai dan menarik karena kegiatan ini sering dilakukan di luar kelas, sehingga siswa tertarik untuk mengikuti layanan bimbingan kelompok walaupun sering diselenggarakan setelah kegiatan belajar mengajar siswa. Keunggulan dari bimbingan kelompok dengan layanan BK yang lain berada pada prosesnya, karena di dalam layanan bimbingan kelompok semua anggota kelompok diharapkan dapat mengembangkan perasaannya, pikiran, persepsi, wawasannya mengenai tema yang dibahas sehingga akan terpecahkan masalah yang dihadapinya. Brigita Branendra Wardhani Jurnal ElektronikaJurnal Gesti berdasarkan data dari penelitiannya diperoleh bahwa semakin tinggi minat yang dimiliki siswa semakin tinggi pula hasil belajarnya karena minat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajarnya usahanya. Dengan demikian minat mempengaruhi usaha pencapaian suatu hasil. Jurnal penelitian ini diunggah oleh Tri Gesti Anggarini 25 Mei 2008 No.Reg : 5212057011, mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik Elektronika. Jurnal Bimbingan dan konseling, Hery Bagus Anggoro Wicaksono Prodi Bimbingan Konseling, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia dalam penelitian yang berjudul Keefektifan Bimbingan Kelompok Terhadap Peningkatan Motivasi Berwirausaha Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Madiun Tahun Ajaran 20102011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi berwirausaha pada kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan berupa layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi berwirausaha dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak mendapat perlakuan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi berwirausaha menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Dari skor rerata yang diperoleh masing-masing kelompok tersebut ternyata skor rerata perubahan motivasi berwirausaha, sesudah mendapat perlakuan layanan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi berwirausaha hasilnya lebih meningkat. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa layanan bimbingan kelompok juga dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti konseling individu. Dari paparan fenomena yang terjadi di lapangan bahwa kebanyakan siswa tidak mempunyai minat dalam mengikuti konseling individu padahal konseling individu sangat dibutuhkan oleh siswa, tetapi siswa belum berminat mengikuti konseling individu, diharapkan dengan layanan bimbingan kelompok maka dapat mengatasi permasalahan tersebut. Maka dari itu, penulis ingin mengangkat fenomena tersebut sebagai bahan penulisan skripsi dengan judul ”Upaya Meningkatkan Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 4 Batang Tahun Pelajaran 20122013 ”.

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN RENDAHNYA MOTIVASI MENGIKUTI PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII A SMP ISLAM UNGARAN TAHUN AJARAN 2012 2013

0 4 216

MENINGKATKAN MINAT MENGIKUTI KEGIATAN KEPRAMUKAAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X 4 SMA NEGERI 11 SEMARANG

1 6 170

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 3 KENDAL TAHUN AJARAN 2012 2013

0 12 235

MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN PADA SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 13 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012 2013

1 18 176

UPAYA MENINGKATKAN NILAI KEMANDIRIAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 3 KEMBANG KECAMATAN KEMBANG KABUPATEN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2012 2013

0 3 271

Upaya Meningkatkan Asertivitas Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Kandeman Kabupaten Batang

3 21 231

MENINGKATKAN PENGENDALIAN AMARAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS VII SMP RAKSANA MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 14

Upaya meningkatkan kepercayaan diri siswa SMP melalui layanan bimbingan pribadi sosial berbasis outbound (penelitian tindakan bimbingan konseling pada siswa kelas VIIA SMP Negeri 4 Pandak Bantul tahun ajaran 2013 / 2014).

2 6 201

UPAYA MENINGKATKAN AKHLAK MULIA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI TKR 01SMK MUHAMMADIYAH KUDUSTAHUN PELAJARAN 2012 2013

0 0 22

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS VIII A SMP N 4 BAE KUDUS TAHUN PELAJARAN 20122013

0 0 15