Tahap-Tahap Bimbingan Kelompok Layanan Bimbingan Kelompok

dilakukan dalam penelitian kali ini, maka akan digunakan layanan bimbingan kelompok dengan kelompok tugas dimana permasalahan yang dibahas dalam kelompok nanti ditentukan oleh pemimpin kelompok.

2.3.4 Tahap-Tahap Bimbingan Kelompok

Terdapat empat tahap yang harus dilaksanakan dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok. Tahap-tahap tersebut antara lain meliputi 1 tahap pembentukan, 2 tahap peralihan, 3 tahap kegiatan dan 4 tahap pengakhiran. Adapun penjelasan mengenai tahapan dalam bimbingan kelompok tersebut akan diuraikan sebagai berikut: 2.3.4.1. Tahap Pembentukan Tahap awal atau tahap permulaan sebagai tahap persiapan dalam rangka pembentukan kelompok. Dapat dikatakan pula bahwa tahap awal merupakan pondasi untuk menyelenggarakan tahap kegiatan yang selanjutnya dalam bimbingan kelompok. Apabila tahap pembentukan dapat berjalan dengan baik, maka hal tersebut akan membantu mewujudkan keberhasilan kelompok dalam menempuh tahap-tahap selanjutnya. Adapun tujuan dari dilakukannya tahap pembentukan dijabarkan oleh Prayitno 1995: 44 sebagai berikut: 1 Anggota memahami pengertian dan kegiatan kelompok 2 Tumbuhnya suasana kelompok. 3 Tumbuhnya minat anggota mengikuti kegiatan kelompok. 4 Tumbuhnya saling mengenal, percaya, menerima, dan membantu di antara para anggota. 5 Tumbuhnya suasana bebas dan terbuka. 6 Dimulainya pembahasan tingkah laku dan perasaan dalam kelompok. Menurut Prayitno 1995:44 peranan pemimpin kelompok pada tahap pembentukan di antaranya adalah: 1 Menampilkan diri secara utuh dan terbuka. 2 Menampilkan penghormatan kepada orang lain, hangat, tulus, bersedia membantu dan penuh empati. 3 Bertindak sebagai contoh. Dengan adanya keterbukaan yang ditampilkan oleh pemimpin kelompok, maka hal tersebut diharapkan dapat mendorong munculnya keterbukaan dan rasa saling menerima pula di antara anggota kelompok. Pemimpin kelompok harus siap menjadi contoh dan panutan yang baik bagi anggota kelompok. Adanya pengormatan kepada orang lain, sikap hangat, tulus, bersedia membantu dan penuh empati yang ditunjukkan oleh pemimpin kelompok diharapkan dapat diterapkan pula oleh anggota kelompok. Apabila pemimpin kelompok dapat mewujudkan perannya dengan baik dalam tahap pembentukan ini, maka suasana dan dinamika kelompok juga akan berhasil diwujudkan. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada tahap pembentukan akan diuraikan oleh Prayitno 1995: 44 sebagai berikut: 1 Mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan bimbingan kelompok. 2 Menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan bimbingan kelompok. 3 Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri. 4 Permainan pengahangatan atau pengakraban. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa dalam tahap pembentukan diutamakan munculnya perasaan-perasaan dan sikap-sikap positif dari anggota kelompok seperti adanya saling keterbukaan, kesukarelaan, saling percaya dan menerima satu sama lain, perasaan senang, nyaman, partisipasi yang aktif dari anggota kelompok, dan lain sebagainya. Terbinanya perasaan dan sikap positif tersebut dimaksudkan untuk membina suasana dan dinamika kelompok yang aktif, hidup, serta produktif agar tahap demi tahap dalam bimbingan kelompok dapat dilalui dengan baik. Hal tersebut perlu diwujudkan dalam tahap pembentukan demi keberhasilan dan tercapainya tujuan dari kegiatan layanan bimbingan kelompok. 2.3.4.2. Tahap Peralihan Tahap peralihan menurut Prayitno 1995: 47 dijelaskan sebagai tahap peralihan yang menjembatani antara tahap pertama tahap pembentukan dan tahap ketiga tehap kegiatan. Pada tahap peralihan ini akan dapat diketahui kesiapan dari para anggota kelompok untuk masuk ke tahap selanjutnya. Beberapa hal yang perlu dimantapkan kembali dalam tahap ini antara lain adalah hal-hal yang menjadi bahasan dalam tahap pembentukan seperti tujuan kegiatan kelompok, asas-asas kegiatan bimbingan kelompok, kesiapan anggota, dan lain sebagainya. Dalam tahap ini pula pemimpin kelompok dapat menegaskan jenis kegiatan bimbingan yang dilakukan termasuk ke dalam kelompok tugas atau bebas. Menurut Prayitno 1995: 47 tujuan dari adanya tahap peralihan adalah sebagai berikut: 1 Terbebaskannya anggota kelompok dari perasaan atau sikap enggan, ragu, malu atau saling tidak percaya untuk memasuki tahap berikutnya. 2 Makin mantapnya suasana kelompok dan kebersamaan. 3 Makin mantapnya minat untuk ikut serta dalam kegiatan kelompok. Melalui tahap peralihan akan dapat diketahui kesiapan dari para anggota kelompok untuk mengikuti atau memasuki tahap selanjutnya. Dalam tahap ini harapannya adalah perasaan dan sikap positif siswa dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok yang telah terbentuk dalam tahap pembentukan dapat dipertahankan dan bahkan lebih ditingkatkan lagi, sehingga suasana dan dinamika kelompok yang muncul adalah dinamika kelompok yang aktif, kuat, dan mantap. Dengan terciptanya suasana dan dinamika kelompok yang positif tersebut, maka tahap pembentukan dalam bimbingan kelompok dapat dikatakan berhasil dan kegiatan kelompok dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya. Prayitno 1995: 47 menjelaskan pula peranan pemimpin kelompok pada tahap peralihan yaitu : 1 Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka. 2 Tidak mempergunakan cara-cara yang bersifat langsung atau mengambil alih kuasanya. 3 Mendorong dibahasnya suasana perasaan. 4 Membuka diri, sebagai contoh, dan penuh empati. Dengan demikian peranan pemimpin kelompok dalam tahap ini secara garis besar adalah mengamati dinamika kelompok yang terjadi dalam kelompok. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah kelompok telah siap mengikuti kegiatan selanjutnya. Untuk itu diperlukan kepekaan dari pemimpin kelompok terhadap sikap- sikap dan perasaan-perasaan yang diungkapkan oleh anggota kelompoknya melalui ucapan dan tingkah laku selama mengikuti proses kegiatan. Tahap peralihan ini sangat penting untuk mempertahankan dan memantapkan kembali dinamika kelompok yang telah tercipta selama tahap pembentukan. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada tahap ini oleh Prayitno 1995: 47 dijabarkan sebagai berikut: 1 Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya. 2 Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya tahap ketiga. 3 Membahas suasana yang terjadi. 4 Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota. 5 Kalau perlu kembali kebeberapa aspek tahap pertamatahap pembentukan. Dengan melihat uraian tersebut di atas, maka pemimpin kelompok haruslah aktif untuk membantu anggota kelompok dalam meningkatkan kualitas dinamika kelompok yang ada. Hal-hal yang telah dibahas dalam tahap pembentukan juga perlu dimantapkan kembali dalam diri anggota kelompok agar benar-benar siap mengikuti dan memasuki tahap kegiatan selanjutnya. Apabila anggota kelompok belum siap mengikuti kegiatan selanjutnya, maka pemimpin kelompok tidak boleh memaksakan anggota kelompok untuk melanjutkan tahap berikutnya. Dalam hal ini pemimpin kelompok perlu kembali memantapkan apa yang telah dipelajari dan dibahas pada tahap sebelumnya yaitu tahap pembentukan. Setelah anggota kelompok benar-benar siap, maka barulah proses kegiatan bimbingan kelompok dilanjutkan pada tahap kegiatan. 2.3.4.3. Tahap Kegiatan Tahap ini merupakan tahap inti dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok, namun keberhasilan pada tahap ini tidak terlepas pada hasil dari dua tahap sebelumnya yaitu tahap pembentukan dan peralihan. Jika tahap pembentukan dan peralihan yang dilakukan sebelumnya berhasil ditempuh oleh pemimpin dan anggota kelompok dengan baik, maka tahap ini akan berlangsung dengan baik pula. Pada kegiatan ini anggota kelompok dituntut untuk berpartisipasi aktif dalam kelompok, sehingga terciptanya suasana pengembangan diri bagi anggota kelompok. Pengembangan yang dimaksud adalah pengembangan kemampuan berkomunikasi, mengajukan pendapat, menanggapi pendapat dengan terbuka, sabar dan tenggang rasa, maupun menyangkut pemecahan masalah yang dikemukakan dalam kelompok. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa terkait dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan kali ini, maka model kelompok yang akan digunakan dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok adalah kelompok tugas. Dalam hal ini Prayitno 1995: 57 menjelaskan tujuaan yang ingin dicapai pada tahap kegiatan dalam kelompok tugas. Tujuan tersebut antara lain adalah: 1 Terbahasnya suatu masalah atau topik yang relevan dengan kehidupan anggota secara mendalam dan tuntas. 2 Ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan, baik yang menyangkut unsur-unsur tingkah laku, pemikiran, maupun perasaan. Dengan demikian yang menjadi inti dari tahap kegiatan dalam layanan bimbingan kelompok ini adalah terpecahkannya permasalahan dan topik-topik yang dibahas dalam kegiatan secara tuntas dan mendalam. Untuk itu dituntut adanya partisipasi aktif dari anggota kelompok selama berlangsungnya proses kegiatan. Partisipasi tersebut dapat ditunjukkan anggota kelompok melalui pengungkapan tingkah laku, pikiran, dan perasaan yang mendukung seperti mengungkapkan pendapat, gagasan atau ide, menunjukkan empati, penerimaan, dan penghargaan terhadap anggota kelompok lainnya, serta membantu tercapainya tujuan bimbingan kelompok itu sendiri yaitu berkembangnya wawasan, persepsi, keterampilan, dan sikap bagi pengembangan tingkah laku efektif yang nantinya mampu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini dijelaskan oleh Prayitno 1995: 57 sebagai berikut: 1 Pemimpin kelompok mengemukakan suatu masalah atau topik. 2 Tanya jawab antara anggota dan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas yang menyangkut masalah atau topik yang dikemukakan oleh pemimpin kelompok. 3 Anggota membahas masalah atau topik yang mendalam tersebut secara tuntas. 4 Kegiatan selingan. Dengan demikian bahwa tema yang akan dibahas secara tuntas melalui kegiatan bimbingan kelompok dengan kelompok tugas bukan berasal dari anggota kelompok, melainkan ditentukan oleh pemimpin kelompok. Hal ini dimaksudkan agar tercapainya tujuan-tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Pembahasan tema dan permasalahan tersebut diikuti secara aktif oleh anggota kelompok sampai pada pembahasan mendalam dan bahkan sampai masalah dan tema tersebut tergarap secara tuntas. Pemimpin kelompok perlu menguasai secara mendalam tema dan permasalahan yang ditetapkan dalam kegiatan kelompok agar informasi yang disampaikan oleh anggota kelompok nantinya benar-benar dapat terserap dan dipahami seutuhnya oleh anggota kelompok. Untuk menghindari adanya ketegangan dan ketidaknyamanan selama mengikuti proses kegiatan, maka dapat dilakukan kegiatan selingan untuk meregangkan dan mencairkan suasana dalam tahap kegiatan. Kegiatan selingan dapat berupa permainan ataupun hiburan yang disepakati dan dilakukan bersama-sama oleh anggota dan pemimpin kelompok. Kegiatan selingan tersebut dimaksudkan untuk memelihara dinamika kelompok agar tetap kuat dan mantap. Setelah suasana kelompok dapat dicairkan dan anggota kelompok telah kembali siap, maka kegiatan pembahasan dapat dilakukan kembali hingga sampai pada pembahasan tema dan topik permasalahan secara tuntas. Adapun peran pemimpin kelompok dalam tahap kegiatan ini menurut Prayitno 1995: 57 adalah “sebagai pengatur lalu lintas yang sabar dan terbuka serta aktif tetapi tidak terlalu banyak bicara”. Hal ini menjelaskan bahwa pemimpin kelompok hanya membantu anggota kelompok dalam menunjukkan arah dan mengatur jalannya kegiatan bimbingan kelompok. Hal ini dilakukan agar anggota kelompok dapat aktif sepenuhnya selama proses kegiatan namun tidak menyimpang dari tujuan yang hendak dicapai. Selain itu peran pemimpin kelompok ini dimaksudkan pula untuk menjaga agar kelompok tetap memiliki dinamika kelompok yang utuh dan kuat sehingga tidak terjadi perpecahan antar anggota kelompok apabila terjadi perbedaan pendapat, ide, maupun gagasan. Dengan terwujudnya peran pemimpin kelompok tersebut, maka diharapkan kegiatan bimbingan kelompok juga akan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. 2.3.4.4. Tahap Pengakhiran Tahap pengakhiran merupakan tahap untuk mengetahui sejauh mana kegiatan yang telah dilakukan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tahap ini merupakan tahap penutup dari seluruh rangkaian pertemuan kegiatan bimbingan kelompok dengan tujuan telah tercapainya suatu pemecahan masalah oleh kelompok tersebut. Untuk itu dalam tahap pengakhiran terdapat dua kegiatan yang utama, yaitu evaluasi dan tindak lanjut. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah dicapai oleh anggota kelompok, sedangkan follow up tindak lanjut dilakukan untuk memberikan tindakan lanjutan bagi anggota kelompok untuk menyusun atau mencapai tujuan-tujuan lain yang ingin dicapai atau menjadi harapan anggota kelompok selanjutnya. Berkaitan dengan tahap pengakhiran dalam bimbingan kelompok Prayitno 1995: 58 memberikan penjelasan bahwa: “ketika kelompok memasuki tahap pengakhiran, kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada penjelajahan tentang apakah para anggota kelompok akan mampu menerapkan hal-hal yang telah mereka pelajari dalam suasana kelompok pada kehidupan nyata mereka sehari-hari. Peranan pemimpin kelompok di sini ialah memberikan penguatan reinforcement terhadap hasil-hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu, khususnya terhadap keikutsertaan secara aktif para anggota dan hasil- hasil yang telah dicapai oleh masing- masing anggota kelompok.” Kemudian tujuan dari dilakukannya tahap pengakhiran dalam bimbingan kelompok dijelaskan pula oleh Prayitno 1995: 60 sebagai berikut: 1 Terungkapnya kesan-kesan anggota kelompok tentang pelaksanaan kegiatan. 2 Terungkapnya hasil kegiatan kelompok yang telah dicapai yang dikemukakan secara mendalam dan tuntas. 3 Terumuskannya rencana kegiatan lebih lanjut. 4 Tetap dirasakannya hubungan kelompok dan rasa kebersamaan meskipun kegiatan diakhiri. Melalui uraian tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa dalam tahap pengakhiran akan dikaji lebih jauh hasil dari kegiatan yang telah dilakukan anggota kelompok yaitu dengan melihat sejauh mana anggota kelompok akan mampu memanfaatkan hasil kegiatan tersebut dalam kehidupan mereka sehari-hari secara efektif. Hal tersebut terkait dengan pengembangan wawasan, persepsi, keterampilan dan tingkah laku baru yang lebih efektif setelah anggota kelompok mengikuti kegiatan. Dalam hal ini pemimpin kelompok memiliki peranan untuk memberikan penguatan kepada anggota kelompok. Penguatan tersebut dimaksudkan agar anggota kelompok menjadi lebih termotivasi untuk menerapkan hasil yang telah mereka dapatkan selama mengikuti proses kegiatan, serta menciptakan suasana yang menyenangkan dan mengesankan, sehingga semua anggota kelompok merasa memperoleh manfaat yang besar dari kegiatan yang telah dilakukan dan tertarik untuk mengikuti kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya. Dengan adanya hal tersebut, maka tingkah laku baru yang lebih efektif akan dapat diwujudkan oleh anggota kelompok dalam kehidupan sehari-harinya. Selanjutnya peran yang dilakukan oleh pemimpin kelompok dalam tahap pengakhiran diuraikan oleh Prayitno 1995: 60 sebagai berikut: 1 Tetap mengusahakan suasana hangat, bebas, dan terbuka. 2 Memberikan pernyataan dan mengucapkan terima kasih atas keikutsertaan anggota. 3 Memberikan semangat untuk kegiatan lebih lanjut. 4 Penuh rasa persahabatan dan empati. Peran yang dilakukan oleh pemimpin kelompok dalam tahap pengakhiran seperti yang tersebut di atas dilakukan pemimpin kelompok dalam rangka untuk memelihara dinamika kelompok yang telah dibina sejak tahap pembentukan. Terbinanya dinamika kelompok secara kuat dan mantap dari tahap pembentukan hingga kegiatan diakhiri akan membantu tercapainya tujuan dari kegiatan bimbingan kelompok itu sendiri. selain itu hal tersebut juga akan membantu kelompok untuk mengikuti kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya dengan lebih baik, sehingga dalam pertemuan-pertemuan berikutnya akan lebih menghemat waktu dan tercapainya tujuan layanan bimbingan kelompok yang lebih optimal. Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada tahap ini seperti yang dijelaskan oleh Prayitno 1995: 60 antara lain: 1 Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri. 2 Pemimpin dan anggota kelompok bersama-sama mengemukakan pesan dan hasil-hasil kegiatan. 3 Pemimpin dan anggota kelompok bersama-sama membahas kegiatan lanjutan. yang akan dilakukan Anggota kelompok mengungkapkan pesan dan harapannya setelah mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok

2.3.5 Teknik-Teknik Dalam Bimbingan Kelompok

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN RENDAHNYA MOTIVASI MENGIKUTI PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII A SMP ISLAM UNGARAN TAHUN AJARAN 2012 2013

0 4 216

MENINGKATKAN MINAT MENGIKUTI KEGIATAN KEPRAMUKAAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X 4 SMA NEGERI 11 SEMARANG

1 6 170

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 3 KENDAL TAHUN AJARAN 2012 2013

0 12 235

MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN PADA SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 13 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012 2013

1 18 176

UPAYA MENINGKATKAN NILAI KEMANDIRIAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 3 KEMBANG KECAMATAN KEMBANG KABUPATEN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2012 2013

0 3 271

Upaya Meningkatkan Asertivitas Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Kandeman Kabupaten Batang

3 21 231

MENINGKATKAN PENGENDALIAN AMARAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS VII SMP RAKSANA MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 14

Upaya meningkatkan kepercayaan diri siswa SMP melalui layanan bimbingan pribadi sosial berbasis outbound (penelitian tindakan bimbingan konseling pada siswa kelas VIIA SMP Negeri 4 Pandak Bantul tahun ajaran 2013 / 2014).

2 6 201

UPAYA MENINGKATKAN AKHLAK MULIA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI TKR 01SMK MUHAMMADIYAH KUDUSTAHUN PELAJARAN 2012 2013

0 0 22

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS VIII A SMP N 4 BAE KUDUS TAHUN PELAJARAN 20122013

0 0 15