86 here
telah memenuhi indikator keberhasilan. Keberhasilan dari penelitian ini dapat dilihat dari tercapainya semua indikator keberhasilan performansi guru,
aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa yang menjadi tolok ukur keberhasilan penelitian. Selanjutnya pembahasan mengenai hasil penelitian
dilakukan dengan memaparkan pemaknaan temuan penelitian dan implikasi hasil penelitian yang secara lengkap diuraikan sebagai berikut:
4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian
Berdasarkan rangkaian proses penelitian yang dilakukan peneliti, terjadi peningkatan performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa.
Performansi guru berkaitan dengan tampilan guru selama merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Ada dua kategori yang diamati selama
penelitian dalam kaitannya dengan performansi guru, yaitu pengamatan dalam perencanaan APKG I dan pelaksanaan pembelajaran APKG II. Agar
Pembelajaran yang dilakukan guru dapat berhasil, perlu adanya rancangan pembelajaran yang baik pula. Karena pada dasarnya perencanaan dan persiapan
yang baik, akan membuat proses pembelajaran belangsung dengan baik, sehingga akan menghasilkan sesuatu yang baik pula.
Penilaian performansi guru dalam perencanaan pembelajaran meningkat dengan baik, karena guru telah merancang penerapan metode pembelajaran
everyone is a teacher here yang sangat cocok dengan karekteristik siswa dan
materi pembelajaran, sedangkan meningkatnya nilai performansi guru dalam pelaksanaan pembelajaran juga meningkat dengan baik. Hal ini tidak lepas dari
penerapan metode pembelajaran everyone is a teacher here yang telah terealisasi dengan baik, sehingga siswa mampu berpartisipasi aktif dalam proses
87 pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Suprijono 2012: 110 yang
menyatakan bahwa penggunaan metode everyone is a teacher here merupakan cara yang tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan maupun
individual. Metode pembelajaran ini berpotensi membuat siswa aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, sehingga siswa terlatih untuk mengemukakan
pendapatnya di depan kelas tanpa rasa takut dan malu. Peningkatan performansi guru pada siklus I mencapai 71,25. Sedangkan
pada siklus II meningkat menjadi 80,32. Nilai akhir performansi guru tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 71. Hasil
penilaian yang menggunakan APKG I menunjukkan penguasaan kompetensi pedagogik guru dalam menyusun RPP dan APKG II menunjukkan penguasaan
kompetensi profesional guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan meningkatnya nilai APKG I dan II, berarti meningkat pula potensi guru dalam
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang berkualitas. Peningkatan hasil penilaian aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II selama
pelaksanaan tindakan pembelajaran, juga menunjukkan bahwa siswa telah mengalami proses belajar. Proses belajar merupakan sesuatu yang dialami oleh
siswa dan aktivitas belajar merupakan sesuatu yang dapat diamati oleh guru. Aktivitas siswa dapat dilihat dalam berbagai hal, antara lain saat siswa
memperhatikan penjelasan materi yang diberikan oleh guru. Selain itu, juga dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan, dan
menanggapi jawaban temannya serta kontribusi dan sikap siswa dalam diskusi serta kerja kelompok. Dengan kata lain, aktivitas siswa berkaitan dengan kegiatan
88 yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Sebagaimana dinyatakan
Sardiman 2011: 100 bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, maksudnya aktivitas belajar siswa merupakan seluruh aktivitas
siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Siswa yang aktif akan mengikuti kegiatan belajar dengan sungguh-sungguh,
antusias, dan semangat yang tinggi. Siswa tidak segan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan serta menanggapi jawaban temannya. Selain itu, siswa
berkontribusi dalam diskusi dan kerja kelompok untuk memecahkan permasalahan bersama teman kelompoknya.
Sebelum dilakukan tindakan siklus I, peneliti mengadakan tes awal untuk mengukur kemampuan awal siswa. Dari hasil tes awal dapat diketahui rata-rata
kelas sebesar 61,94. Pada siklus I setelah dilakukan tindakan rata-rata kelas sebesar 72,68, dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 74,47
sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata kelas pada siklus I sudah cukup baik memenuhi KKM yang ditetapkan yaitu
≥71. Pada siklus II ketuntasan belajar klasikal meningkat sebesar 87,23 dan rata-rata kelas mencapai 87,13. Setelah
dilakukan tindakan siklus II, peneliti juga mengadakan tes akhir untuk mengukur kemampuan siswa setelah dilakukan tindakan. Dari data tes akhir yang diperoleh
dapat diketahui bahwa rata-rata kelas sebesar 92 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 100. Artinya seluruh siswa telah memenuhi KKM,
sehingga dapat dikatakan ketuntasan belajar klasikal pada siklus I dan II serta tes akhir sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 75.
89 Peningkatan belajar klasikal seperti pada grafik di atas, menunjukkan
bahwa siswa telah mengalami proses belajar, sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku berupa aktivitas dan hasil belajar siswa. Sebagaimana dinyatakan
Slameto 2010: 2, bahwa “belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” Proses belajar terjadi karena siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan
sekitar. Lingkungan yang dipelajari siswa berupa benda-benda seperti handphone, laptop, dan pengeras suara yang berada di sekitar siswa dan materi pelajaran yang
bisa dijadikan sebagai bahan belajar. Melalui proses belajar tersebut, siswa mengalami perubahan tingkah laku berupa aktivitas dan hasil belajar. Hasil
belajar menunjukkan tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ditetapkan. Tindakan belajar siswa tampak sebagai aktivitas belajar yang dapat diamati oleh guru. Melalui penilaian hasil belajar dapat dilihat perubahan tingkah
laku yang dapat diamati setelah mengikuti kegiatan belajar.
4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian