22 yang dipilih dan digunakan untuk memfasilitasi siswa belajar, sehingga tercapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2.1.8 Performansi Guru
Performansi berasal dari kata “performance” Bahasa Inggris yang artinya kinerja. Performansi guru dapat diartikan sebagai kinerja guru. Menurut
Wahyudi 2012: 103, “kinerja guru adalah prestasi yang diperlihatkan dalam bentuk perilaku”. Rusman 2012: 50 mengutarakan bahwa “berkaitan dengan
kinerja guru, perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu berkaitan dengan bagaimana guru merencanakan
pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar”. Supriyadi 1999 dalam Wahyudi 2012: 104 mengemukakan bahwa “guru yang
mempunyai kinerja baik adalah guru yang profesional dan memiliki pengetahuan dan kemampuan profesi”. Berkaitan dengan pendapat tersebut Kunandar 2007:
51 menambahkan bahwa “guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk menjalankan tugas pendidikan dan
pengajaran”. Senada dengan pendapat tersebut, menurut PP No. 19 Tahun 2005 pasal 28
ayat 3 dan UU No. 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 dalam Sagala 2009: 30, menyatakan kompetensi pendidik sebagai agen pembelajaran pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Lebih lanjut Sumiati
dan Asra 2009: 242-4 menjelaskan keempat kompetensi tersebut. Pertama
23 kompetensi pedagogik merujuk pada kemampuan guru dalam mengelola proses
pembelajaran mencakup perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan kemampuan siswa. Kemampuan pedagogik guru
terdiri dari penguasaan karakteristik siswa, penguasaan teori belajar, mengembangkan kurikulum, menyelenggaraan kegiatan yang mendidik,
pemanfaatan teknologi untuk kepentingan pendidikan, memfasilitasi pengembangan potensi siswa, berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
dengan siswa, melakukan penilaian proses dan hasil belajar, serta melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Kompetensi kedua yaitu kompetensi kepribadian. Seorang guru dalam mencerminkan kepribadian harus bertindak sesuai dengan norma, menampilkan
diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi siswa dan masyarakat, pribadi yang mantap, stabil, dan dewasa, arif dan berwibawa,
menunjukkan etos kerja, tannggung jawab, rasa bangga menjadi guru, serta rasa percaya diri serta menjunjung tinggi kode etik profesi guru. Selanjutnya
kompetensi yang ketiga yaitu kompetensi sosial. Kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi, bekerjasama, bergaul, simpatik, dan
mempunyai jiwa yang menyenangkan. Kompetensi sosial guru meliputi bertindak objektif serta tidak diskriminatif, berkomunikasi secara efektif, empatik dan
santun, beradaptasi di tempat bertugas dan berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau dalam bentuk lain.
Keempat yaitu kompetensi profesional yang berkaitan dengan kemampuan guru dalam proses pembelajaran. Kompetensi profesional guru meliputi
24 penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan, menguasai standar
kompetensi dan kompetensi dasar, mengembangkan materi pelajaran secara kreatif, mengembangkan keprofesionalan dengan tindakan reflektif, dan
memanfaatkan teknologi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa performansi guru adalah kinerja guru yang
berkaitan dengan kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya yang berpedoman pada keempat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru
yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
2.1.9 Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial IPS