Latar Belakang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

A. Latar Belakang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Manusia sebagai makhluk sosial (zoon politicon) dalam pergaulan hidupnya di dalam masyarakat merupakan hal yang wajar bila terjadi banyak perbedaan-perbedaan, seperti perbedaan kepentingan dan pandangan terhadap sesuatu. Dampak dari hal tersebut adalah munculnya konflik. Menurut Ronny Hanitijo, konflik adalah situasi (keadaan) dimana dua atau lebih pihak-pihak memperjuangkan tujuan mereka masing-masing yang tidak dapat dipersatukan dan dimana tiap-tiap pihak mencoba meyakinkan

pihak lain akan kebenaran tujuannya masing-masing. 47 Jika dilihat dari pengertian konflik di atas dapat ditarik unsur-unsurnya: ؈ Adanya dua orang atau lebih, ؈ Para pihak memperjuangkan tujuan mereka masing-masing, ؈ Dimana keinginan mereka tersebut tidak dapat dipersatukan, ؈ Tiap-tiap pihak mencoba meyakinkan pihak lain akan kebenaran

tujuannya masing-masing. Perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan buruh atau serikat buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antar serikat buruh dalam satu perusahaan.

Perselisihan hubungan industrial sebenarnya sejak lama akrab dengan hubungan ketenagakerjaan di Indonesia. Tetapi Ini bukan satu-satunya masalah yang dialami oleh Indonesia saja, karena ini merupakan perhatian serius negara-negara di seluruh dunia. Dan perselisihan hubungan industrial tidak hanya terjadi di negara berkembang namun juga di negara maju. Perselisihan hubungan industrial biasanya terkait kepentingan antara pekerja dengan pengusaha yang berpeluang menimbulkan perbedaan pendapat.

47 http://andiansyah-hukumbisnis.blogspot.com/2013_01_01_archive.html.

Perselisihan di bidang hubungan industrial dapat terjadi karena belum adanya hak yang telah ditetapkan dan tertuang di dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama maupun peraturan perundang-undangan. Perselisihan hubungan industrial akan berpotensi adanya tindakan atau aksi-aksi pemogokan kerja dan demonstrasi buruh. Biasanya hal tersebut terjadi dikarenakan ketidakpuasan terhadap kebijaksanaan yang diambil pengusaha. Majikan berusaha untuk memberikan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang menurut pertimbangannya sudah baik dan bakal diterima oleh buruh, namun dari pihak buruh mempunyai pemikiran lain. Hal demikian selalu menjadi awal dari perselisihan hubungan industrial sangat populer di Indonesia bahkan di seluruh dunia dari tahun ke tahun. Perselisihan hubungan industrial sekarang menjadi perhatian serius pemerintah.

Masalah yang dialami kedua belah pihak secara umum berkisar pada masalah-masalah: ٞ pengupahan, ٞ jaminan sosial, ٞ perilaku penugasan yang kadang-kadang dirasakan kurang sesuai

dengan kepribadian, ٞ daya kerja dan kemampuan yang dirasakan kurang sesuai dengan pekerjaan yang diembannya, ٞ adanya masalah pribadi. Apabila perselisihan-perselisihan di atas terus berlangsung, maka kedua belah pihak, baik buruh maupun pengusaha, akan sama- sama menghadapi resiko kerugian. Sehingga jalan keluar terbaik untuk mengurangi resiko kerugian tersebut adalah dengan meminimalkan konflik. Pemahaman ini harus ditanamkan pada diri pengusaha dan buruh, karena konflik sama dengan rugi.

Pemerintah yang berada di tengah-tengah atau sebagai jembatan antara majikan pengusaha dan buruh, sebenarnya tidak mungkin menghendaki terjadinya perselisihan di antara kedua belah pihak, karena dengan adanya perselisihan tersebut yang mengalami kerugian tidak hanya dari pihak pengusaha dan atau pihak buruh saja, namun juga pihak pemerintah. Oleh karena itu pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah hubungan industrial, pemerintah turut terlibat dalam menyelesaikannya. Salah satu upaya pemerintah Pemerintah yang berada di tengah-tengah atau sebagai jembatan antara majikan pengusaha dan buruh, sebenarnya tidak mungkin menghendaki terjadinya perselisihan di antara kedua belah pihak, karena dengan adanya perselisihan tersebut yang mengalami kerugian tidak hanya dari pihak pengusaha dan atau pihak buruh saja, namun juga pihak pemerintah. Oleh karena itu pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah hubungan industrial, pemerintah turut terlibat dalam menyelesaikannya. Salah satu upaya pemerintah