Hal-Hal Yang Mempengaruhi Putusan Pengadilan
D. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Putusan Pengadilan
Dalam pembahasan kali ini tidak hanya membahas mengenai hal-hal yang dapat mempengaruhi putusan Pengadilan Hubungan Industrial akan tetapi seluruh putusan pengadilan di wilayah Republik Indonesia. Sesungguhnya yang tidak dapat mempengaruhi putusan sebenar-benarnya adalah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum bersalah melakukan sesuatu. Sedangkan yang mempengaruhi adalah:
Tekanan organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, organisasi internasional, misal ILO. Budaya suap, hal ini sudah tidak dapat dipungkiri lagi dikalangan pejabat Indonesia. Nama besar seorang penggugat atau tergugat. Media masa, sering kali koran, televisi mengambil andil besar dalam
putusan pengadilan, biasanya hakim akan lebih bijaksana dalam memutuskan, karena disaksikan oleh khalayak.
Pembuktian dalam persidangan, semisal dalam kasus pemutusan hubungan kerja, dalam pembuktian pengusaha memang sudah tidak
mampu membayar pekerja lagi, maka hakim dapat memutuskan berdasarkan bukti tersebut.
Kualitas hakim (pendidikan tinggi), meski hakim sudah dilatih dan dididik oleh Mahkamah Agung, di Pusdiklat Teknis Peradilan, Badan
Litbang Diklat Kumdil. Di Mega Mendung, Bogor, hal ini tidak menjamin apakah hakim dapat menguasai permasalahan yang diberikan, mengingat hakim hanyalah seorang manusia, yang dibekali ilmu dan pengetahuan yang terbatas.
Kualitas pengacara. Pendidikan tinggi tergugat atau penggugat, pendidikan tinggi yang
dimaksud disini termasuk penguasaan terhadap materi gugatan yang diajukan dipersidangan, termasuk penggugat atau tergugat menguasai pula hukum acara.
Kuantitas perkara yang ditangani oleh hakim, jika perkara yang ditangani oleh hakim terlalu banyak, maka sudah wajar jika hakim merasa jenuh, sehingga mempengaruhi perkaranya.
Komisi Pemberantasan Korupsi, jika sudah dibayang-bayangi oleh hadirnya Komisi Pemberantasan Korupsi dalam suatu perkara maka hakim akan lebih netral dalam memutuskan perkara.
Komisi yudisial, munculnya lembaga yang tergolong baru ini, setidaknya
memberikan nafas keadilan baru, setidaknya hakim akan lebih berpikir dua kali untuk melakukan upaya penyimpangan etik.
Kesejahteraan hakim, pada saat ini kesejahteraan hakim sudah sangat
layak, jika hakim masih menyimpang hal ini dikarenakan adanya ketamakan semata.
Kualitas saksi ahli, terkadang dalam proses beracara di peradilan, saksi
ahli yang diajukan tidak benar-benar menguasai materi, hasilnya putusan pengadilan terkadang masih mengambang.
Nama besar pengacara, nama-nama seperti Hotman Paris Hutapea,
Adnan Buyung Nasution, Ruhut Sitompul, Farhat Abbas adalah sebagian nama-nama pengacara yang tenar di Indonesia, mengingat jam terbang mereka, dan kualitas serta kuantitas kasus-kasus mereka, terkadang pendapat mereka benar-benar dipertimbangkan hakim dalam putusan pengadilan.
Hubungan harmonis antar hakim majelis, hubungan harmonis antara
hakim dalam satu majelis dalam sidang harus dibina, hal ini untuk menghindari pendapat berbeda, atau untuk menghindari putusan- putusan yang tidak terarah. Dissenting opinion itu sendiri lebih sering digunakan di negara-negara yang menganut sistem hukum Anglo Saxon seperti Amerika Serikat dan Kerajaan Inggris. Pada sistem hukum tersebut, dissenting opinion digunakan jika terjadi perbedaan pendapat antara seorang hakim dengan hakim lain yang putusannya bersifat mayoritas. Pendapat Hakim yang berbeda dengan putusan tersebut akan ikut dilampirkan dalam putusan dan menjadi dissenting opinion. Di Amerika Serikat yang menjadi perdebatan oleh para hakim adalah kasus yang diperiksa. Hal tersebut dimaksudkan agar terciptanya suatu hukum baru karena secara prinsip para hakim tersebut berpegang teguh pada pemikiran judge made law. Dimana para hakim tersebut dituntut untuk senantiasa dapat menjawab dan memberikan kepastian hukum terhadap permasalahan-permasalahan yang timbul dalam masyarakat.
Kejelasan substansi hukum, kejelasan substansi hukum disini adalah
kejelasan dari peraturan itu sendiri, peraturan perundang-undangan haruslah memberikan kepastian hukum.
Kecanggihan teknologi, yang mutakhir sebagai alat bantu untuk
memngungkap kebenaran, semisal tes DNA untuk mengetahui bapak kandung dari anak.
Efektifnya alternatif penyelesaian sengketa, jika negosiasi atau mediasi berhasil, maka membuat proses pengadilan yang dirasa lama, membingungkan, dan memakan biaya dapat dihentikan.
Pengalaman hakim, seberapa banyak hakim berpraktik dan belajar dari kesalahan serta mengacu pada hakim senior, merupakan pengalaman
yang diperoleh dan akan berpengaruh terhadap berbagai kasus yang dihadapinya.
Kesehatan atau kondisi fisik hakim, hakim diharapkan dalam posisi yang
sehat sehingga pikirannya dapat fokus dalam menangani permasalahan.
Keyakinan hakim dalam memutus perkara, keyakinan dapat digunakan sebagai bukti dalam pengadilan, hal ini terkadang dapat mempengaruhi putusan pengadilan. Hakim bisa merasakan berdasarkan keyakinannya saksi tersebut berkata benar atau tidak. Hal ini tentunya dapat didukung dengan pengalaman-pengalaman hakim.
Dukungan dari aparat penegak hukum lainnya, dukungan sebagaimana dimaksud adalah TNI/Polri, untuk kasus-kasus tertentu yang membahayakan keselamatan hakim, saat sidang dilakukan secara terbuka untuk umum, saat hakim merasa dalam keadaan bahaya yang mengancam dirinya dapat dipastikan putusan tidak bisa netral.
Stratifikasi sosial, ada kelas-kelas di dalam masyarakat. Di bidang ekonomi ada kelas atas, menengah dan kelas bawah, jika orang kaya atau pengusaha akan ada sedikit perhatian lebih untuk pemutusannya.
Budaya, orang yang lebih berbudaya akan semakin mendapat perhatian lebih dalam pemutusannya, misal Sultan Yogyakarta yang berperkara.
Hal ini merupakan kewajaran, bagaimana jika Anda sendiri yang menjadi hakimnya.
Organisasi, orang yang memiliki posisi tinggi di dalam organisasi, misal ketua Maejlis Ulama Indonesia, Ikatan Dagang Indonesia, Ikatan Notaris Indonesia, Persatuan Advokat Indonesia, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia, mereka adalah orang-orang yang dapat mempengaruhi hukum.
Hal-hal yang mempengaruhi putusan pengadilan tentunya bukan itu saja, selanjutnya Hal-hal yang mempengaruhi putusan pengadilan akan dibahas lebih mendalam lagi oleh penulis, melalui buku lain.
bab vii organisasi buruh