Perjanjian Kerja Bersama

D. Perjanjian Kerja Bersama

Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja atau serikat buruh atau beberapa serikat pekerja atau serikat buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak. Dengan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian kerja bersama tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam hal isi perjanjian kerja bersama bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka ketentuan yang bertentangan tersebut batal demi hukum dan yang berlaku adalah ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.

Sepertinya hal ini sudah umum di dalam hukum perdata Pasal 1320 BW tentang syarat sahnya perjanjian:

1. Sepakat,

2. Kecakapan,

3. Objekya tertentu,

4. Kausa yang halal

a. Syarat subjektif Yaitu poin 1 dan 2 tentang kesepakatan dan kecakapan bertindak. Akibat hukumnya dapat dibatalkan oleh para pihak.

b. Syarat objektif c dan d Yaitu adanya pekerjaan yang diperjanjikan dan pekerjaan itu dikarenakan suatu sebab yang halal. Akibat hukumnya batal demi hukum

Untuk memudahkan mengartikan apa itu perjanjian kerja bersama maka harus diketahui pengertian pengusaha dan serikat buruh.

Pengusaha adalah dalam Pasal 1 angka 5 UU No. 13-2003 menyebutkan pengertian pengusaha:

? orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri. ? orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya.

? orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.

Serikat pekerja adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya

Perjanjian kerja bersama dibuat oleh serikat buruh atau beberapa serikat buruh yang telah tercatat pada Dinas Tenaga Kerja dengan pengusaha atau beberapa pengusaha yang penyusunan dilaksanakan secara musyawarah. Dalam hal musyawarah sangat dimungkinkan antara serikat pekerja dengan pengusaha tidak mencapai kesepakatan, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Perjanjian kerja bersama dibuat oleh serikat buruh atau beberapa serikat buruh yang telah tercatat pada Dinas Tenaga Kerja dengan pengusaha atau beberapa pengusaha yang penyusunan dilaksanakan secara musyawarah. Dalam hal musyawarah sangat dimungkinkan antara serikat pekerja dengan pengusaha tidak mencapai kesepakatan, maka penyelesaiannya dilakukan melalui

Apabila serikat pekerja atau serikat buruh memiliki jumlah anggota lebih dari 50% dari jumlah seluruh pekerja di perusahaan yang bersangkutan maka sudah dapat mewakili buruh untuk membuat perjanjian kerja bersama. Apabila dalam hal di satu perusahaan hanya terdapat satu serikat pekerja/serikat buruh tetapi tidak memiliki jumlah anggota lebih dari 50% maka dapat dilakukan pemungutan suara untuk mencapai 50%. Dalam hal masih saja tidak tercapai maka serikat pekerja yang bersangkutan dapat mengajukan kembali permintaan untuk merundingkan perjanjian kerja bersama dengan pengusaha setelah melampaui jangka waktu 6 (enam) bulan (Pasal 119 UU No. 13-2003).

Bagan 2.

1 (Satu) Serikat Pekerja

Jumlah anggota serikat pekerja 50%+1 dibuatkan perjanjian kerja bersama

Jumlah anggota serikat pekerja 50%+1 dibuatkan perjanjian kerja bersama

Jika pemungutan suara gagal, maka pengajuan pembuatan perjanjian kerja bersama

diajukan kembali setelah 6 (enam) bulan

Sumber: UU No. 13-2003, diolah.

Dalam hal di satu perusahaan terdapat lebih dari 1 (satu) serikat buruh maka yang berhak mewakili pekerja/buruh melakukan perundingan dengan pengusaha yang jumlah keanggotaannya lebih dari 50%. Jika, tidak terpenuhi, maka serikat buruh dapat melakukan koalisi sehingga tercapai jumlah lebih dari 50%. Jika masih tidak terpenuhi, maka serikat buruh membentuk tim perunding yang keanggotaannya ditentukan secara proporsional berdasarkan jumlah anggota masing-masing serikat buruh. Di dalan UU No. 13-2003 tidak disebutkan kelanjutan dari Pasal 120 ayat (3) yang memuat dibentuknya tim perunding jika koalisi gagal. Menurut penulis Dalam hal di satu perusahaan terdapat lebih dari 1 (satu) serikat buruh maka yang berhak mewakili pekerja/buruh melakukan perundingan dengan pengusaha yang jumlah keanggotaannya lebih dari 50%. Jika, tidak terpenuhi, maka serikat buruh dapat melakukan koalisi sehingga tercapai jumlah lebih dari 50%. Jika masih tidak terpenuhi, maka serikat buruh membentuk tim perunding yang keanggotaannya ditentukan secara proporsional berdasarkan jumlah anggota masing-masing serikat buruh. Di dalan UU No. 13-2003 tidak disebutkan kelanjutan dari Pasal 120 ayat (3) yang memuat dibentuknya tim perunding jika koalisi gagal. Menurut penulis

Bagan 3.

Lebih 1 (Satu) Serikat Pekerja

Yang berhak mewakili buruh adalah yang memiliki anggota 50%

Jika tidak tercapai bisa dilakukan koalisi

Jika tidak tercapai dibuat tim perunding

Jika gagal, maka pengajuan pembuatan perjanjian kerja bersama diajukan kembali

setelah 6 (enam) bulan

Sumber: UU No. 13-2003, diolah.

Prosedur yang begitu demokratis seperti ini pada kenyataannya tidak berjalan dengan baik. Pengusaha sering kali memanfaatkan prosedur

rumit ini untuk kepentingannya. Contohnya, ada serikat pekerja bentukan pengusaha, yang tentunya akan menguntungkan pihak perusahaan. Ada lagi ketua serikat pekerja yang pro perusahaan. Pastinya hal-hal demikian akan menimbulkan iklim kerja yang tidak harmonis.

yang

cukup

Masa berlakunya perjanjian kerja bersama paling lama 2 (dua) tahun. Kenapa dibuat 2 (dua) tahun, sepertinya pembuat undang- undang memikirkan ke depan, karena menemukan pengusaha dengan serikat pekerja dalam 1 (satu) kursi untuk berunding adalah sulit sekali. Jika dirasa masih sesuai dan menguntungkan kedua belah pihak maka perjanjian kerja bersama dapat diperpanjang masa berlakunya paling lama 1 (satu) tahun sesuai kesepakatan tertulis para pihak.

Perjanjian kerja bersama paling sedikit memuat: hak dan kewajiban pengusaha; hak dan kewajiban serikat pekerja/serikat buruh serta pekerja/buruh; jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya perjanjian kerja bersama; tanda tangan para pihak pembuat perjanjian kerja bersama.

Pengusaha, serikat pekerja dan pekerja wajib melaksanakan ketentuan yang ada di dalam perjanjian kerja bersama. Karena ini adalah sebuah kesepakatan yang sah menurut undang-undang jika salah satu mengingkarinya, hal ini merupakan sebuah wan prestasi.

Pengusaha dan serikat pekerja wajib memberitahukan isi perjanjian kerja bersama atau perubahannya kepada seluruh pekerja, karena perjanjian kerja bersama ini dibuat untuk seluruh anggota perusahaan. Sesuai dengan asas hukum perjanjian adalah keterbukaan. Dalam hal ini pengusaha harus mencetak dan membagikan naskah perjanjian kerja bersama kepada setiap buruh atas biaya perusahaan. Biasanya ini dalam bentuk buku saku yang mudah untuk dibawa.

Pengusaha dilarang mengganti perjanjian kerja bersama dengan peraturan perusahaan, selama di perusahaan yang bersangkutan masih ada serikat buruh. Karena jika dilihat dari sifatnya perjanjian kerja bersama derajatnya masih lebih tinggi dari pada peraturan perusahaan. Perjanjian kerja bersama dibuat berdasarkan musyawarah. Sedangkan peraturan perusahaan dibuat sepihak oleh pengusaha. Kecuali, jika dalam hal di perusahaan tidak ada lagi serikat pekerja dan perjanjian kerja bersama dapat diganti dengan peraturan perusahaan, namun ketentuan yang ada dalam peraturan perusahaan tidak boleh lebih rendah dari ketentuan yang ada dalam perjanjian kerja bersama.

Perjanjian kerja bersama mulai berlaku pada hari penandatanganan kecuali ditentukan lain dalam perjanjian kerja bersama. Perjanjian kerja bersama harus segera didaftarkan oleh pengusaha pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setelah ditanda tangani kedua belah pihak. Instansi disini adalah Dinas Tenaga Kerja setempat.

Ketentuan pembuatan perjanjian kerja bersama di atas agar memiliki keotentikan maka harus memenuhi syarat Pasal 1868 BW, antara lain:

F Bentuknya sesuai dengan undang-undang,

F Dibuat oleh atau dihadapan pegawai-pegawai umum (notaris),

F Pegawai umum tersebut berkuasa di wilayahnya (kompetensi relatif). Tidak dilaksanakan sepenuhnya Pasal 1868 BW di atas, maka perjanjian kerja bersama tersebut hanya mempunyai kekuatan bukti F Pegawai umum tersebut berkuasa di wilayahnya (kompetensi relatif). Tidak dilaksanakan sepenuhnya Pasal 1868 BW di atas, maka perjanjian kerja bersama tersebut hanya mempunyai kekuatan bukti