Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Peningkatan kualitas pembelajaran IPA sulit tercapai jika laboratorium tidak dikelola dengan baik. Pengelolaan laboratorium merupakan usaha untuk
mengelola laboratorium berdasar konsep manajemen baku. Berbagai peralatan yang canggih disertai dengan keberadaan staf yang terampil, belum tentu dapat
mengoperasikan laboratorium dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen pengelolaan laboratorium dengan baik. Oleh karena itu manajemen
pengelolaan laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari Suhandoyo, 2009: 1.
Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal
dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Fungsi-fungsi dalam manajemenpengelolaan meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
koordinasi, komunikasi, pengarahan, pelaksanaan, dan pengawasan. Sedangkan Ngalim Purwanto 2009: 14 menambahkan fungsi manajemenpengelolaan
dengan kegiatan evaluasi. Dalam pengelolaan laboratorium meliputi beberapa aspek yaitu sebagai berikut: 1 Perencanaan, 2 Pelaksanaan, 3 evaluasi. Selain
itu pengelolaan laboratorium berkaitan dengan para pengelola dan fasilitas laboratorium bangunan, peralatan laboratorium, eksperimen biologi, bahan
kimia. Pengelola laboratorium di sekolah pada tingkat SMP umumnya sebagai
berikut: 1 Kepala Sekolah; 2 Penanggung jawab Teknis laboratorium IPA; 3 Penanggung jawab laboratorium Bidang Studi; 4 Laboran Depdikbud, 1997-
1998: 11. Para pengelola tersebut mempunyai tugas dan kewenangan yang
berbeda namun tetap sinergi dalam pencapaian tujuan bersama yang telah
ditetapkan.
Hasil observasi peneliti pada SMP N di Kecamatan Mlati Arum, 15 Maret 2010 melalui wawancara dengan salah satu guru IPA mengungkapkan
bahwa keberadaan laboratorium IPA berfungsi sebagai pendukung proses pembelajaran IPA di sekolah sehingga kualitas hasilnya semakin meningkat.
Idealnya supaya laboratorium dapat di manfaatkan dengan baik maka perlu dilakukan pengembangan laboratorium IPA. Dalam pengembangan laboratorium
IPA yang ada pada SMP N di Kecamatan Mlati mengalami kendala antara lain: 1 rendahnya pengelolaan laboratorium; 2 Keterbatasan dana untuk
mengadakan peralatan yang baru, memperbaiki peralatan yang rusak, atau mengadakan spare parts; 3 Peralatan laboratorium tidak tersedia dalam jumlah
dan kualitas yang memadai sehingga setiap siswa tidak dapat melaksanakan praktikum dengan 1 peralatan; 4 masih adanya sekolah yang menjadikan
laboratorium sebagai multi fungsi, selain sebagai tempat praktik atau pembelajaran, contohnya laboratorium IPA digunakan sebagai ruang rapat dan
ujian. Melihat keadaan yang terjadi menyangkut pengelolaan laboratorium IPA
maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana pengelolaan laboratorium IPA SMP N di Kecamatan Mlati. Mengingat pentingnya pengelolaan laboratorium
disekolah khususnya SMP, maka menjadi sesuatu yang baik jika sekolah dalam mengelola laboratorium IPA yang merupakan sarana pendidikan dikelola dengan
optimal. Peneliti mengambil lokasi penelitian pada SMP N di Kecamatan Mlati
karena dinilai SMP N di Kecamatan Mlati letaknya strategis dan berada di perbatasan antara desa dan kota, di tepi jalan yang menghubungkan kota
dan desa. Selain itu antusias masyarakat untuk bersekolah pada SMP N di Kecamatan Mlati sangat tinggi.