49
Selain itu juga karena adanya penghargaan yang diberikan bagi tiga pasangan terbaik. Setiap pasangan kelompok bersaing agar lebih
aktif dalam pembelajaran. Hasil wawancara dengan guru sebagai kolabolar di kelas juga menjelaskan bahwa dengan teknik
think-pair- share
dapat meningkatkan aktivitas siswa. Wawancara dengan siswa juga menjelaskan bahwa metode koopertaif teknik TPS membuat
mereka lebih bersemangat dan aktif. Peningkatan pemahaman dan aktivitas siswa mempengaruhi nilai siswa pada nilai test siklus I
dibandingkan nilai
pre test
sebelumnya.
2. Refleksi Siklus I
Setelah dilakukan observasi setiap masing-masing pertemuan pada siklus I, guru dan peneliti sebagai kolabolator berdiskusi dan melakukan
refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan metode
cooperative learning
Teknik
think-pair-share
pada siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi pelaksanaan siklus I,
diperoleh permasalahan dalam pelaksanaan tindakan yaitu antara lain masih banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas individual dengan
baik dan benar, masih terdapat siswa yang tidak serius dan antusias memperhatikan penjelasan peneliti di depan kelas dan masih banyak
siswa yang canggung menjelaskan hasil jawaban tugas individual kepada teman pasangannya. Selain itu juga beberapa siswa masih belum bisa
menjelaskan hasil jawabannya karena tidak mengerti materi yang diajarkan sehingga siswa hanya diam saja di kelas serta tidak aktif di
50
dalam kelas. Banyak kelompok pasangan yang tidak bisa menjelaskan hasil diskusi di depan kelas. Dari beberapa hasil observasi yang
diperoleh, dapat diperoleh hasil bahwa penerapan metode
cooperative learning
teknik
think-pair-share
pada siklus I untuk penilaian aktivitas siswa dan peningkatan pemahaman materi belum berhasil, karena belum
mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan. Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan penelitian siklus I, peneliti
dan guru sebagai kolabolator berdiskusi untuk melakukan perbaikan dan usaha pada siklus II agar pembelajaran dalam mengaktifkan siswa serta
meningkatkan pemahaman siswa dapat berhasil dengan baik sesuai kriteria yang ditentukan. Adapun usaha perbaikan yang dilakukan yaitu
peneliti membuat media yang berbeda dalam pembelajaran siklus II agar siswa tidak mengantuk dan bosan dengan penjelasan peneliti yang
monoton. Selain itu juga peneliti merubah pasangan kelompok siswa berdasarkan hasil observasi tingkat aktivitas dan pemahaman siswa skor
tertinggi dengan yang terendah dan skor yang sedang dengan skor yang sedang. Pembagian kelompok pasangan dapat dilihat pada Lampiran 2:
Tabel 2. Pembagian kelompok pasangan berdasarkan skor siswa. Peneliti menyiapkan
doorprize
atau hadiah kecil kepada siswa yang aktif bertanya dan memberikan pendapat saat menyimak penjelasan
pasangan yang tampil di depan kelas. Sebelum memulai pelajaran, Guru dan siswa memberikan motivasi agar setiap siswa aktif berdiskusi
sehingga dapat meningkatkan pemahaman materi siswa. Selama diskusi
51
berpasangan
pairing
berlangsung, guru dan peneliti berkeliling dan mengawasi jalannya diskusi, terlebih lagi pasangan siswa yang tidak
serius pada pelaksanaan diskusi siklus I. Peneliti dan guru juga aktif berkeliling mengecek siswa dalam mengerjakan tugas individual agar
siswa serius dan bertanggung jawab terhadap tugas individual yang diberikan.
3. Observasi Siklus II