51
berpasangan
pairing
berlangsung,  guru  dan  peneliti  berkeliling  dan mengawasi  jalannya  diskusi,  terlebih  lagi  pasangan  siswa  yang  tidak
serius  pada  pelaksanaan  diskusi  siklus  I.  Peneliti  dan  guru  juga  aktif berkeliling  mengecek  siswa  dalam  mengerjakan  tugas  individual  agar
siswa  serius  dan  bertanggung  jawab  terhadap  tugas  individual  yang diberikan.
3.  Observasi Siklus II
Siklus  II    dilakukan  oleh  4  orang  kolabolator  yaitu  guru,  peneliti, dan  dua  orang
observer
yang  masing-masing  bertugas  mengamati aktivitas  dan  pemahaman  siswa  selama  proses  pembelajaran  sesuai
dengan  kriteria  yang  telah  ditulis  dalam  lembar  pengamatan.  Masing- masing  melakukan  pengamatan  terhadap  proses  jalannya  pelaksanaan
pembelajaran. Adapun hasil pengamatan adalah sebagai berikut : a.
Pertemuan Pertama
Hasil  observasi  siklus  II  pertemuan  pertama,  hampir  seluruh siswa  sudah  mulai  aktif  di  dalam  kelas,  hal  ini  dikarenakan  adanya
pertukaran  pasangan  kelompok  yang  sebelumnya  hanya  teman bangku  sehari-hari.  Siswa  dengan  aktivitas  dan  pemahaman  yang
rendah  dibantu  oleh  siswa  dengan  skor  yang  tinggi  sehingga  siswa lebih  serius,  namun  masih  terdapat  siswa  yang  canggung  karena
teman pasangan yang berbeda dari biasanya.
52
b.
Pertemuan Kedua
Hasil observasi  siklus  II pertemuan kedua, siswa sudah mulai terbiasa dengan teman pasangan  yang baru, siswa  yang sebelumnya
memiliki skor penilaian rendah menjadi meningkat beberapa persen. Siswa  tidak  lagi  merasa  canggung  dan  malu  dengan  teman
pasangannya.  Sebagian  besar  siswa  sudah  mulai  aktif  dan  tanggap
dalam pembelajaran di dalam kelas. 4.  Refleksi Siklus II
Setelah  siklus  II  dengan  dua  kali  pertemuan  selesai  dilaksanakan, peneliti dan guru bersama-sama melakukan refleksi terhadap pelaksanaan
pembelajaran  dengan  metode
cooperative
teknik
think-pair-share.
Berdasarkan  hasil  pengamatan  dan  observasi  pelaksanaan  penelitian, maka  diperoleh  hasil  yaitu  pelaksanaan  pembelajaran  pada  siklus  II
menunjukkan    kemajuan  dibandingkan  siklus  I,  adanya  usaha  perbaikan dari  refleksi  siklus  I  membuat  siswa  menjadi  lebih  aktif.  Selain  itu
adanya  usaha  perbaikan  dengan  cara  mengganti  anggota  pasangan kelompok  berdasarkan  skor  membuat  siswa  lebih  semangat  dalam
kelompok  pasangannya.  Adanya  perbaikan  media  pengajaran  dan pasangan  yang  berbeda  membuat  siswa  lebih  mudah  memahami  materi
yang  sedang  dipelajari,  siswa  dapat  memahami  materi  dengan  baik melalui  pasangannya  jika  belum  paham.  Dari  siklus  II,  diperoleh  hasil
bahwa pelaksanaan metode
cooperative learning
teknik
think-pair-share
siklus  II  berjalan  dengan  baik,  hal  ini  juga  ditunjukkan  tidak  adanya
53
penambahan  pertemuan  jam  pelajaran  untuk  mencapai  kriteria keberhasilan pembelajaran.
C.  Pembahasan